masyarakat adat
12.547 entri ditemukan

Entri per provinsi
Entri per provinsi

Entri Terkait

Gambar Entri
Senggayung
Alat Musik Alat Musik
Kalimantan Barat

Senggayung adalah alat musik perkusi berupa pasangan bambu yang dimainkan dengan cara saling dipukulkan. Teknik memainkannya adalah: pasangan alat bernada lebih rendah dipegang pada tangan kiri, dan yang bernada lebih tinggi pada tangan kanan yang juga berfungsi sebagai pemukul. Alat musik senggayung dimainkan dalam masa musim buah dan panen di ladang. Persebaran alat musik senggayung adalah di wilayah kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat. Pendalaman mengenai alat musik senggayung dan musik besenggayung (memainkan senggayung) dapat dibaca dalam: "Musik Tradisional Besenggayung di Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat: Studi Banding antara Kelompok Pesaguan dan Randau" (Laporan Penelitian untuk Yayasan Masyarakat Musikologi Indonesia, Surakarta, 1991), "Musik Senggayung dalam Masyarakat Dayak Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat" (Seni Pertunjukan Indonesia, Jakarta: MSPI dan Gramedia Widiasarana, 1993), "Besenggayung dan Kelestarian Alam bagi Masyarakat Pesaguan" (Temu Ilmiah dan F...

avatar
Budaya Indonesia
Gambar Entri
Gamelan Banjar
Alat Musik Alat Musik
Kalimantan Selatan

Gamelan Banjar adalah seni karawitan dengan peralatan musik gamelan yang berkembang di kalangan suku Banjar di Kalimantan Selatan. Gamelan Banjar yang ada di Kalsel ada 2 jenis yaitu versi keraton dan versi rakyatan. Dalam perkembangannya musik gamelan Banjar versi keraton semakin punah. Sementara musik Gamelan Banjar versi rakyatan hingga saat ini masin eksis. Gamelan Banjar keberadaannya sudah ada sejak jaman Kerajaan Negara Dipa pada abad ke-14 yang dibawa oleh Pangeran Suryanata ke Kalimantan Selatan bersamaan dengan kesenian Wayang Kulit Banjar dan senjata keris sebagai hadiah kerajaan Majapahit. Pada masa itu masyarakat Kalsel pada waktu itu dianjurkan untuk meniru budaya Jawa. Pasca runtuhnya Kerajaan Negara Daha (1526), ada beberapa pemuka adat yang mengajarkan seni gamelan dan seni lainnya kepada masyarakat. Masa Pangeran Hidayatulla, penabuh-penabuh gamelan disuruh belajar menabuh gamelan di keraton Solo. Dalam hal itu hingga sekarang, baik pukulan dan lainnya menjadi...

avatar
Budaya Indonesia
Gambar Entri
Sasando
Alat Musik Alat Musik
Nusa Tenggara Timur

Sasando adalah sebuah alat instrumen petik musik. Instumen musik ini berasal dari pulau Rote, Nusa Tenggara Timur. Secara harfiah nama Sasando menurut asal katanya dalam bahasa Rote, sasandu, yang artinya alat yang bergetar atau berbunyi. Konon sasando digunakan di kalangan masyarakat Rote sejak abad ke-7. Bentuk sasando ada miripnya dengan instrumen petik lainnya seperti gitar, biola dan kecapi. Bagian utama sasando berbentuk tabung panjang yang biasa terbuat dari bambu. Lalu pada bagian tengah, melingkar dari atas ke bawah diberi ganjalan-ganjalan di mana senar-senar (dawai-dawai) yang direntangkan di tabung, dari atas kebawah bertumpu. Ganjalan-ganjalan ini memberikan nada yang berbeda-beda kepada setiap petikan senar. Lalu tabung sasando ini ditaruh dalam sebuah wadah yang terbuat dari semacam anyaman daun lontar yang dibuat seperti kipas. Wadah ini merupakan tempat resonansi sasando. Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Sasando

avatar
Budaya Indonesia
Gambar Entri
Musik Melayu Riau
Alat Musik Alat Musik
Riau

