Tarian
Tarian
Tarian Sulawesi Barat Mamasa
Tari Bulu Londong
- 10 November 2017

Tarian ini dulunya merupakan tarian kemenangan Suku Mamasa yang sering dilakukan setelah pulang dari medan perang. Namanya adalah Tari Bulu Londong.

Tari Bulu Londong adalah salah satu tarian tradisional sejenis tarian perang yang berasal dari daerah Mamasa, Sulawesi Barat. Tarian ini merupakan tarian yang dibawakan oleh para penari pria dengan berpakaian dan bersenjata seperti layaknya para prajurit pada zaman dahulu. Seperti halnya tarian perang lainnya, Tari Bulu Londong merupakan salah satu tarian yang sudah hampir punah dan tidak pernah ditampilkan lagi seiring dengan tidak adanya perang seperti zaman dahulu.

Tarian ini kemudian diangkat kembali oleh masyarakat dan para budayawan yang ada disana sebagai apresiasi terhadap budaya lokal dan melestarikannya agar tidak punah seiring dengan pekembangan zaman. Walaupun sudah tidak lagi difungsikan sebagai tarian perang, namun Tari Bulu Londong kini lebih difungsikan sebagai tarian yang bersifat pertunjukan. Sehingga cocok ditampilkan untuk acara seperti penyambutan, perayaan, serta pertunjukan seni dan budaya.

 

Sejarah Tari Bulu Londong

Menurut sejarah, Tari Bulu Londong dulunya merupakan tarian yang dilakukan oleh para prajurit setelah pulang dari medan perang. Untuk merayakan kemenangan tersebut, mereka lakukan dengan Tarian Bulu Londong ini. Tarian ini dilakukan sebagai ungkapan rasa gembira dan rasa syukur atas keberhasilan serta kemenangan yang mereka dapatkan.

Para prajurit tersebut menari dengan membawa senjata serta kepala musuh yang mereka kalahkan di medan perang. Kepala musuh tersebut mereka pertunjukan kepada warga sebagai bukti kemenangan dan kehebatan mereka. Selain sebagai tarian perang, Tarian Bulu Londong juga sering ditampilkan sebagai bagian dari upacara Rambutuka bagi yang bernazar saat sakit. Ketika mereka sembuh dari penyakit yang dideritanya mereka juga merayakannya dengan tari bulu lomdong ini sebagai ungkapan rasa syukur.

 

Fungsi Dan Makna Tari Bulu Londong

Seperti yang dikatakan sebelumnya, tarian ini dulunya dilakukan untuk merayakan keberhasilan yang mereka dapatkan seperti kemenangan perang atau mereka yang sebuh dari sakit. Bagi masyarakat di sana, Tarian Bulu Londong ini dimaknai sebagai ungkapan kebahagian dan rasa syukur mereka. Selain itu Tari Bulu Londong kini juga dimaknai sebagai penghormatan kepada para leluhur.

 

Pertunjukan Tari Bulu Londong

Tari Bulu Londong ini biasanya dibawakan oleh para penari pria. Untuk jumlah para penari biasanya terdiri dari 5 orang atau lebih. Para penari tersebut menari dengan berpakaian perang dan membawa berbagai senjata sebagai peralatan menarinya. Peralatan menari tersebut terdiri dari, terompet bambu, pedang, dan tombak. Selain itu, salah satu penari juga membawa boneka kepala manusia.

Dalam pertunjukan Tari Bulu Londong diawali dengan membunyikan terompet bambu oleh para penari, setelah itu mereka memasuki arena. Setelah memasuki arena, kemudian para penari menari dengan gerakan-gerakannya yang khas sambil diiringi oleh musik pengiring. Untuk gerakan dalam tarian ini lebih didominasi gerakan gerakan tangan memainkan senjata. Pada tangan kanan memainkan pedang dan tangan kiri memainkan tombak. Selain itu pada gerakan kaki yang melangkah menghentak. Gerakan tersebut dipadukan dengan formasi yang berubah ubah sehingga terlihat bervariatif.

