Lebong adalah salah satu nama kabupaten di Provinsi Bengkulu, Indonesia. Konon, di daerah ini pernah berdiri sebuah kerajaan yang bernama Kerajaan Kutei Rukam. Pada suatu hari, keluarga kerajaan ini dilanda kepanikan luar biasa, karena putra mahkota menghilang pada saat melakukan prosesi upacara mandi bersama dengan calon istrinya di Danau Tes. Hilang kemanakah putra mahkota dengan istrinya? Temukan jawabannya dalam cerita Legenda Ular Kepala Tujuh berikut ini! * * * Alkisah, di sebuah daerah di Bengkulu, Indonesia, berdiri sebuah kerajaan bernama Kutei Rukam yang dipimpin oleh Raja Bikau Bermano. Raja Bikau Bermano mempunyai delapan orang putra. Pada suatu waktu, Raja Bikau Bermano melangsungkan upacara perkawinan putranya yang bernama Gajah Meram dengan seorang putri dari Kerajaan Suka Negeri yang bernama Putri Jinggai. Mulanya, pelaksanaan upacara tersebut berjalan lancar. Namun, ketika Gajah Meram bersama calon istrinya sedang melakukan upacara prosesi mandi bersama...
Danau Tes merupakan danau terbesar di Provinsi Bengkulu, yang terbentang di antara Dusun Kutei Donok dan Tes, Kecamatan Lebong Selatan, Kabupaten Lebong. Danau yang memiliki panorama indah ini sangat melegenda di kalangan masyarakat Lebong, Bengkulu. Konon, Danau Tes ini dulunya merupakan aliran Sungai Air Ketahun. Namun, karena terjadi suatu peristiwa, aliran itu berubah menjadi danau. Peristiwa apakah sebenarnya yang terjadi hingga menyebabkan aliran Sungai Air Ketahun tersebut berubah menjadi danau? Untuk mengetahui jawabannya, ikuti kisahnya dalam cerita Asal Mula Danau Tes berikut ini! * * * Alkisah, di Dusun Kutei Donok, Tanah Ranah Sekalawi (atau daerah Lebong sekarang ini), hidup seorang sakti bersama seorang anak laki-lakinya. Oleh masyarakat Kutei Donok, orang sakti itu dipanggil si Lidah Pahit. Ia dipanggil demikian, karena lidahnya memiliki kesaktian luar biasa. Apapun yang dikatakannya selalu menjadi kenyataan. Meski demikian, ia tidak asal mengucapkan...
Sinatung Natak adalah sebuah cerita rakyat yang memiliki peranan penting dalam kehidupan masyarakat Lebong Selatan, Kabupaten Lebong, Provinsi Bengkulu, Indonesia. Cerita ini telah melahirkan sebuah aturan atau hukum yang hingga kini masih berlaku di kalangan masyarakat setempat. Aturan apakah yang dilahirkan oleh cerita ini? Dan, bagaimana aturan tersebut lahir? Temukan jawabannya dalam cerita Sinatung Natak berikut ini! * * * Alkisah, di sebuah negeri di daerah Bengkulu, ada seorang raja yang bernama Serik Seri Nato. Ia mempunyai seorang putri yang cantik jelita bernama Cerlik Cerilang. Berita tentang kecantikan sang Putri telah tersebar sampai ke berbagai negeri. Banyak pangeran dan pemuda yang penasaran ingin melihat kecantikannya dan bermaksud menyuntingnya. Berita tentang kecantikan Putri Cerlik Cerilang juga sampai di dusun Kutei Donok (sekarang bernama Desa Kota Donok, Kecamatan Lebong Selatan). Di dusun ini, ada seorang Batara Guru bernama Guru Tuo yang me...
Alat musik ini terbuat dari kayu dan kulit binatang. Dol dimainkan bersama alat musik tassa (sejenis rebana) saat perayaan tabot. Perayaan tabot di Sumatera dibawa oleh penganut Syi'ah dari Madras dan Bengali yang didatangkan oleh Inggris sebagai pekerja untuk membangun benteng Malborough. Seorang pekerja yaitu syeh Burhanuddin atau Iman Senggolo melaksanakan perayaan tabot yang pertama pada tahun 1685 yang kemudian menyebar ke Pidie, Meulaboh, Banda Aceh, Singkil, Sibolga, Barus, Padang, Pariaman (yang dikenal dengan perayaan tabuik). Pada perkembangannya, perayaan ini hanya dijumpai di Pariaman dan Bengkulu. Dol hanya dikeluarkan pada perayaan ritual tabot berlangsung, namun kini terjadi perubahan fungsi dol, yaitu bukan hanya dibunyikan pada saat ritual tabot saja namun untuk musik pengiring tarian.
