La Dana adalah seorang anak petani dari Toraja. Ia sangat terkenal akan kecerdikannya. Kadangkala kecerdikan itu ia gunakan untuk memperdaya orang. Sehingga kecerdikan itu menjadi kelicikan. Pada suatu hari ia bersama temannya diundang untuk menghadiri pesta kematian. Sudah menjadi kebiasaan di tanah toraja bahwa setiap tamu akan mendapat daging kerbau. La Dana diberi bagian kaki belakang dari kerbau. Sedangkan kawannya menerima hampir seluruh bagian kerbau itu kecuali bagian kaki belakang. Lalu La Dana mengusulkan pada temannya untuk menggabungkan daging-daging bagian itu dan menukarkannya dengan seekor kerbau hidup. Alasannya adalah mereka dapat memelihara hewan itu sampai gemuk sebelum disembelih. Mereka beruntung karena usulan tersebut diterima oleh tuan rumah. Seminggu setelah itu La Dana mulai tidak sabar menunggu agar kerbaunya gemuk. Pada suatu hari ia mendatangi rumah temannya, dimana kerbau itu berada, dan berkata "Mari kita potong hewan ini, saya sudah ingin m...
1. Sawérigading mendatangi isterinya yang bernama I Wé Cudai memberitahukan bahwa anak angkatnya yang bernama La Mappanyompa mengundangnya ke Senrijawa untuk menghadiri uapacara yang diadakan oleh saudaranya. 2. Utusan pembawa undangan itu juga mengundang anak datu tujuh-puluh, sambil mengatakan bahwa sejak bulan lalu dia mengantar juga undangan ke Tompo Tikka, Singki Wéro dan Lau Saddeng. 3. Anak datu tujuh-puluh sedang asyik menyabung ayam di gelanggang, sedang Wé Tenridiyo yang bergelar Batari Bissu anak Sawérigading yang dinasibkan menjadi bissu sejak kecil, menengadah ke langit berkomunikasi dengan orang kayangan suami langitnya yang bernama To Sompa Riwu. 4. To Sompa Riwu turun dari langit menjemput Wé Tenridiyo menaikkannya ke Boting Langi. Dalam perjalanannya ke Boting Langi, dia melihat dunia yang ditinggalkan itu besarnya hanya bagaikan sebua kempu. 5. Setiba Wé Tenridio di Boting Langi, dia mendengar dari bawah bunyi gendang besar, gendang upacara Wé Tenriba...
Bisa disebut Buronggo, disajikan sebagai makanan penutup. Kue Barongko sangat mudah dijumpai di acara adat, acara jamuan di daerah Bugis seperti acara perkawinan, sunatan, pengajian dsb. Buronggo adalah makanan yang berbahan dasar pisang kepok matang yang dikukus beserta daun pisangnya. Barongko atau Buronggo adalah salah satu penganan khas asli Bugis. Barongko sangat mudah dijumpai dalam acara-acara adat, acara perjamuan dan kegiatan-kegiatan lain di daerah Bugis, seperti misalnya acara pengantin, Mappanre Temme (khatam Qur’an), sunatan, pengajian dan lain-lain. Biasanya kue Barongko yang juga kadang disebut Buronggo disajikan sebagai makanan penutup setelah makanan pokok. Penganan ini berbahan dasar pisang kepok matang yang dikukus dengan daun pisang. Untuk membuat Barongko atau Buronggo, berikut ini resepnya : Bahan: 8 buah pisang kapok matang 2 butir telur, kocok lepas 50 gram gula pasir...
Deskripsi : Tarian Ma'gellu awalnya dikembangkan di Distrik Pangalla' kurang lebih 45 km ke arah Timur dari kota Rantepao dan biasanya dipentaskan pada upacara khusus yang disebut Ma'Bua', yang berkaitan dengan upacara pentasbihan Rumah adat Toraja/Tongkonan, atau keluarga penghuni tersebut telah melaksanakan upacara Rambu Solo' yang sangat besar (Rapasaan Sapu Randanan). Saat ini tarian Ma'gellu' sering juga dipertunjukkan pada upacara kegembiraan seperti pesta perkawinan, syukuran panen, dan acara penerimaan tamu terhormat. Tarian ini dilakukan oleh remaja putri dengan jumlah ganjil dan diiringi irama gendang yang ditabuh oleh remaja putra yang berjumlah empat orang. Busana serta aksesoris yang digunakan adalah khusus untuk penari dengan perhiasan yang terbuat dari emas danperak seperti Keris Emas/Sarapang Bulawan, Kandaure, Sa'pi' Ulu', Tali Tarrung, Bulu Bawan, Rara', Mastura, Manikkata, Oran-oran, Lola' Pali' Gaapong...