 

Pengiring Tari Bulu Londong

Dalam pertunjukan tari londong ini biasanya diiringi oleh musik tradisional seperti gendang. Gendang yang digunakan biasanya terdiri dari 2 gendang dan dimainkan oleh 4 orang secara bergantian. Sedangkan untuk irama yang dimainkan biasanya bertempo cepat namun disesuaikan dengan gerakan para penari. Selain itu dalam tarian ini juga diselingi dengan syair yang dibawakan oleh para penari. Sehingga saat mengucapkan syair, maka iringan musik dan gerakan tari akan berhenti,  kemudian setelah syair selesai maka musik dilanjutkan kembali dan begitu juga para penari.

 

Kostum Tari Bulu Londong

Kostum yang digunakan para penari dalam pertunjukan Tari Bulu Londong merupakan kostum perang Suku Mamasa pada zaman dahulu. Selain itu penari juga dilengkapi dengan peralatan seperti senjata dan terompet yang terbuat dari bambu dengan hiasan daun-daun. Untuk senjata yang digunakan terdiri dari pedang dan tombak khas yang dihiasi dengan bulu-bulu.

Selain itu salah satu orang penari biasanya membawa boneka kepala manusia. Pada zaman dahulu kepala manusia yang dibawa merupakan kepala manusia asli, namun karena sekaran lebih difungsikan sebagai tari pertunjukan maka kepala manusia tersebut di ganti dengan kepala buatan atau boneka.

 

Perkembangan Tari Bulu Londong

Tari Bulu Londong termasuk salah satu tarian yang hampir punah dan jarang ditampilkan seiring dengan perkembangan zaman. Namun tarian ini kemudian diangkat kembali oleh masyarakat dan budayawan di sana. Walaupun sudah tidak difungsikan sebagai tarian perang, namun kesan tari perang dalam Tari Bulu Londong ini masih sangat kental.

Dalam perkembangannya, berbagai kreasi dan variasi dalam pertunjukan juga sering ditambahkan agar terlihat menarik. Namun mereka tidak menghilangkan ciri khas dan kesan tari perang dalam tarian tersebut. Tari Bulu Londong ini kini sering ditampilkan di berbagai acara seperti, penyambutan, perayaan, pertunjukan seni dan festival budaya. Walaupun tidak lagi ditampilkan sebagai tarian perang, hal ini dilakukan sebagai bagian dari usaha melestarikan dan memperkenalkan kepada generasi muda serta masyarakat luas akan budaya yang mereka miliki.

 

Sumber:

http://www.negerikuindonesia.com/2015/10/tari-bulu-londong-tarian-tradisional.html

Diskusi

Silahkan masuk untuk berdiskusi.

Daftar Diskusi

Rekomendasi Entri

Gambar Entri
Tradisi MAKA
Seni Pertunjukan Seni Pertunjukan
Nusa Tenggara Barat

MAKA merupakan salah satu tradisi sakral dalam budaya Bima. Tradisi ini berupa ikrar kesetiaan kepada raja/sultan atau pemimpin, sebagai wujud bahwa ia bersumpah akan melindungi, mengharumkan dan menjaga kehormatan Dou Labo Dana Mbojo (bangsa dan tanah air). Gerakan utamanya adalah mengacungkan keris yang terhunus ke udara sambil mengucapkan sumpah kesetiaan. Berikut adalah teks inti sumpah prajurit Bima: "Tas Rumae… Wadu si ma tapa, wadu di mambi’a. Sura wa’ura londo parenta Sara." "Yang mulia tuanku...Jika batu yang menghadang, batu yang akan pecah, jika perintah pemerintah (atasan) telah dikeluarkan (diturunkan)." Tradisi MAKA dalam Budaya Bima dilakukan dalam dua momen: Saat seorang anak laki-laki selesai menjalani upacara Compo Sampari (ritual upacara kedewasaan anak laki-laki Bima), sebagai simbol bahwa ia siap membela tanah air di berbagai bidang yang digelutinya. Seharusnya dilakukan sendiri oleh si anak, namun tingkat kedewasaan anak zaman dulu dan...

