I Karake‘lette‘ adalah seorang lakilaki cacat yang hidup di zaman kerajaan Balanipa Mandar, Sulawesi Barat, Indonesia. Walaupun cacat, ia menjadi penentu kemenangan Kerajaan Balanipa dalam perang melawan Kerajaan Gowa, dengan menaklukkan Raja Gowa. Bagaimana I Karake‘lette‘ yang berkaki cacat itu berhasil menaklukkan Raja Gowa? Kisah selanjutnya dapat Anda ikuti dalam cerita I Karake‘lette‘ berikut ini. Alkisah, di daerah Mandar Sulawesi Barat, terdapat sebuah kerajaan yang bernama Kerajaan Balanipa. Kerajaan ini dipimpin oleh seorang raja yang arif dan bijaksana. Rakyatnya hidup damai, sejahtera, aman, dan sentosa. Pada suatu hari, kedamaian mereka terusik oleh sebuah kabar buruk bahwa pasukan Kerajaan Gowa dengan dipimpin oleh rajanya akan datang menyerang negeri mereka. Mendengar kabar tersebut, Raja Balanipa segera bermusyawarah dengan para ponggawa dan pembesar kerajaan untuk menyusun strategi dalam menghadapi serangan musuh. &ld...
Sayyangpattudu (kuda menari) atau kadang orang menyebutn ya to messawe (orang yang mengendarai) merupakan acara yang diadakan dalam rangka untuk mensyukuri anak-anak yang khatam (tamat) Alquran. Bagi suku Mandar di Sulawesi Barat tamat Alquran adalah sesuatu yang sangat istimewa,dan perlu disyukuri secara khusus dengan mengadakan pestaadat sayyangpattudu. Pesta ini diadakan sekali dalam setahun, biasanya bertepatan dengan bulan Maulid/ RabiulAwwal (kalender hijriyah). Dalam pesta tersebut menampilkan atraksi kuda berhias yang menari sembari ditunggangi anak-anak yang sedang mengikut iacara tersebut. Bagi masyarakat Mandar, khatam Alquran dan upacara adat sayyang pattudu memiliki pertalian yang sangat erat antara yang satu dengan yang lainnya. Acara ini mereka tetap lestarikan dengan baik. Bahkan masyarakat suku mandar yang berdiam di luar Sulawesi Barat akan kembali ke kampong halamannya demi mengikuti acara tersebut. Penyelenggaraan acara ini suda...
Tarian ini dulunya merupakan tarian kemenangan Suku Mamasa yang sering dilakukan setelah pulang dari medan perang. Namanya adalah Tari Bulu Londong. Tari Bulu Londong adalah salah satu tarian tradisional sejenis tarian perang yang berasal dari daerah Mamasa, Sulawesi Barat. Tarian ini merupakan tarian yang dibawakan oleh para penari pria dengan berpakaian dan bersenjata seperti layaknya para prajurit pada zaman dahulu. Seperti halnya tarian perang lainnya, Tari Bulu Londong merupakan salah satu tarian yang sudah hampir punah dan tidak pernah ditampilkan lagi seiring dengan tidak adanya perang seperti zaman dahulu. Tarian ini kemudian diangkat kembali oleh masyarakat dan para budayawan yang ada disana sebagai apresiasi terhadap budaya lokal dan melestarikannya agar tidak punah seiring dengan pekembangan zaman. Walaupun sudah tidak lagi difungsikan sebagai tarian perang, namun Tari Bulu Londong kini lebih difungsikan sebagai tarian yang bersifat pertunjukan. Sehingga cocok dit...
Upacara adat ini sangat langka, betapa tidak upacara hanya dilaksanakan satu kali dalam lima tahun dan merupakan satu-satunya acara tradisi yang diselenggarakan dan berhubungan dengan kerajaan Sendana. Acara yang dilaksanakan oleh pihak Pappuangang Puttada di desa Puttada, kecamatan Sendana ini didahului oleh ritual membunyi-bunyikan alat musik, beragam alat musik tradisi tampak, mulai dari calong, rebana, kecapi, dan alat musik serupa suling, uniknya acara pendahuluan ini dilakoni oleh kaum hawa atau ibu-ibu, dengan meletakkan dan membakar dupa sebelumnya. Acara pertama didahului dengan pemotongan hewan kerbau (manggere’ terong), ritual yang hampir ditemui dalam acara-acara tradisi kuno yang ada di Mandar, Sulawesi Barat, seperti Massumaya yang dilakukan oleh masyarakat adat di Mosso, salah satu banua kaiyyang di kerajaan Balanipa, pemotongan hewan berukuran besar biasanya menunjukkan skala kebesaran acara yang dilaksanakan. Tahun ini upacara adat Cakkuriri...
