Rumah ebei, rumah adat suku Dani, khususnya dihuni kaum wanita yang tinggal di Lembah Baliem, Kabupaten Jayawijaya, Papua. Rumah adat ebei biasanya dibangun berkelompok membentuk komplek dan banyak ditemui disekitar lembah baliem, tempat dimana banyak suku Dani tinggal. Di dalamnya, sekitar 5-6 bangunan berderet rapi di lereng tebing tinggi. Didalam satu komplek, terdiri dari beberapa rumah ebei dan rumah Honai. Dari segi arsitektur, terdapat perbedaan desain antara rumah ebei dan rumah Honai. Rumah Honai biasanya berlantai dua, antara lantai satu dan lantai dua dihubungkan dengan tangga dari kayu atau bambu. Lantai satu sebagai tempat untuk tidur para wanita sedangkan lantai duanya sebagai tempat untuk tidur para lelaki secara melingkar, sedangkan rumah Ebei tidak berlantai dua.Rumah adar suku Dani di Papua ini pada umumnya didesain dengan bentuk melingkar yang memiliki filosofi bentuk melingkar menandakan bahwa warga suku Dani memiliki kesatuan dan persatuan yang tinggi,...
Kain batik banyak digemari karena selain cantik, dia juga memiliki makna tersembunyi di setiap coraknya. Hal ini juga berlaku untuk batik Papua. Meski terbilang baru, setiap guratan motif khas Pulau Cenderawasih ini juga memiliki makna mendalam. Jika di Jawa makna dari setiap motifnya berkaitan dengan sejarah, di Papua juga demikian. Motif-motif pada kain banyak terinspirasi dari lukisan-lukisan di dinding goa. Tak jarang juga berupa fosil, artefak, serta beberapa benda penginggalan zaman purbakala. Sangat kental akan sejarah terpendam dimana kehidupan pada masa itu masih sangat kuno. Paduan warna-warni beragam adalah salah satu ciri khas utama motif Prada. Pola hias utama dari jenis ini banyak terinspirasi dari peninggalan-peninggalan arkeologi yang tersebar di ujung kepulauan Indonesia ini. Salah satunya ialah lukisan-lukisan goa yang terletak di area Kabupaten Biak dan Jayapura. Selain itu, peninggalan sejarah semacam fosil dan artefak purbakala juga...
1. Tari Musyoh Tari Musyoh merupakan salah satu tarian sakral asal Papua, dan tarian ini diadakan jika ada sanak saudara ataupun warga yang mengalami kecelakaan maut dan diperkirakan arwahnya tidak tenang. Jika kita lihat dari unsur gerakannya, tarian ini mencerminkan masyarakat Papua yang lincah dan energik. Dan biasanya penarinya terdiri dari sekelompok penari pria. Menurut budayanya, tarian ini dapat bermanfaat untuk mengusir arwah yang gentayangan. Kostum yang digunakan adalah pakaian adat Papua yang terdiri dari Koteka, Rok rumbai, dan peralatan perang seperti tameng dan tombak. Sedangkan alat musik yang digunakan adalah tifa. 2. Tari Sajojo Tari Sajojo dibuat untuk mencerminkan budaya warga Papua yang senang bergaul. Tarian ini dapat ditarikan dengan jumlah penari yang sangat banyak, tidak terpatok dengan jenis kelamin dan dapat ditarikan oleh anak muda ataupun tua. Konon, tarian ini sudah ada semenjak tahun...
Wamai Wamai merupakan tempat yang digunakan sebagai kandang ternak peliharaan. Hewan yang biasa dijadikan ternak oleh suku wilayah papua misalnya ayam, babi, anjing dan lain-lainnya. Bentuk wamai biasanya persegi tapi ada pula bentuk lain, sangat fleksibel tergantung dari besar dan banyaknya jenis hewan yang dimiliki oleh masing-masing keluarga. Seperti rumah adat di papua, Wamai juga dibuat dengan tiang-tiang penyangga dibuat dari kayu yang berukuran kecil dan atapnya dari jerami. Masyarakat papua memang sudah terbiasa dengan bahan-bahan dari alam. Ini menandakan bahwa alam harus kita jaga, karena alam sangat bermanfaat untuk kita Di Papua, Wamai sendiri diletakan berjauhan dengan rumah warga dan saling berdekatan dengan Wamai lainnya. Hal ini dipercayai oleh masyarakat papua karena dengan seperti itu mereka percaya rumahnya akan terjaga dan hewan ternaknya akan dijaka dengan roh-roh yang ada disitu. Jadi gimana? Tertarik kah anda kesana? Ni...
Dani adalah salah satu dari sekian banyak suku bangsa yang terdapat atau bermukim atau mendiami wilayah Pegunungan Tengah , Papua , Indonesia dan mendiami keseluruhan Kabupaten Jayawijaya serta sebagian kabupaten Puncak Jaya. Suku Dani adalah sekelompok suku yang mendiami wilayah Lembah Baliem di Pegunungan Tengah, Papua. Pemukiman mereka berada di antara Bukit Ersberg dan Grasberg yang menyimpan kandungan emas, perak, dan tembaga. Suku Dani dikenal sejak ratusan tahun lalu sebagai petani yang terampil dan telah menggunakan alat/perkakas yang pada awal mula ditemukan diketahui telah mengenal teknologi penggunaan kapak batu, pisau yang dibuat dari tulang binatang, bambu dan juga tombak yang dibuat menggunakan kayu galian yang terkenal sangat kuat dan berat. Mereka menggantungkan hidup dari alam dengan bercocok tanam sebagai aktivitas utamanya. Setiap hari, Suku Dani menanam sayur mayur kemudian memanen dan menjualnya ke pasar. Dari cara berpakaian pun, mereka masih bany...