Lagu Melayu menggunakan instrumen dan alat musik tradisional tersendiri pula. Musik Melayu Riau yang merdu sejak dahulu dikenal luas oleh masyarakat di Nusantara. Musik melayu Riau bersifat dinamis dan bisa dipadukan antara instrumen tradisional dan moderen seperti perkembangan musik melayu di Pekanbaru Alat musik, instrumen menjadi pengiring lagu Melayu Riau tradisional di antaranya adalah Musik_Gambus_Selodang Musik_Marwas Kompang_Bengkalis Berdah_Rengat Calempong_Kampar Calempong_Kuantan Calempong_Rarak_Gondang_Rokan Musik_Gambus_Senapelan Musik_Gong_Tanah_Sibunguik_Kampar Langgam_Melayu Musik_Joget Musik_Zapin Gendang_Melayu

avatar
Budaya Indonesia
Gambar Entri
Ganrang Bulo
Tarian Tarian
Sulawesi Selatan

Pada awalnya Gandrang Bulo sebenarnya sekadar tarian yang diiringi oleh gendang. Seiring waktu tarian ini diiringi pula lagu-lagu jenaka, dialog-dialog humor namun sarat kritik dan ditambah gerak tubuh yang mengundang tawa. Kadangpula diselipkan Tari Se’ru atau Tari Pepe pepeka ri makka yang acap kali tampil sendiri di berbagai panggung pertunjukan, namun oleh masyarakat sekitar tetap saja ia dikenal sebagai bagian pertunjukan Gandrang Bulo. Grup-grup Gandrang Bulo di Sulawesi Selatan masih dapat dijumpai di berbagai tempat seperti Gowa, Makassar, Maros, dan Takalar. Gandrang Bulo, menjadi tempat bebas seniman kampung mengekspresikan problem mereka sehari-hari. Ya, suara kaum marginal dalam bentuk humor. Ketika masa penjajahan, Gandrang Bulo disulap bukan sekadar tari-tarian, melainkan tempat pembangkit semangat perjuangan dengan mengejek dan menertawakan penjajah dan antek-anteknya. Gandrang Bulo, ketika itu, lantas menjadi kesenian rakyat yang amat populer. Rakyat dan seniman me...

avatar
Budaya Indonesia
Gambar Entri
Hasapi
Alat Musik Alat Musik
Sumatera Utara

Beberapa abad yang lampau sebelum "GONDANG BOLON" muncul rakyat batak telah lebih dahulu mempunyai alat musik tradisi yaitu "GONDANG HASAPI". Saat itu Gondang Hasapi dipakai rakyat Batak khususnya Batak Toba untuk pesta yang sangat Ritual, misalnya melayani orang yang kesurupan, mengobati orang sakit, menjauhkan roh jahat dll. Gondang Hasapi terdiri dari: Hasapi (Kecapi - Kayu & Senar Besi), Sarune Etek (Serunai Kecil - Kayu), Sulim (Seruling - Bambu), Garantung (Gerantung - Kayu), Hesek (Beat - Kayu). Gondang Hasapi muncul bermula dari para penjaga padi di sawah yang ingin menghibur dirinya menghilangkan kejenuhan dengan bermain musik yang diciptakannya sendiri. Ketika sedang menjaga padinya, diambilnya daun "Alo-Alo" (dalam bahasa Batak) dibelah-belah/ disobeki menjadi seperti benang. Kemudian kedua ujungnya diikat pada 2 buah bambu yang berjauhan antara ujung yang satu dengan ujung yang lain. Setelah itu dipetik seperti sebuah gitar, itulah sebagai Hasapi (kecapi). Kemudian...

avatar
Budaya Indonesia
Gambar Entri
Geugasi dan Geugasa
Cerita Rakyat Cerita Rakyat
Aceh