Lagu daerah suku Mandar "kelleqmaq" ini adalah salah satu dari beberapa jenis lagu dengan irama riang gembira. Merupakan lagu dengan syair yang diulang-ulang beberapa kali, dinyanyikan dengan irama yang cukup cepat, dan bertemakan jenaka. Berikut ini adalah lirik lagu kelleqmaq : Kelleqmaq kelleqmaq daiqpa di juppandang maqala sambaine, sambaine malolo Kelleqmaq kelleqmaq daiqpa di juppandang maqala sambaine, sambaine malolo Polemaq leqmai mattoqdoq boya-boyang mendaiqmi kellequ kelleq sanggaq di lawe Polemaq leqmai mattoqdoq boya-boyang mendaiqmi kellequ kelleq sanggaq di lawe Kelleqmaq kelleqmaq daiqpa di juppandang maqala sambaine, sambaine malolo Kelleqmaq kelleqmaq daiqpa di juppandang maqala sambaine, sambaine malolo Kelleqmaq kelleqmaq daiqpa di juppandang maqala sambaine, sambaine malolo Kelleqmaq kelleqmaq daiqpa di juppandang maqala sambaine, sambaine malolo Polemaq leqmai mattoqdoq boya-boyang mendaiqmi kellequ kelleq sanggaq di lawe Polem...
Gongga lima adalah sebuah alat atau benda yang didalamnya terdapat dua kata, dan ketika dipisahkan mempunyai pengertian yang berbeda yakni Gongga dan lima. Gongga diartikan sebagai alat itu sendiri sedangkan lima dalam bahasa Mandar adalah Tangan, jika dilihat dari pembagiannya, sangat memperjelas identitas serta eksistensinya yang menjelaskan bahwa ke duanya membutuhkan satu sama lain. Gongga lima adalah sebuah alat musik yang termasuk klasifikasi idiopon, idiopon dalam buku Solihing mengatakan sumber bunyinya berasal dari alat itu sendiri (Solihing ibid Hal: 99) ada persamaan dari pemaparan Yayat, mengatakan bahwa idiopon adalah bunyi alat yang menghantar getaran tabuh inti instrument itu sendiri (Yayat Nusantara, seni SMA jilid 1 2003, Hal: 35 ). Jenis Gongga lima terdapat diwilayah balanipa hampir sama dengan alat musik parappasa dari Gowa Sulawesi Selatan, perbedaan Parappasa dengan Gongga lima dapat dilihat dari penampilan alat itu, dalam pembuatannya bambu dib...
Kata Sattung berasal dari “Kalipattung” jika diartikan kedalam bahasa Indonesia adalah katak yang berbunyi setelah hujan turun dimalam hari atau tempat rawa-rawa. Bapak Suani menuturkan, sattung tidak terlepas dari kehidupan Tomakaka Tinunnungan, menurut sejarahnnya “Wassu-wassuli” (pondok-pondok kecil) menjadi tempat tomakaka tinunnungan beristirahat, bersenang-senang, di puncak gunung. Diperistirahatannya mendengar sebuah bunyi konon itulah yang disebut “Kalipattung” sehingga dibenak Tomakaka mempunyai inisiatif untuk menirunya akan tetapi dihambat oleh sulitnya peniruan itu maka, dibuatkanlah alat yang hampir menyerupai Kallipattung sekaligus dinamakan Sattung, tentang penamaan dan pembuatan semua difikirkan olehTomakaka Tinunnungan. Tinunnungan adalah nama wilayah yang terletak 1 km dari dusun Limboro, Desa Ongko, Kec. Campalagian Kab. Polewali Mandar. Wilayah ini termasuk wilayah kerajaan Balanipa. Awal penyajiannya dilakukan sebaga...
Bu’ru’da (Tabuhan pembuka) Tabuhan ini selalu menjadi tanda opening atau dimulainya pertunjukan rebana, selain itu Bu’ru’da adalah jenis tabuhan yang mutlak pertunjukannya disebuah ruangan sebelum dipentaskan di Out Dor (ruang terbuka) dalam artian bahwa ritual sering kali ditemukan sebagai tanda keselamatan. 2 zikir yang digunakan untuk tabuhan Bu’ru’da yakni Bisama dan Tanangka Source: http://www.kompadansamandar.or.id/seni/seni-musik/408-jenis-tabuhan-rebana-di-daerah-mandar.html
Deqdeq Kanjar Deqdeq Kanjar adalah jenis tabuhan yang sudah mengalami perkembangan diantaranya Tabuhan Petindor, tabuhan Otove, Tabuhan Tama-tama. Tabuhan-tabuhan ini dapat dijelaskan judul yang dihasilkan berdasarkan kasus atau peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam mnasyarakat Mandar seperti petindor, dalam acara pernikahan selamanya dilakukan istilah metindor atau irngan-iringan pengantin laki-laki menuju ke kediaman perempuan karena media yang digunakan adalah musik rebana maka jenis tabuhan yang dilantunkan adalah tabuhan petindor. Sedangkan tabuhan Tama-tama dapat dilihat dari ketukan ritmis yang dibawakan, dalam permainannya terdengar lebih banyak bunyi Plak dari pada bunyi bung. Source: http://www.kompadansamandar.or.id/seni/seni-musik/408-jenis-tabuhan-rebana-di-daerah-mandar.html