avatar
Aji_permana
Gambar Entri
Wisma Muhammadiyah Ngloji
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
SMP Negeri 1 Berbah
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

SMP Negeri 1 Berbah terletak di Tanjung Tirto, Kelurahan Kalitirto, Kecamatan Berbah, Sleman. Gedung ini awalnya merupakan rumah dinas Administratuur Pabrik Gula Tanjung Tirto yang dibangun pada tahun 1923. Selama pendudukan Jepang, bangunan ini digunakan sebagai rumah dinas mandor tebu. Setelah Indonesia merdeka, bangunan tersebut sempat kosong dan dikuasai oleh pasukan TNI pada Serangan Umum 1 Maret 1949, tanpa ada yang menempatinya hingga tahun 1951. Sejak tahun 1951, bangunan ini digunakan untuk kegiatan sekolah, dimulai sebagai Sekolah Teknik Negeri Kalasan (STNK) dari tahun 1951 hingga 1952, kemudian berfungsi sebagai STN Kalasan dari tahun 1952 hingga 1969, sebelum akhirnya menjadi SMP Negeri 1 Berbah hingga sekarang. Bangunan SMP N I Berbah menghadap ke arah selatan dan terdiri dari dua bagian utama. Bagian depan bangunan asli, yang sekarang dijadikan kantor, memiliki denah segi enam, sementara bagian belakangnya berbentuk persegi panjang dengan atap limasan. Bangunan asli dib...

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Pabrik Gula Randugunting
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Pabrik Gula Randugunting menyisakan jejak kejayaan berupa klinik kesehatan. Eks klinik Pabrik Gula Randugunting ini bahkan telah ditetapkan sebagai cagar budaya di Kabupaten Sleman melalui SK Bupati Nomor Nomor 79.21/Kep.KDH/A/2021 tentang Status Cagar Budaya Kabupaten Sleman Tahun 2021 Tahap XXI. Berlokasi di Jalan Tamanmartani-Manisrenggo, Kalurahan Tamanmartani, Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, pabrik ini didirikan oleh K. A. Erven Klaring pada tahun 1870. Pabrik Gula Randugunting berawal dari perkebunan tanaman nila (indigo), namun, pada akhir abad ke-19, harga indigo jatuh karena kalah dengan pewarna kain sintesis. Hal ini menyebabkan perkebunan Randugunting beralih menjadi perkebunan tebu dan menjadi pabrik gula. Tahun 1900, Koloniale Bank mengambil alih aset pabrik dari pemilik sebelumnya yang gagal membayar hutang kepada Koloniale Bank. Abad ke-20, kemunculan klinik atau rumah sakit di lingkungan pabrik gula menjadi fenomena baru dalam sejarah perkembangan rumah sakit...

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Kompleks Panti Asih Pakem
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Kompleks Panti Asih Pakem yang terletak di Padukuhan Panggeran, Desa Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, merupakan kompleks bangunan bersejarah yang dulunya berfungsi sebagai sanatorium. Sanatorium adalah fasilitas kesehatan khusus untuk mengkarantina penderita penyakit paru-paru. Saat ini, kompleks ini dalam kondisi utuh namun kurang terawat dan terkesan terbengkalai. Beberapa bagian bangunan mulai berlumut, meskipun terdapat penambahan teras di bagian depan. Kompleks Panti Asih terdiri dari beberapa komponen bangunan, antara lain: Bangunan Administrasi Paviliun A Paviliun B Paviliun C Ruang Isolasi Bekas rumah dinas dokter Binatu dan dapur Gereja

avatar
Bernadetta Alice Caroline