Kuliner ini bisa dijumpai di Palembang, Sumatera Selatan dan daerah Jambi. Kue Gandus terbuat dari tepung beras, santan dan sagu. Cara pembuatan kue ini adalah dengan mencampurkan adonan tepung dengan bumbu bawang putih dan cabe lalu dicetak bulat. Untuk menambah rasa yang lezat, kuliner ini ditaburi ebi, ayam, daging giling dan abon ikan sebagai pelengkap Tempat yang menjual kue gandus ini terleak di Jl. Tanjung Rawo No. 21 Rt. 53 Bukit Lama Palembang, Sumatera Selatan, Indonesia
Surat Ulu adalah aksara lama yang dikenal oleh masyarakat adat Rambang. Meski surat ulu sudah tidak lagi populer di masyarakat adat yang berdomisili di Prabumulih, tapi dusunlaman mencoba mendokumentasikannya dalam seri belajar surat ulu. Untuk lebih jelasnya bisa dibuka di rubrik ”indigenous knowledge”. Aksara surat ulu, memiliki 19 huruf. Teknik membacanya, berbeda dengan teknik membaca dalam aksara latin. Aksara latin bisa menggunakan satu huruf untuk menimbulkan bunyi pada kata yang dimulai dengan huruf vokal, a, i, u, e, dan o. Selain itu, haruslah menggunakan penggabungan dua huruf atau lebih untuk menimbulkan bunyi. Misalnya untuk menuliskan kata ”padi” menggunakan aksara latin, diperlukan empat huruf. Yakni: p, a, d, dan i. Sedangkan dengan menggunakan surat ulu hanya memerlukan dua huruf: ”pe” dan ”de”. Bagaimana kedua huruf ini bisa merangkai bunyi ”pa” dan bunyi ”di”, adalah dengan...
PERMAINAN TRADISIONAL SUMATERA SELATAN Permainan bas-basan yang ada di Desa Taba Pingin, Kecamatan Beliti, Kabupaten Musi Rawas, Sumatera Selatan ini memiliki arti kejar-kejaran. Berbeda dengan permainan bas-basan yang ada di Jawa yang berarti permainan sejenis catur. Permainan ini dilakukan di sungai yang dangkal. Pemain biasanya anak-anak dengan usia 9-13 tahun dengan jumlah 10-15 orang. Permainan dilakukan tanpa iringan atau peralatan apapun. Sebelum permainan dimulai, dilakukan penentuan arena permainan pada bagian sungai yang dangkal dengan luas sekitar 30 - 40 meter persegi. Kemudian dilakukan pengundian, dimana yang kalah bertugas sebagai pengejar. Cara pengundiannya adalah peserta membentuk lingkaran dalam keadaan jongkok dengan setengah badan terendam air. Setiap anak harus menjentik air. Anak yang jentikannya paling tidak terdengar menjadi pengejar. Anak yang bertugas sebagai pengejar mengambil posisi di tengah lingkaran. Sedangkan pemain lain bersiap...
Tari Kebagh atau Tari Kebar merupakan tarian adat tertua yang sangat populer di daerah Besemah sejak zaman dahulu kala. Walau sempat dilarang hingga tahun 1940-an oleh pemerintah kolonial belanda, tarian ini tetap terpelihara dan diajarkan secara turun temurun dari generasi ke generasi. Tari Kebagh semakin terdesak, tenggelam dan sempat menghilang pada masa pendudukan Jepang. Berdasarkan cerita lisan dari orang-orang tua, sejarah tarian ini berkaitan dengan Puyang Serunting Sakti. Dikisahkan, pada suaru acara perkawinan yang sangat meriah dan turut dihardiri oleh Serunting Sakti dan istrinya diadakanlah ocara tari-tarian. Istri Puyang Serunting Sakti yang konon adalah seorang bidadari, diminta ikut turun menari. Permintaan ini disetujui istrinya dengan syarat selendang miliknya yang dirampas dan disembunyikan oleh Puyang Serunting Sakti dikembalikan padanya untuk dipakai menari. Karena terus didesak banyak orang, akhirnya dengan berat hat...
Kabile-bile mangke ku lege Kabile-bile ku ade kance Kabile-bile mangke ku lege Kabile-bile ku ade kance Kabile nian jagunglah putih Putih dik putih kukendam kina Kebile nian ibung kah nulih Nulih dik nulih kudendam kina Kabile nian mampat begune Mangke dik payah ku nandan lagi Kebile nian sifat begune Mangke dik payah ku midang lagi Oh, malang nian nasib 'mbak ini Bilangan jeme lah laut gale Alahkah sedih ai tumbak ini Aku 'mbak ini dide bekance
Darmavala Sakyakirti merupakan salah satu tarian tradisional yang berasal dari Palembang, Sumatera Selatan. Sama halnya dengan kebanyakan tarian tradisional yang berasal dari Sumatera Selatan, Sakyakirti juga menggunakan pakaian dan aksesoris yang mirip dengan tarian dari Sumatera Selatan lainya contohnya Gending Sriwijaya. Tarian Sakyakirti biasanya ditarikan sebagai bentuk penyambutan. Di masa lalu biasa digunakan untuk menyambut raja dan pasukannya sehabis berperang. Untuk dodot dan juga rok yang digunakan penari, merupakan songket asli dari palembang.
Kue lapan jam merupakan kue tradisional khas daerah Sumatera Selatan. Masyarakat Palembang menamakan kue ini sebagai kue lapan jam karena proses mengkukusnya menghabiskan waktu kurang lebih hingga 8 jam. Jika kue dikukus kurang dari 8 jam maka kue ini tidak akan terasa kenyal dan mudah hancur karena adonan. Rasa dari kue ini sendiri sangat manis, legit, dan lembut. Sebab kue lapan jam terbuat dari telur bebek (bisa menghabiskan lebih dari 20 telur untuk satu loyang kue), gula, tepung terigu, susu kental manis, vanili, dan margarin. Bahan untuk membuatnya memang hampir sama dengan kue masuba (kue tradisional dari Palembang juga), namun yang berbeda hanya proses memasaknya. Cara pembuatannya kue lapan jam tidak serumit cara pembuatan kue masuba. Pertama, kocok telur dan gula hingga larut. Tambahkan susu kental manis kemudian aduk hingga rata. Masukkan terigu, vanili, dan mentega hingga semua tercampur. Setelah itu masukan adonan kedalam loyang dan kukus...
Rebana (terbangan) merupakan alat musik alat musik terdiri empat rebana Hadrah dan satu buah Jidur (Bedug kecil), biasanya berwarna merah, hitam, dan emas, warna yang khas Sumatera Selatan. Terbangan, kadang-kadang bersama dengan serunai (oboe seperti buluh ganda atau serdam) dan biola
Bentuk fisik Serdam menyerupai suling Jawa, suling Bali atau suling Sunda. Suling Sunda atau Bali terdiri dari enam lobang nada, sedangkan Serdam hanya empat, yaitu tiga lobang terdapat pada bagian permukaan depan (atas) dan satu lagi pada bagian belakang (bawah).