tahun baru
9.893 entri ditemukan

Entri per provinsi
Entri per provinsi

Entri Terkait

Gambar Entri
Angklung Udjo
Alat Musik Alat Musik
Jawa Barat

Angklung adalah alat musik tradisional Indonesia yang terbuat dari bambu, yang dibunyikan dengan cara digoyangkan (bunyi disebabkan oleh benturan badan pipa bambu) sehingga menghasilkan bunyi yang bergetar dalam susunan nada 2, 3, sampai 4 nada dalam setiap ukuran, baik besar maupun kecil. Laras (nada) alat musik angklung sebagai musik tradisi Sunda kebanyakan adalah salendro dan pelog. Angklung Udjo merupakan angklung inovatif. Menurut pimpinan Saung Angklung Udjo Ngalagena, Taufik Hidayat Udjo, angklung juga bisa mengiringi fashion show ataupun kegiatan lainnya. Hal ini merupakan inovasi yang dimiliki anak negeri sendiri. Supaya bertahan, maka harus mempertahankan inovasi dan menciptakan inovasi-inovasi yang baru dan terbaru. Angklung dalam sentuhan modern, ungkapnya, bisa mengiringi berbagai macam lagu seperti pop ataupun dangdut. Ia juga mengatakan bahwa angklung bukan sekadar musik bambu. Ia penuh dengan nilai-nilai pendidikan. Musik bukan tujuan akhir, justru proses bermain...

avatar
Budaya Indonesia
Gambar Entri
Kolintang
Alat Musik Alat Musik
Sulawesi Utara

Sejarah Dan Perkembangannya Kolintang merupakan alat musik khas dari Minahasa (Sulawesi Utara) yang mempunyai bahan dasar yaitu kayu yang jika dipukul dapat mengeluarkan bunyi yang cukup panjang dan dapat mencapai nada-nada tinggi maupun rendah seperti kayu telur, bandaran, wenang, kakinik atau sejenisnya (jenis kayu yang agak ringan tapi cukup padat dan serat kayunya tersusun sedemikian rupa membentuk garis-garis sejajar). Kata Kolintang berasal dari bunyi : Tong (nada rendah), Ting (nada tinggi) dan Tang (nada tengah). Dahulu Dalam bahasa daerah Minahasa untuk mengajak orang bermain kolintang: "Mari kita ber Tong Ting Tang" dengan ungkapan "Maimo Kumolintang" dan dari kebiasaan itulah muncul nama "KOLINTANG" untuk alat yang digunakan bermain. Pada mulanya kolintang hanya terdiri dari beberapa potong kayu yang diletakkan berjejer diatas kedua kaki pemainnya dengan posisi duduk di tanah, dengan kedua kaki terbujur lurus kedepan. Dengan berjalannya waktu kedua kaki pemain dig...

avatar
Budaya Indonesia
Gambar Entri
Kolang-kaling
Cerita Rakyat Cerita Rakyat
Aceh

Suatu hari seekor ayam sedang mengais-ngais tanah untuk mendapatkan makanan, mungkin saja ia bisa mendapatkan seekor cacing tanpa menunggu majikannya memberikannya makan. Melihat ayamnya kelaparan, sang majikan segera mengambil beberapa biji beras kemudian memberikannya pada si ayam.Majikannya tersebut adalah seorang kakek. Kakek itu bernama Ibrahim, tapi sering di panggil Kek Him serta kakek itu terkenal dengan suaranya yang besar. Walaupun menurutnya ia berbicara dengan suara kecil, tapi bagi orang lain suaranya itu dapat membangunkan orang yang sedang tidur nyenyak.Kakek itu tinggal berdua dengan istrinya, sedangkan anak-anaknya semua sudah berkeluarga dan tinggal dirumahnya masing-masing. Selain bertani, kakek itu bekerja mengelola kebun kopi yang ada di belakang rumahnya serta memelihara hewan ternak, mulai dari kerbau, kambing sampai unggas. Di kampungnya kakek itu terkenal rajin karena setiap tahun lumbung padinya selalu terisi penuh. Istri kakek tersebut bernama Fatimah,...