Selain layang-layang, permainan tradisional yang sampai saat ini masih banyak dimainkan oleh baik anak-anak maupun orang dewasa adalah gasing. Gasing sendiri adalah sebuah mainan yang cara memainkannya adalah dengan cara Gasing di pegang di tangan kiri, sedangkan tangan kanan memegang tali. Lilitkan tali pada gasing, mulai dari bagian paksi sampai bagian badan gasing. lilit kuat dan lempar ke tanah maka gasing akan berputar. Putaran gasing pada poros dengan letak keseimbangan di suatu titik pada tanah ini bekerja berdasarkan efek giroskopik yakni berputar terhuyung-huyung untuk sepersekian detik setelah terlempar ke tanah untuk kemudian setelah kaki gasing (paksi) berinteraksi dengan tanah maka gasing pun akan berputar dengan tegak. Permainan ini dimainkan dengan dua cara yaitu perorngan dan beregu. Bahan-bahan untuk membuat gasing sendiri bermacam-macam mulai dari batu, kayu hingga bambu. Sedangkan untuk tali penariknya sendiri pada masa itu (gasing tradisional) bias...
Kata ingkau dalam bahasa daerah Begkulu artinya sepatu bambu. Pada waktu melaksanakan permainan ini, setiap pemain diharuskan berjalan di atas dua potong bambu yang dibuat sedemikian rupa. Permainan ini dilakukan di halaman rumah atau di lapangan terbuka, dilaksanakan pada siang hari akan tetapi lebih baik pada malam hari. Pelaku permainan ini berusia antara 8 – 20 tahun, terdiri dari kaum laki-laki, dilakukan secara perorangan ataupun beregu. Permainan ini bertujuan untuk memupuk rasa keberanian anak dan melatih keseimbangan badan. Peralatan yang digunakan dalam permainan ini adalah 2 potong bambu yang sama besarnya dengan ukuran sebesar lengan terdiri dari 4 sampai 8 ruas untuk satu orang. Bambu dilubangi, diberi papan sepanjang tapak kaki untuk tempat berpijak. Pemain berdiri di atas tapak, memegang ujung bambu bagian atas baru melangkah ke arah yang sudah ditentukan. Pemain yang baik atau jika diperlombakan dikatakan sebagai pemain yang menang adalh pema...
Masjid terletak di Desa Padang Betua, Kecamatan Pondok Kelapa, Kabupaten Bengkulu Utara, Bengkulu. Berdasarkan sejarah, kata Padang Betua berasal dari bahasa Minangkabau yakni Padang Batuah yang berarti Pedang Sakti. Nama Padang Batuah berubah menjadi Padang Batua menurut lisan Melayu Bengkulu. Menurut Tambo Bengkulu serta keterangan tokoh masyarakat disebutkan bahwa nama tersebut dipilih untuk mengenang peristiwa Datuk Bagindo Maharajo Sakti utusan Raja Pagarayung dan rombongan dalam mengambil pedang saktinya ketika sedang mencari daerah baru untuk memperluas wilayah kekuasaan di daerah sepanjang barat pesisir selatan. Masjid dibangun pada tahun 1823 dipimpin oleh seorang ulama dan tokoh masyarakat setempat, yakni Haji Mansyur. Pada awal pembangunan, atap masjid berbentuk sederhana seperti gudang, terbuat dari dari daun rumbia dan hampir seluruh bahan bangunannya mempergunakan kayu. Kemudian pada tahun 1920 atapnya diganti dengan seng serta berubah menjadi tumpang bersusun t...
Legenda Ular Kepala Tujuh merupakan cerita rakyat Bengkulu , tepatnya Kabupaten Lebong . Menceritakan petualangan Gajah Merik, putra bungsu Raja Bikau Bermano mengalahkan Ular Kepala Tujuh penunggu Danau Tes. Ular tersebut dipercayai oleh masyarakat Lebong sebagai penunggu Danau Tes. Sarangnya berada di Teluk Lem sampai di bawah Pondok Lucuk. Oleh karenanya, jika penduduk melintas di atas danau Tes menggunakan perahu, mereka tidak berani berkata sembrono. Alkisah, dahulu kala berdiri sebuah kerajaan bernama Kutei Rukam yang dipimpin oleh Raja Bikau Bermano. Sang Raja mempunyai delapan orang putra. Suatu ketika, Raja Bikau Bermano hendak melangsungkan upacara perkawinan putranya yang bernama Gajah Meram dengan seorang putri dari Kerajaan Suka Negeri yang bernama Putri Jinggai. Pihak istana kerajaan Kutei Rukam kemudian menyiapkan segala sesuatunya untuk melangsungkan pernikahan semeriah mungkin. Gajah Meram Beserta Calon Istrinya Hilang Tibalah hari pernikah...
Dol Kyu, kulit binatang Dol dimainkan bersama alat musik tassa (sejenis rebana) saat perayaan tabot. Perayaan tabot di Sumatera dibawa oleh penganut Syi'ah dari Madras dan Bengali yang didatangkan oleh Inggris sebagai pekerja untuk membangun benteng Malborough. Seorang pekerja yaitu syeh Burhanuddin atau Iman Senggolo melaksanakan perayaan tabot yang pertama pada tahun 1685 yang kemudian menyebar ke Pidie, Meulaboh, Banda Aceh, Singkil, Sibolga, Barus, Padang, Pariaman (yang dikenal dengan perayaan tabuik). Pada perkembangannya, perayaan ini hanya dijumpai di Pariaman dan Bengkulu. Dol hanya dikeluarkan pada perayaan ritual tabot berlangsung, namun kini terjadi perubahan fungsi dol, yaitu bukan hanya dibunyikan pada saat ritual tabot saja namun untuk musik pengiring tarian.