Ritual Potong Jari atau biasa disebut dengan Iki Palek merupakan suatu tradisi yang biasa dilakukan oleh suku Dani. Ritual tersebut dianggap sebagai gambaran rasa kehilangan mereka. Ritual ini sangat ekstrim dan menghasilkan rasa sakit yang luar biasa namun bagi suku Dani rasa sakit yang diterima sama halnya dengan rasa sakit yang dirasakan oleh mereka. Rasa sakit yang mereka terima merupakan bukti dari rasa cinta dan kesetiaan mereka. Mereka rela melakukan apapun dalam urusan cinta hingga rela memutus satu ruas jari mereka untuk kerabat yang sudah meninggal. Namun perlu diketahui, ritual potong jari ini hanya dilakukan oleh wanita saja. Wanita di suku Dani akan memotong jari mereka sendiri ketika ada suami/anak/saudara terdekat mereka yang meninggal. Mereka menganggap dengan cara ini mereka dapat menunjukkan rasa cinta dan kesetiannya. Jadi tidaklah aneh apabila banyak ditemui wanita tua di suku Dani yang jarinya terpotong. Banyaknya ruas jari yang terpotong menggambarkan jumlah...
Tradisi Bakar Batu mempunyai suatu makna khusus. Suku-suku di Papua melakukan tradisi tersebut untuk menunjukkan rasa syukur terhadap berkat yang melimpah, pernikahan, penyambutan tamu agung, dan juga sebagai upacara kematian. Selain itu, upacara ini juga dilakukan sebagai bukti perdamaian setelah terjadi perang antar-suku. Tradisi ini juga merupakan ajang untuk berkumpul bagi warga. Tingginya solidaritas dan kebersamaan suku-suku di Papua terlihat dalam tradisi ini. Makna lain dari tradisi ini adalah sebagai ungkapan saling memaafkan antar-warga. Nama Bakar Batu itupun sendiri berbeda-beda di tiap daerah dan sukunya. Masyarakat Paniai menyebutnya dengan Gapii atau 'Mogo Gapii', masyarakat Wamena menyebutnya Kit Oba Isago, sedangkan masyarakat Biak menyebutnya dengan Barapen. Namun, Barapen menjadi istilah yang sering digunakan. Tradisi ini biasa dilaksanakan di kawasan Lembah Baliem, Distrik Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Papua, Indonesia. Namun, kepastian titik lokasi dilaksana...
Senjata berfungsi sebagai alat untuk mempertahankan kehidupan, melindungi diri Anda dari musuh, dan melawan kelompok yang mendidik mereka. Jika kita memasukkan senjata tradisional, kita akan menemukan 4 senjata yang biasanya mereka gunakan setiap hari. Senjata tradisional Papua sangat luas dan beragam, meskipun mereka sangat bertahap, mereka mulai berkembang. Dan perkembangan inilah yang menjadikan mereka suku terhormat. Ragam Simbolis Senjata Tradisional Papua Papua, yang sangat kental dengan hutan, adalah salah satu titik utama yang tertutup dan primitif. Keahliannya dalam menantang alam liar di alam liar membuat mereka sulit untuk diatasi, bahkan dengan senjata paling tua yang mereka gunakan. Tapi siapa sangka, senjata tradisional ini, telah digunakan sebagai kekayaan nasional dan dirayakan oleh negara. Mau tahu bagaimana perkembangannya, ada senjata suku yang mulai berkembang hingga abad ini. 1. Senjata Tradisional Busur Da...
Upacara Tanam Sasi atau Ritual Sasi dilakukan dengan tujuan untuk menjaga sumber daya alam di daerah setempat. Sasi merupakan kayu yang dililit dengan janur kelapa . Tanam Sasi dapat dikatakan sebagai bentuk komitmen dan rasa bertanggung jawab Masyarakat Marin Kanume dalam menjaga alam mereka (hidup mengandalkan alam). Masyarakat Marin Kanume melakukan Sasi di wilayah hutan yang mulai gundul. Ketika suatu wilayah sudah di Sasi, artinya mereka tidak boleh memgambil dan tidak boleh berburu diwilayah tersebut selama tiga tahun . Tidak boleh ada aktivitas, baik penebangan atau perburuan secara tradisional maupun modern (termasuk dilarangnya pemakaian senjata api, kendaraan bermotor, dan sebagainya). Bagi setiap yang melanggar, akan diberikan sanksi adat yaitu sejumlah Daun Wati (Daun Adat) dan Babi (akan diserahkan kepada aparat hukum jika pelanggar tidak mampu membayar secara adat). Melakukan Sasi dapat dengan cara menjadikannya anak busur dan kemudian dilemparkan...