avatar
Budaya Indonesia
Gambar Entri
Geugasi dan Geugasa
Cerita Rakyat Cerita Rakyat
Aceh

Zaman dahulu kala ada sebuah kampung yang sangat aman dan damai di daerah Aceh. Di sana tidak pernah terjadi pencurian maupun perampokan. Masyarakatnya pun tidak pernah saling bertengkar. Kalau ada masalah, mereka langsung menyelesaikannya secara musyawarah sehingga suasana di sana hidup penuh rukun dan saling tolong menolong.Di kampung itu, hiduplah seorang ibu dengan anaknya yang masih berusia sepuluh tahun. Si ibu dan anak itu sehari-harinya mencari kayu bakar di hutan yang kemudian kayu itu dijual ke pasar. Dari hasil itu, mereka bisa membeli kebutuhan sehari-hari.Suatu hari, kampung yang aman itu dikejutkan oleh hilangnya kerbau Mak Yah. Semua masyarakat mencarinya, tapi tak seorang pun yang menemukannya. Kerbau itu hilang bagaikan ditelan rimba. Hal ini tidak pernah terjadi sebelumnya sehingga membuat masyarakat bertanya-tanya siapa yang mencuri kerbau itu. Keesokan harinya, tiga ekor kambing Bang Ma’e ikut hilang di tempat pengembalaannya. Di sana yang tinggal hanyalah tul...

avatar
Budaya Indonesia
Gambar Entri
Hikayat Cabe Rawit
Cerita Rakyat Cerita Rakyat
Aceh

Pada zaman dahulu kala, di sebuah kampung antah berantah, hidulah sepasang suami istri. Mereka merupakan sebuah keluarga yang sangat miskin. Rumahnya dari pelepah daun rumbia yang didirikan seperti pagar sangkar puyuh. Atap rumah mereka dari daun rumbia yang dianyam. Tidak ada lantai semen atau papan di rumah tersebut, kecuali tanah yang diratakan dan dipadatkan. Di sana tikar anyaman daun pandan digelar untuk tempat duduk dan istirahat keluarga tersebut.Demikianlah miskinnya keluarga itu. Rumah mereka pun jauh dari pasar dan keramaian. Namun demikian, suami-istri yang usianya sudah setengah abad itu sangat rajin beribadah."Istriku," kata sang suami suatu malam. "Sebenarnya apakah kesalahan kita sehingga sudah di usia begini tua, kita belum juga dianugerahkan seorang anak pun. Padahal, aku tak pernah menyakiti orang, tak pernah berbuat jahat kepada orang, tak pernah mencuri walaupun kita kadang tak ada beras untuk tanak.""Entahlah, suamiku. Kau kan tahu, aku juga selalu beribadah...

avatar
Budaya Indonesia
Gambar Entri
Putri Bungsu
Cerita Rakyat Cerita Rakyat
Aceh

Ada sebuah cerita tentang dua orang putri, kakak beradik. Mereka tinggal di tengah hutan raya. Hal ini karena mereka tidak lagi mempunyai ayah dan ibu. Ketika kedua orang tua mereka masih ada, keluarga mereka termasuk sebuah keluarga yang bahagia dan rukun. Ketika itu pernah ibunya perpesan pada kedua anaknya. "Anakku, jangan biasakan hidup bermalas-malasan. Apalagi, kalau ada daging, jangan pernah membiarkan daging itu berlama-lama. Daging yang segar itu jika dibiarkan berlama-lama bisa hidup dan tumbuh menjadi setan gergaji. Dan gergaji itu akan memakan kita." Sekian lama waktu berselang, mereka sudah merasa nyaman hidup di hutan dengan makan seadanya. Tiba-tiba saja mereka mendapat kiriman daging dari kampung dan kedua putri ini meminta pengantar daging untuk meletakkan daging itu di depan pintu. Kemudian pengantar langsung pergi lagi. Kedua putri itu saling menolak untuk membersihkan dan memasak daging tersebut. Bahkan, untuk mengambil dari depan pintu saja mereka malas. Kedua...