Dua bulu' samanna mat tettongeng, Indo' Logo Dua bulu' samanna mat tettongeng, Indo' Logo Kegasi samanna rionroi, ala rionroi Palla bu' sengereng Palla bu' sengereng Sengeremmu samanna pada bulu', Indo' Logo Sengeremmu samanna pada bulu', Indo' Logo Adammu samanna silappae, ala silappae Buttungeng manenggi Butungeng manenggi Dua gunung bagaikan berdampingan, Bunda Logo (2x) Yang manakah lagi yang kita tempati Untuk melabuhkan kenangan indah (2x) Kenanganmu bagaikan setinggi gunung, Bunda Logo (2x) Tutur sapamu walau hanya sepatah Meruntuhkan segalanya (2x)
Kukana tuni pela tuni buang ritamparang Tuni ayukkan rije'ne narampung tau maraeng Caddi caddi dudu in'ja nana pellaka ammaku Mantang mama ka'leka'le tu'guru je'nne matanku Aule sa'resa're na i kukang sayang Sa're tenama kucini lino empo tenama te'nena Aule sa'resa're na i kukang sayang Sa're tenama kucini lino empo tenama te'nena
Baju bodo adalah pakaian tradisional perempuan Bugis, Sulawesi, Indonesia. Baju bodo berbentuk segi empat, biasanya berlengan pendek, yaitu setengah atas bagian siku lengan. Baju bodo juga dikenali sebagai salah satu busana tertua di dunia. Menurut adat Bugis, setiap warna baju bodo yang dipakai oleh perempuan Bugis menunjukkan usia ataupun martabat pemakainya. Warna Arti Jingga dipakai oleh anak perempuan berumur 10 tahun. Jingga dan merah dipakai oleh gadis berumur 10-14 tahun. Merah dipakai oleh perempuan berumur 17-25 tahun. Putih dipakai oleh para pembantu dan dukun . Hijau dipakai oleh perempuan bangsawan . Ungu dipakai oleh para janda . Pakaian ini kerap dipakai untuk acara adat seperti upacara pernikahan. Tetapi kini, baju bodo mulai direvitalisasi melalui acara lainnya seperti lomba menari atau menyambut tamu agung. "Perempuan [Bugis] mengenakan pakaian sederhana... Sehelai sarung [menutupi pinggang] hingga kaki dan...
Musik Bambu Tradisional Toraja yang disebut Pa’pompang atau Pa’bas karena suara bas terdengar dominan adalah salah satu kekayaan seni budaya toraja berupa musik tradisional yang dimainkan secara berkelompok (semacam orkestra) dan dipadukan dengan melodi suling bambu. Group musik bambu toraja umumnya dibentuk di sekolah-sekolah dan di gereja. Musik tradisional ini seakan melengkapi kekayaan budaya dan wisata Tana Toraja, Sulawesi Selatan (Sulsel). Apa bedanya dengan angklung atau musik bambu lainnya? Suara yang dihasilkan angklung bisa digolongkan akustik, sedangkan musik bambu Toraja adalah jenis musik tiup. Suara musik tradisional ini memang khas dan bisa menghasilkan dua setengah oktaf tangga nada. Meski tradisional, alat musik ini bisa dikolaborasikan dengan alat musik lainnya seperti terompet, saksofon, organ atau piano dan bisa digunakan untuk mengiringi semua lagu. Alat musik ini dibuat dari potongan-potongan bambu, mulai dari yang kecil sampai yang besar. Suara y...
Ma'badong satu tarian upacara asal dari Tana Toraja, Sulawesi Selatan. Tarian Ma'badong ini diadakan pada upacara kematian yang dilakukan secara berkelompok. Para penari (pa'badong) membentuk lingkaran dan saling berpegangan tangan dan umumnya mereka berpakaian hitam-hitam. Penari melingkar dan saling mengaitkan jari-jari kelingking. Penari terdiri dari pria dan wanita setengah baya atau tua. Pa'badong melantunkan syair (Kadong Badong) riwayat hidup, sejak lahir sampai wafat dari orang yang meninggal dunia. Tarian Ma'badong ini kadang menelan waktu berjam-jam, malah berlangsung sampai tiga hari tiga malam sambung-menyambung di pelataran tempat upacara berduka. (Sumber Wikipedia) The Communal Chant (nyanyian komunal atau berjemaat,kelompok) karena dimana sang Indo' Badong yaitu Pemandu syair dan lagu dalam nyanyian Kadong Badong, memberikan kalimat-kalimat syair dan modus nada untuk dinyanyikan kepada semua kelompok penari yang biasa dinyanyikan s...