Gresik memiliki banyak tradisi Salah satu seni tradisi yang masih dipegang teguh dan dipelihara adalah Kesenian "PENCAK MACAN". Seni tradisi Pencak Macan adalah adalah salah satu kesenian sebagai pengiring dalam arak-arakan pengantin tradisional masyarakat Lumpur Kecamatan Gresik Kabupaten Gresik. Tradisi ini merupakan budaya warisan leluhur yang berusia ratusan tahun yang hingga sekarang masih terjaga kelestariannya. Filosofi dari pada Pencak Macan pada dasarnya adalah kembali kepada jati diri manusia itu sendiri. Manusia adalah makhluk yang paling sempurna diantara makhluk-makhluk lain ciptaan Allah SWT, di dunia yang fana ini. Manusia jika iman dan taqwanya tidak dijaga, dibangun dan ditingkatkan apalagi mulai menipis maka godaan-godaan dalam kehidupan terutama godaan syetan akan mampu mengalahkannya, bisa-bisa manusia itu sendiri akan berubah menjadi makhluk lain seperti : macan, monyet (ketek/kera), bahkan menjadi gondoruwo jika manusia itu terpeleset dan masuk jurang keg...
Gresik memiliki banyak makanan khas, dan salah satunya adalah Bonggolan. Bentuk makanan ini seperti pempek lenjeran, lonjong berwarna putih dibungkus daun dan berbau khas ikan. Kadang langsung dimakan begitu saja, tetapi ada juga yang diiris selebar 1 hingga 2 cm dan digoreng. Biasanya dibuatkan kuah tauco seperti kuah pempek atau dicocol dengan bumbu kacang. Dapat juga diiris tipis-tipis dan dijemur sampai kering, nah jadi kerupuk mentah yang siap digoreng. Warga pesisiran di Gresik utara menamakan makanan ini bonggolan. Entah siapa yang menamai dan kenapa menggunakan nama itu belum ada yang tahu. Tetapi yang pasti nama ini sudah familier di telinga warga setempat. Rasanya yang gurih dan kenyal membuat semua golongan usia sangat menggemari. Menurut Zaky, warga Kecamatan Sidayu, proses pembuatan bonggolan tidaklah rumit tetapi butuh kesabaran. Bahan yang diperlukan adalah ikan mentah, tepung kanji, bawang putih, garam, penyedap rasa jika suka dan air panas. "Jenis ikannya terse...
Satu lagi tradisi warisan Walisongo yang hingga kini masih dilestarikan. Yaitu tradisi menggelar Pasar Bandeng di pusat kota Gresik. Tradisi ini pertama kali diadakan oleh Sunan Giri untuk mengangkat perekonomian rakyat setempat. Dua dari sembilan Walisongo penyebar agama islam yang berada di Gresik sangat berpengaruh dalam membangun tatanan budaya masyarakat Gresik. Keduanya adalah Syekh Maulana Malik Ibrahim dan Raden Paku atau Sunan Giri. Melalui jalan perdagangan, Ainul Yaqin, nama kecil Sunan Giri melakukan dawah kepada masyarakat. Kala itu, di abad 15 Sunan Giri mulai membantu perekonomian masyarakat dengan cara mengolah dan memasarkan hasil bumi. Hingga kini, masyarakat Gresik masih melestarikan warisan Sunan Giri yaitu dengan membuat dan menjual kue Pudak dan penyelenggaraan Pasar Bandeng. Adanya Pasar Bandeng ini untuk menyambut datangnya hari raya Idul Fitri . Sehingga, pada hari lebaran tiba, hampir seluruh penduduk kota Gresik makan dengan menu utama bandeng dengan ber...
Nasi Rumo atau Sego Rumo ini adalah salah satu makanan khas Kota Gresik. Seperti Namanya, makanan ini konon berasal dari desa Rumo Kec. Manyar Kab. Gresik. Nasi Rumo ini berisi bahan-bahan antara lain ; Nasi / Lontong, sejenis sayur-sayuran yang katanya diambil dari tambak, ditambah campuran berbentuk bubuk seperti srundeng [parutan kelapa yg digoreng halus]. sehingga memakan nasi ini seakan lidah kita yang pertama-tama akan merasakan buburnya yang gutih dan sedikit manis, ditambah dengan kukusan dedaunan yang gutih juga, sehingga akan menampakan enak yang beradu dengan pedasnya taburan srundeng yang ada tersebut. RM/Toko yang Menyediakan : Nasi Krawu Bu Azza Rumah Makan Alamat: Jalan Panglima Sudirman No.83A, Gapurosukolilo, Kabupaten Gresik, Jawa Timur 61111 Telepon: (031) 3972324
Disamping terkenal dengan agroindustrinya, kota Gresik juga kerap dijadikan sebagai tempat melepas lelah. Seperti halnya berwisata di telaga buatan Ngipik, Makam Sunan Giri, serta masih banyak lagi beberapa tempat agrowisata Gresik yang siap mengisi liburan santai anda. Jika anda melintasi ruas jalan Jawa, Gresik akan dijumpai rindangnya pohon-pohon yang berdiri berjajar di satu tempat sejuk. Warga Gresik yang berkunjung, sering menyebutnya Bundaran Gresik Kota Baru (GKB). Disana banyak dijumpai para penjajah makanan dan minuman khas kota Gresik. Untuk anda yang ingin sajian segar-segar di sore hari, coba saja Es Siwalan. Bahannya dari buah siwalan segar yang dipotong kotak-kotak memanjang. Untuk sirupnya, berasal dari air siwalan yang dimasak mendidih bersama perasan santan kelapa. Rasa manis yang dihasilkan pun tidak terlalu manis tapi cukup legit dan gurih karena ada aroma rasa santan didalamnya.
