Cerita Rakyat
Cerita Rakyat
Cerita Rakyat Jawa Timur Gresik
Asal Usul Dusun Kricak
- 27 Februari 2012

Jaman dahulu kala, tersebutlah sepasang pengantin baru yang dilanda asmara. Di sebuah desa kecil yang damai, dikelilingi hutan yang masih belum banyak dijamah manusia. Hanya suara-suara burung dan binatang hutan, menambah syahdunya dua anak muda yang sedang bercengkrama di bawah pohon bambu yang rindang.

Dua anak muda yang sedang dimabuk cinta, tidak menghiraukan keluarga yang lalu lalang sibuk dengan pekerjaan rumah tangga. Bagi pengantin baru, hari ini ibarat bulan madu, seperti cuti sebentar dari penat pekerjaan sawah ladang, atau menggembala ternak. Hari ini canda tawa, kasih mesra tiada bosan.

Terdengarlah tawa-tiwi, dan suara lirih namun tapi cukup jelas. Diantara suara burung dan hembusan angin sepoi, berkata sang gadis dengan mesra, "keri Cak" Kata dalam bahasa jawa "keri Cak" berarti "geli abang". Tidak jelas apa yang mereka lakukan, tapi bisa dibayangkan biasanya kalau urusan geli, besar kemungkinan karena ketiak dan telapak kaki. Mungkin mereka bermain siapa yang paling kuat tahan geli, ketika ketiak atau telapak kaki saling digelitik.

Gabungan dua kata, etimologi, "keri dan cak", lambat laun menjadi Kricak. Akhirnya kondanglah desa kecil ini dengan sebutan Kricak. Dusun Kricak sendiri termasuk dalam pememrintahan Desa Karangankidul Kecamatan Benjeng Kabupaten Gresik. Sedangkan asal-usul sejarah nama Kricak dengan versi pengantin baru, adalah salah satu cerita rakyat yang berkembang di desa ini.

Versi lain dari asal-usul nama Kricak, adalah gabungan dari dua kata "keri nang incak". Artinya "geli di telapak kaki". Anda tahu sendiri jaman dahulu belum ada sandal, apalagi sepatu kets dan fantovel. Karena sering "nyeker" ndak pakai alas kaki, telapak kaki mereka tebal, sampai "kapalen".

Desa ini banyak tanaman berduri, seperti bambu, klampis, dan lom. Dan jika rantingnya yang banyak duri tadi mengering dan patah, jatuh ke tanah, maka berserakanlah duri di mana-mana. Selain itu Mungkin juga dulu banyak batu kerikil kecil yang lancip.

Nah, bagi orang jaman dahulu, yang sudah biasa keluar masuk hutan, dengan kaki nyeker tanpa alas kaki, hingga telapak kaki tebal kapalen, maka ketika berjalan di atas tanah yang banyak durinya, tidak ada rasa sakit. Waktu berjalan, di telapak yang ada hanya rasa geli. Mungkin juga karena ilmu kanuragan orang jaman dahulu sangat hebat, sehingga duri tajam bagi mereka hanya Kricak, "keri nang incak"

Diskusi

Silahkan masuk untuk berdiskusi.

Daftar Diskusi

Rekomendasi Entri

Gambar Entri
Tradisi MAKA
Seni Pertunjukan Seni Pertunjukan
Nusa Tenggara Barat

MAKA merupakan salah satu tradisi sakral dalam budaya Bima. Tradisi ini berupa ikrar kesetiaan kepada raja/sultan atau pemimpin, sebagai wujud bahwa ia bersumpah akan melindungi, mengharumkan dan menjaga kehormatan Dou Labo Dana Mbojo (bangsa dan tanah air). Gerakan utamanya adalah mengacungkan keris yang terhunus ke udara sambil mengucapkan sumpah kesetiaan. Berikut adalah teks sumpah prajurit Bima: "Tas Rumae… Wadu si ma tapa, wadu di mambi’a. Sura wa’ura londo parenta Sara." "Yang mulia tuanku...Jika batu yang menghadang, batu yang akan pecah, jika perintah pemerintah (atasan) telah dikeluarkan (diturunkan)." Tradisi MAKA dalam Budaya Bima dilakukan dalam dua momen: Saat seorang anak laki-laki selesai menjalani upacara Compo Sampari (ritual upacara kedewasaan anak laki-laki Bima), sebagai simbol bahwa ia siap membela tanah air di berbagai bidang yang digelutinya. Seharusnya dilakukan sendiri oleh si anak, namun tingkat kedewasaan anak zaman dulu dan...

