Pada zaman dahulu, terdapatlah sebuah kerajaan di Pulau Mintin daerah Kahayan Hilir. Kerajaan itu sangat terkenal akan kearifan rajanya. Akibatnya, kerajaan itu menjadi wilayah yang tenteram dan makmur. Pada suatu hari, permaisuri dari raja tersebut meninggal dunia. Sejak saat itu raja menjadi murung dan nampak selalu sedih. Keadaan ini membuatnya tidak dapat lagi memerintah dengan baik. Pada saat yang sama, keadaan kesehatan raja inipun makin makin menurun. Guna menanggulangi situasi itu, raja berniat untuk pergi berlayar guna menghibur hatinya. Untuk melanjutkan pemerintahan maka raja itu menyerahkan tahtanya pada kedua anak kembarnya yang bernama Naga dan Buaya. Mereka pun menyanggupi keinginan sang raja. Sejak sepeninggal sang raja, kedua putranya tersebut memerintah kerajaan. Namun sayangnya muncul persoalan mendasar baru. Kedua putra raja tersebut memiliki watak yang berbeda. Naga mempunyai watak negatif seperti senang berfoya-foya, mabuk-mabukan dan berjudi. Sedangk...
Salah satu pendokumentasian Dayak Ngaju bukan berupa "naskah" seperti yang kita ketahui pada umumnya, melainkan melalui ilustrasi naratif yang salah satunya diaplikasikan pada tabung bambu ( solep ). Ilustrasi naratif berarti ilustrasi yang menggambarkan rentetan (atau suksesi) suatu peristiwa, salah satu contohnya yang paling mudah dikenal adalah relief pada Candi Borobudur).Menurut kepercayaan Dayak, tabung bambu semacam ini digunakan sebagai wadah penyimpanan ilmu pengetahuan dan hal tak kasat mata yang menjaga kesehatan dan kemakmuran pemiliknya. Tabung dihiasi dengan berbagai motif dan ilustrasi dengan tujuan tersebut, juga untuk menjaganya dari roh jahat. Menurut kepercayaan Dayak, dunia terbagi menjadi tiga alam: dunia atas, dunia manusia, dan dunia bawah (air). Tabung bambu ini memperlihatkan ikonografi atau simbol keagamaan Dayak Ngaju tersebut. Ilustrasi ini harus dibaca dengan cara sedemikian rupa, dengan diputar dan dibalik. Satu bagian menunjukkan adegan upacara kematian "...
Soto bukan hanya milik suku Jawa atau Betawi, tapi Kalimantan juga punya Soto, namanya Soto Manggala. Soto Manggala ada kuliner khas Pangkalan Bun yang kuah aslinya menggunakan ceker ayam, bumbu kayu manis, pekak, lada, garam dan beberapa bumbu rempah lainnya. Tapi khusus di kuliner 5 island 5 weeks ini menggunakan dada ayam. Soto ini tidak menggunakan santan, jadi bisa disajikan sebagai appetizer. Disajikan dengan potongan singkong rebus, telur ayam, daun bawang, bawang goreng dan tak lupa perasan jeruk nipis jika menyukai rasa agak sedikit asam. Soto Manggala adalah salah satu kekayaan kuliner setempat yang tengah mencoba bertahan di tengah gencarnya serbuan kuliner modern yang masuk. Menu soto manggala layak diapresiasi dan dilestarikan sebagai warisan kuliner tradisional, sekaligus alternatif menu yang dapat disantap tanpa menggunakan nasi putih. Bahan-bahan: 1 kg sinkong / ketela ½ kg ceker / kaki ayan (potong 3 bagian) 1 ons daun bawa...
Balian adalah dukun pengobat di suku Dayak, dalam upacara pengobatan biasanya Balian menarikan tarian pengobatan untuk memanggil roh dewa dan leluhur. Aksesoris yang dipakai Balian dalam menari diantaranya adalah gelang Balian, gelang ini apabila dibunyikan dipercaya dapat memanggil roh-roh. Gelang balian disebut juga dengan gelang Hiyang (dewa), gelang ini dipakai para dukun Balian pada kedua pergelangan tangan, jumlah gelang yang dipakai menunjukkan tingkat kesaktian Balian tersebut, yang tertinggi memakai 3 buah gelang. Gelang ini terbuat dari bahan gangsa (perunggu), bentuknya bulat melingkar mirip seperti bentuk kue donat dan cukup berat. Gelang yang dipasang dipergelangan tangan masing-masing berpasangan atau lebih, sehingga apabila tangan dihentakkan atau digoyang maka akan terjadi benturan antara gelang-gelang tersebut dan menghasilkan suara yang sangat nyaring. Bunyi benturan dari gelang tersebut mengikuti hentakan irama musik pengiring tarian, dengan kata lain pa...