Kota Gresik memang kaya akan kuliner, selain terkenal dengan pudak dan nasi krawu, Gresik masih memiliki banyak makanan khas sebenarnya, dan salah satunya adalah jubung. Jubung, bentuknya yang bulat dan kecil dengan taburan wijen, membuat makanan atau jajanan khas Gresik ini terlihat imut-imut dan menggemaskan, dan membuat penasaran akan rasanya juga. Jubung "si hitam manis" ini berbahan dasar ketan hitam, Jubung hadir dalam bentuk kecil dan di taruh dalam wadah yang terbuat dari pohon pinang. Dari proses awal, pembuatan Jubung sendiri memerlukan waktu sedikitnya 24 jam, mulai dari merendam ketan, mengggiling, memasak hingga membungkusnya. Setiap hari, Fahri menghabiskan 15 kilo gram ketan hitam, 15 kilo gram ketan putih, 60 buah kelapa dan 16 kilo gram gula pasir, yang di masak masing-masing 5 kilo gram campuran ketan pada wajan besar. Mula-mula, ketan yang sudah di rendam selama 12 jam ini, di giling hingga halus. Saat bersamaan, parutan kelapa di ambil sarinya, kemudian di masak...
Bubur Harisa merupakan salah satu makanan khas dari kota "Pudak" Gresik. makanan ini memiliki tekstur dan rasa seperti makanan dari Timur Tengah. Yaa... karena makanan ini menurut cerita turun temurun pertama kali dibuat oleh Sunan Maulana Malik Ibrahim "walisongo" sekitar 500 tahun yang lalu. Bahan utama bubur Harissa adalah daging kambing yang berusia 3 tahun lebih. Bisa juga menggunakan daging ayam kampung atau daging sapi. Daging kambing ini, di masak dalam tungku dan panci besar selama kurang lebih 5 jam. Bahan-bahan lain yang tak kalah pentingnya adalah gandum, tepung beras dan tepung ketan, bawang putih, merica, jahe, cengkeh serta minyak samin. Setelah daging kambing cukup matang, selanjutnya, gandum di tambahkan ke dalam panci serta di aduk hingga daging kambing terpisah dari tulangnya. Setelah itu, tepung serta berbagai bumbu lainnya di masukkan panci.
Jaman dahulu kala, tersebutlah sepasang pengantin baru yang dilanda asmara. Di sebuah desa kecil yang damai, dikelilingi hutan yang masih belum banyak dijamah manusia. Hanya suara-suara burung dan binatang hutan, menambah syahdunya dua anak muda yang sedang bercengkrama di bawah pohon bambu yang rindang. Dua anak muda yang sedang dimabuk cinta, tidak menghiraukan keluarga yang lalu lalang sibuk dengan pekerjaan rumah tangga. Bagi pengantin baru, hari ini ibarat bulan madu, seperti cuti sebentar dari penat pekerjaan sawah ladang, atau menggembala ternak. Hari ini canda tawa, kasih mesra tiada bosan. Terdengarlah tawa-tiwi, dan suara lirih namun tapi cukup jelas. Diantara suara burung dan hembusan angin sepoi, berkata sang gadis dengan mesra, "keri Cak" Kata dalam bahasa jawa "keri Cak" berarti "geli abang". Tidak jelas apa yang mereka lakukan, tapi bisa dibayangkan biasanya kalau urusan geli, besar kemungkinan karena ketiak dan telapak kaki. Mungkin mereka bermain siapa yang pali...
Nasi Sayur (bahasa Jawa sega sayur) adalah salah satu makanan khas Kota Surabaya. Makanan sederhana ini bahan-bahannya antara lain sayur sawi, cabe, mie kuning dan daging ayam yang dimasak bersama-sama dengan bumbu khusus, kemudian di tumis jadi satu. hasil tumisan ini kemudian dituangkan di atas nasi putih atau nasi goreng sesuai selera. Penjual biasanya menanyakan berapa banyak cabe yang ingin dicampurkan di dalam tumisan tersebut. Penjual biasanya juga menjual Nasi Goreng Jawa, Bakmi Goreng Jawa, Bihun Goreng Jawa. Pelopor masakan ini pertama kali adalah P. Djo yang sekitar tahun 1988 mulai ber jualan di jalan Tidar , Surabaya ( pada saat itu di samping tempat Biliard Aurora ). RM/Toko yang Menyediakan : Mr. Djo's Vegetables Rice Diner Address: Food Festival Mutiara No 17 Surabaya, Jl. Kejawan Putih Tambak, Kejawaan Putih Tamba, Mulyorejo, Kota SBY, Jawa Timur 60112 Phone: 0856-4993-0270