avatar
Aji_permana
Gambar Entri
Wisma Muhammadiyah Ngloji
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
SMP Negeri 1 Berbah
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

SMP Negeri 1 Berbah terletak di Tanjung Tirto, Kelurahan Kalitirto, Kecamatan Berbah, Sleman. Gedung ini awalnya merupakan rumah dinas Administratuur Pabrik Gula Tanjung Tirto yang dibangun pada tahun 1923. Selama pendudukan Jepang, bangunan ini digunakan sebagai rumah dinas mandor tebu. Setelah Indonesia merdeka, bangunan tersebut sempat kosong dan dikuasai oleh pasukan TNI pada Serangan Umum 1 Maret 1949, tanpa ada yang menempatinya hingga tahun 1951. Sejak tahun 1951, bangunan ini digunakan untuk kegiatan sekolah, dimulai sebagai Sekolah Teknik Negeri Kalasan (STNK) dari tahun 1951 hingga 1952, kemudian berfungsi sebagai STN Kalasan dari tahun 1952 hingga 1969, sebelum akhirnya menjadi SMP Negeri 1 Berbah hingga sekarang. Bangunan SMP N I Berbah menghadap ke arah selatan dan terdiri dari dua bagian utama. Bagian depan bangunan asli, yang sekarang dijadikan kantor, memiliki denah segi enam, sementara bagian belakangnya berbentuk persegi panjang dengan atap limasan. Bangunan asli dib...

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Pabrik Gula Randugunting
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Pabrik Gula Randugunting menyisakan jejak kejayaan berupa klinik kesehatan. Eks klinik Pabrik Gula Randugunting ini bahkan telah ditetapkan sebagai cagar budaya di Kabupaten Sleman melalui SK Bupati Nomor Nomor 79.21/Kep.KDH/A/2021 tentang Status Cagar Budaya Kabupaten Sleman Tahun 2021 Tahap XXI. Berlokasi di Jalan Tamanmartani-Manisrenggo, Kalurahan Tamanmartani, Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, pabrik ini didirikan oleh K. A. Erven Klaring pada tahun 1870. Pabrik Gula Randugunting berawal dari perkebunan tanaman nila (indigo), namun, pada akhir abad ke-19, harga indigo jatuh karena kalah dengan pewarna kain sintesis. Hal ini menyebabkan perkebunan Randugunting beralih menjadi perkebunan tebu dan menjadi pabrik gula. Tahun 1900, Koloniale Bank mengambil alih aset pabrik dari pemilik sebelumnya yang gagal membayar hutang kepada Koloniale Bank. Abad ke-20, kemunculan klinik atau rumah sakit di lingkungan pabrik gula menjadi fenomena baru dalam sejarah perkembangan rumah sakit...

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Kompleks Panti Asih Pakem
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Kompleks Panti Asih Pakem yang terletak di Padukuhan Panggeran, Desa Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, merupakan kompleks bangunan bersejarah yang dulunya berfungsi sebagai sanatorium. Sanatorium adalah fasilitas kesehatan khusus untuk mengkarantina penderita penyakit paru-paru. Saat ini, kompleks ini dalam kondisi utuh namun kurang terawat dan terkesan terbengkalai. Beberapa bagian bangunan mulai berlumut, meskipun terdapat penambahan teras di bagian depan. Kompleks Panti Asih terdiri dari beberapa komponen bangunan, antara lain: Bangunan Administrasi Paviliun A Paviliun B Paviliun C Ruang Isolasi Bekas rumah dinas dokter Binatu dan dapur Gereja

avatar
Bernadetta Alice Caroline