avatar
Budaya Indonesia
Gambar Entri
Manusia Kodok
Cerita Rakyat Cerita Rakyat
Aceh

Zaman dahulu kala, di sebuah kampung, di negeri antah-berantah, tersebutlah sebuah keluarga kodok. Ayahnya seekor kodok tua, ibunya kodok juga. Mereka mempunyai anak seekor kodok betina berwarna hijau. Keluarga kodok tersebut hidup terasing di dalam hutan dan sangat miskin. Ketika itu, kampung mereka sedang dilanda musim kemarau berkepanjangan. Kampung mereka kekeringan. Keluarga kodok itu sudah mencari air ke sana-sini, tapi tetap tidak menemukannya. Jangankan untuk mandi dan berendam seperti biasanya, untuk minum saja, mereka kesusahan. Kulit kelurga kodok itu mulai berkeriput, sebab sudah lama tidak pernah tersentuh air. Suatu hari, anak kodok itu tak tahan lagi. Sudah lama dia menunggu kedua orangtuanya pulang, tapi tetap saja tidak membawa air. Akhirnya, pergilah anak kodok itu berjalan-jalan masuk hutan. Dia sudah jauh masuk hutan, melompat ke kiri, melompat ke kanan, tapi tetap tidak menemukan setetes air jua. Matahari sudah tepat di puncak kepala. Badan anak kodo...

avatar
Budaya Indonesia
Gambar Entri
Si Itik Buruk Rupa
Cerita Rakyat Cerita Rakyat
Aceh

Pada sebuah tepian danau, dekat Hutan Kebijaksanaan, tinggallah seekor itik. Sementara itu, berjalan beberapa langkah ke sebelah kanan, nampak sekawanan angsa tertawa-tawa dan berenang menimbulkan bunyi kecepuk air. Si Itik hanya memandang sekilas pada kawanan angsa tadi sebelum bergegas berjalan sambil menjinjing keranjang. "Pagi, Bu Itik! Hendak ke mana sepagi ini?" seekor berang-berang muncul dari dalam air, menyapa Si Itik. Namun, Berang-berang sama sekali tidak melihat ke arah wajah Si Itik. "Oh..Aku hendak berbelanja. Sebentar lagi musim dingin tiba. Jika tidak bersiap-siap dari sekarang, takutnya nanti, persedian makananku habis." Si Itik mencoba menjawab seramah mungkin, meskipun hatinya bergejolak ketika melihat kejijikan di wajah Berang-berang. Usai basa-basi yang lain, Si Itik kembali melanjutkan perjalanannya. Wajahnya nampak murung saat melewati kawanan angsa. "Teman-teman, lihat! Sang Putri hendak berbelanja sepertinya. Semuanya memberi hormat!" salah...

avatar
Budaya Indonesia
Gambar Entri
Mentiko Betuah
Cerita Rakyat Cerita Rakyat
Aceh

Konon, pada zaman dahulu di negeri Semeulue, tersebutlah seorang raja yang kaya-raya. Raja itu sangat disenangi oleh rakyatnya, karena kedermawanannya. Namun, ia tidak memiliki anak setelah sepuluh tahun menikah dengan permaisurinya. Oleh karena sudah tidak tahan lagi ingin punya keturunan, Raja itu pun pergi bersama permaisurinya ke hulu sungai yang airnya sangat dingin untuk berlimau dan bernazar, agar dikaruniai seorang anak yang kelak akan mewarisi tahta kerajaan. Tempat yang akan dituju itu berada sangat jauh dari keramaian. Untuk menuju ke sana, mereka harus menyusuri hutan belantara, menyeberangi sungai-sungai, serta mendaki dan menuruni gunung. Mereka pun berangkat dengan membawa bekal secukupnya. Setiba kedua suami-istri di sana, mereka mulai melaksanakan maksud dari kedatangan mereka. Setelah sehari-semalam berlimau dan bernazar, mereka pun kembali ke istana. Setelah menunggu berhari-hari dan berminggu-minggu, akhirnya doa mereka terkabul. Permaisuri diketahui telah...

avatar
Budaya Indonesia