Katambung adalah alat musik perkusi sejenis gendang yang biasa digunakan dalam upacara - upacara adat seperti dalam upacara Tiwah agama Kaharingan. Katambung berarti PUKUL. Bentuknya hampir menyerupai intrumen musik Tifa dari Papua. Ukuran panjang kurang lebih 75cm terbuat dari kayu ulin dan bagian yang dipukul dengan telapak tangan terbuat dari kulit ikan Buntal (sejenis ikan yang kulitnya dapat menggembang apabila terancam atau terkena rangsangan/gesekan) yang telah dikeringkan ber-diameter kurang lebih 10 - 18 cm. Jenis instrumen ini diperkirakan sudah ada sebelum abad ke X Masehi, banyak terdapat di wilayah suku Dayak Ngaju. Katambung dapat dikategorikan menjadi dua, yaitu: (1) katambung untuk orang dewasa dan (2) katambung untuk anak-anak. Katambung yang pertama (terbuat dari kayu) umumnya berukuran panjang lebih kurang 70 sampai 75 cm dengan garis tengah (tempat melekatkan kulit membran) antara 15--18 cm. Sedangkan, katambung yang kedua (terbuat dari bambu) umumnya beru...
Ritual Balian Mampandui Awau merupakan upacara yang lebih sakral dalam ritual pemberian nama kepada bayi atau anak. Ritual ini sudah langka, karena diperlukan waktu lebih lama, selain biayanya cukup mahal. Balian Mampandui Awau biasanya dilakukan oleh masyarakat berekonomi mapan, mereka yang sulit mendapatkan anak atau mereka yang mendambakan anak laki-laki atau anak hajat. Syarat-syarat Balian Mampandui Awau adalah hewan kurban (ayam, babi, dan bahkan sapi atau kerbau), sesajen, manik-manik (manas dan lilis lamiang), pohon sawang, tunas kelapa, tambak, behas tawur, sesajen, damar (nyating), sahewan tamiang, patung (hampatung) pasak, tanggui dare, dan lain-lain.Syarat lain adalah kelengkapan hidup berupa alat bercocok tanam, berburu, rumah tangga, dan lain-lain. Ritual ini dipandu oleh beberapa orang ulama (basir balian).
Ritual Hakumbang Auh merupakan tradisi masyarakat Dayak Kalimantan Tengah untuk memperbincangkan sebelum acara adat melamar dan meminang seroang gadis. Hakumbang Auh merupakan pembicaraan untuk menyampaikan niat laki-laki melamar gadis atau perempuan. Keinginan tersebut disampaikan melalui orang ketiga disertai dengan tanda bukti. Tanda bukti itu boleh berupa gucci, uang, perhiasan, dan lain-lain. Jika pembicaraan lamaran disetujui maka tanda bukti diterima oleh keluarga perempuan. Sebaliknya jika pembicaraan tidak disetuji tanda bukti dikembalikan.
Upacara yang lebih sakral saat melangsungkan pernikahan adalah Balian Kawin. Ritual ini hanya dilakukan penganut Kaharingan, namun juga sudah jarang dilakukan karna perlu waktu lebih lama dan cukup mahal. Balian Kawin biasanya dilakukan oleh masyarakat yang ekonominya cukup mapan atau berstatus sosial tinggi. Syarat-syarat Balian Kawin yaitu hewan kurban (ayam, babi, dan bahkan sapi), sesajen, manik-manik (manas dan lilis lamiang), palangka, pohon sawang, tunas kelapa, rotan, tambak, behas tawur, sesajen dan lain-lain. Syarat lain yaitu kelengkapan hidup berupa alat bercocok tanam, berburu, dan rumah tangga. Ritual dipadu oleh beberpa orang Ulama ( basir balian). Sumber: Museum Balanga, Palangkaraya.
Ritual Balian Tantulak Ambun Rutas Matei Tradisi mengubur mayat menurut kebiasaan masyarakat Dayak di Kalimantan Tengah bermacam-macam. Ada yang dikubur di dalam tanah, diletakakan di atas tanah atau diletakakan pada batang pohon yang telah dilubangi dengan posisi mayat berdiri tegak. Sementara peti zaman dulu berbahan kayu gabus, karena mudah dibuat. Setelah penguburan, ada ritual yang dibuat Balian Tantulak Ambun Rutas Matei. Ritual ini bertujan membuang sial (rutas) akibat meninggalnya anggota keluarga setelah ritual Balian Tantuak Ambun Rutas Matei masih ada rituak yang disebut Tiwah. Filosofi ritual Balian Tantulak Ambun Rutas Matei. Ritual ini dilakukan untuk menyambung kembali tali pusar yang dipotong ketika ia lahir. Setelah tali pusar diasmbung, roh atau Zat orang mati tersebut dikembalikan ke rahim ibunya, sedangkan roh atau zat yang berasal dari tanah atau bumi kembali ke tanah atau bumi. Syarat-syarat Balian Tantulak Ambun Rutas Matei yaitu hewan kurban ( ayam dan...