Zaman dahulu kala ada sebuah kampung yang sangat aman dan damai di daerah Aceh. Di sana tidak pernah terjadi pencurian maupun perampokan. Masyarakatnya pun tidak pernah saling bertengkar. Kalau ada masalah, mereka langsung menyelesaikannya secara musyawarah sehingga suasana di sana hidup penuh rukun dan saling tolong menolong.Di kampung itu, hiduplah seorang ibu dengan anaknya yang masih berusia sepuluh tahun. Si ibu dan anak itu sehari-harinya mencari kayu bakar di hutan yang kemudian kayu itu dijual ke pasar. Dari hasil itu, mereka bisa membeli kebutuhan sehari-hari.Suatu hari, kampung yang aman itu dikejutkan oleh hilangnya kerbau Mak Yah. Semua masyarakat mencarinya, tapi tak seorang pun yang menemukannya. Kerbau itu hilang bagaikan ditelan rimba. Hal ini tidak pernah terjadi sebelumnya sehingga membuat masyarakat bertanya-tanya siapa yang mencuri kerbau itu. Keesokan harinya, tiga ekor kambing Bang Ma’e ikut hilang di tempat pengembalaannya. Di sana yang tinggal hanyalah tul...

avatar
Budaya Indonesia
Gambar Entri
Putri Bungsu
Cerita Rakyat Cerita Rakyat
Aceh

Ada sebuah cerita tentang dua orang putri, kakak beradik. Mereka tinggal di tengah hutan raya. Hal ini karena mereka tidak lagi mempunyai ayah dan ibu. Ketika kedua orang tua mereka masih ada, keluarga mereka termasuk sebuah keluarga yang bahagia dan rukun. Ketika itu pernah ibunya perpesan pada kedua anaknya. "Anakku, jangan biasakan hidup bermalas-malasan. Apalagi, kalau ada daging, jangan pernah membiarkan daging itu berlama-lama. Daging yang segar itu jika dibiarkan berlama-lama bisa hidup dan tumbuh menjadi setan gergaji. Dan gergaji itu akan memakan kita." Sekian lama waktu berselang, mereka sudah merasa nyaman hidup di hutan dengan makan seadanya. Tiba-tiba saja mereka mendapat kiriman daging dari kampung dan kedua putri ini meminta pengantar daging untuk meletakkan daging itu di depan pintu. Kemudian pengantar langsung pergi lagi. Kedua putri itu saling menolak untuk membersihkan dan memasak daging tersebut. Bahkan, untuk mengambil dari depan pintu saja mereka malas. Kedua...

avatar
Budaya Indonesia
Gambar Entri
Mentiko Betuah
Cerita Rakyat Cerita Rakyat
Aceh

Konon, pada zaman dahulu di negeri Semeulue, tersebutlah seorang raja yang kaya-raya. Raja itu sangat disenangi oleh rakyatnya, karena kedermawanannya. Namun, ia tidak memiliki anak setelah sepuluh tahun menikah dengan permaisurinya. Oleh karena sudah tidak tahan lagi ingin punya keturunan, Raja itu pun pergi bersama permaisurinya ke hulu sungai yang airnya sangat dingin untuk berlimau dan bernazar, agar dikaruniai seorang anak yang kelak akan mewarisi tahta kerajaan. Tempat yang akan dituju itu berada sangat jauh dari keramaian. Untuk menuju ke sana, mereka harus menyusuri hutan belantara, menyeberangi sungai-sungai, serta mendaki dan menuruni gunung. Mereka pun berangkat dengan membawa bekal secukupnya. Setiba kedua suami-istri di sana, mereka mulai melaksanakan maksud dari kedatangan mereka. Setelah sehari-semalam berlimau dan bernazar, mereka pun kembali ke istana. Setelah menunggu berhari-hari dan berminggu-minggu, akhirnya doa mereka terkabul. Permaisuri diketahui telah...

avatar
Budaya Indonesia