Kalingkoet adalah hantu yang ada dalam hutan rimba, kita biasa mendengar bunyinya "KALANG KALANG KULIT" Sumber lain: http://saboro.wordpress.com/2009/08/30/topeng-dayak-dan-penggunaannya/
Ritual Nyobeng; Memandikan Tengkorak Manusia Hasil Mengayau Nyobeng dari berbagai referensi merupan sebuah ritual memandikan atau membersihkan tengkorak manusia hasil mengayau oleh nenek moyang. Ini dilakukan oleh suku Dayak Bidayuh, salah satu sub-suku Dayak di Kampung Sebujit, Kecamatan Siding, Kabupaten Bengkayang, Kalimantan Barat. MENGAYAU adalah memenggal kepala manusia, dan tengkoraknya diawetkan. Sekarang, tradisi mengayau sudah tak dilakukan lagi. Upacara ini cukup mengharukan, dan berlangsung selama tiga hari. Mulai tanggal 15 hingga 17 Juni. Kegiatan utamanya yakni, memandikan tengkorak yang tersimpan dalam rumah adat. Sesuai aturan yang dipercaya secara turun temurun. Dimulai menyambut tamu di batas desa. Awalnya, ini dilakukan untuk menyambut anggota kelompok yang datang dari mengayau. Penyambut, mengenakan selempang kain merah dengan hiasan manik-manik dari gigi binatang. Dilengkapi dengan sumpit dan senapan lantak yang dibunyikan, ketika para tamu undangan...
Alat musik ini terbuat dari bambu dan benang. Keledi atau organ mulut dibuat dari buah labu yang sudah tua (berumur 5-6 bulan) kemudian dikeluarkan isinya, direndam selama satu bulan, dan selanjutnya dikeringkan. Buah labu dan batang-batang bambu disatukan dengan menggunakan perekat dari sarang kelulut (sejenis lebah hutan berukuran kecil). Alat musik ini menghasilkan nada pentatonik. keledi dimainkan untuk mengiringi nyanyian tradisional, tarian, teater tutur (berupa syair dalam nyanyian yang berisi nasihat dan petuah) serta saat upacara adat pada suku bangsa Dayak. Penggambaran alat musik serupa keledi terdapat pada hiasan di bagian timpan nekara masa prasejarah yang berasal dari Dongson, berupa gambaran pemain musik yang sedang bermain organ mulut (keledi). Alat musik seperti ini kemudian popular hingga kini di Laos, Anam, Tonkin (Cina). Pada masa Hindu-Buddha, alat musik keledi secara visual digambarkan pada relief Candi Borobudur, namun nampaknya alat musik ini kemudia...
Berkunjung ke Kota Pontianak rasanya kurang lengkap bila tidak menikmati jajanan khasnya yakni Pengkang . Pengkang sendiri adalah jajanan yang dibuat dari beras ketan yang dibentuk seperti segitiga ,dibungkus daun pisang dan hampir mirip lemper namun isinya ebi . kuliner khas dari Kalimantan Barat yang mirip seperti lemper, terbuat dari beras ketan dibentuk segitiga dan dibungkus daun pisang. Cara memasaknya cukup unik, dua buah pengkang dijepit menggunakan kayu, kemudian dibakar di atas bara api. Rasa gurihnya membuat kita sulit untuk berhenti membuka lembar demi lembar daun pisang pelapis pengkang ini. Makan Pengkang paling pas dicocolkan ke Sambal Kepah, sambal dengan bahan utama sejenis kerang yang banyak hidup dihutan mangrove dekat pantai. Perpaduan antara pedas n manisnya sangat seimbang. Paduan gurihnya ketan pengkang dengan legitnya pedas sambal kepah menjadikan makanan ini wajib hukumnya untuk dicoba bila berkunjung di Pontianak. Berikut ini rese...
Alkisah, di Negeri Sintang, Kalimantan Barat, Indonesia , hiduplah dua orang pemimpin dari keturunan dewa yang memiliki kesaktian tinggi, namun keduanya memiliki sifat yang berbeda. Yang pertama bernama Sebeji atau dikenal dengan Bujang Beji. Ia memiliki sifat suka merusak, pendengki dan serakah. Tidak seorang pun yang boleh memiliki ilmu, apalagi melebihi kesaktiannya. Oleh karena itu, ia kurang disukai oleh masyarakat sekitar, sehingga sedikit pengikutnya. Sementara seorang lainnya bernama Temenggung Marubai . Sifatnya justru kebalikan dari sifat Bujang Beji. Ia memiliki sifat suka menolong, berhati mulia, dan rendah hati. Kedua pemimpin tersebut bermata pencaharian utama menangkap ikan, di samping juga berladang dan berkebun. Bujang Beji beserta pengikutnya menguasai sungai di Simpang Kapuas, sedangkan Temenggung Marubai menguasai sungai di Simpang Melawi. Ikan di sungai Simpang Mel...
Belian adalah upacara pengobatan atau mengusir bala dari suku dayak. Ritual ini dilakukan dengan tarian yang dibalut musik tradisional, lengkap dengan berbagai ornamen hiasan layaknya sebuah perayaan pernikahan. Upacara belian dilaksanakan pada malam hari, malam dianggap waktu yang tepat untuk berdoa. Selain itu,pada malam hari merupakan waktu seluruh suku warga berkumpul karna pada siang hari mereka bekerja di hutan. Belian diakhiri dengan berpantang jenis makanan tertentu bagi si sakit, kemudian dilanjutkan dengan menyepi di dalam rumah selama sehari. Sedangkan lamanya upacara bergantung pada berat ringannya penyakit. Dalam ritual belian terdapat sebuah ikatan antara petalangan dengan ajaran leluhur sehingga wajar upacara ini mengandung hal yang dianggap mistis dan prosesnya yang rumit. Meski secara keagamaan masyarakat dayak menganut agama samawi tapi mereka tetap berpegang teguh pada ajaran leluhur.
Kuliner yang satu ini, sangat pas bila dimakan saat masih hangat. Rasa gurihnya ketan berpadu dengan aroma udang merasuk di setiap gigitan kuliner bernama lemper pengkang. Lemper pengkang biasa disajikan dengan sambal pedas dan sambal kepah. Rasa manis berpadu dengan pedasnya sambal cukup menggugah selera. Walaupun memiliki ukuran yang relatif kecil, namun kuliner khas Pontianak ini cukup membuat kenyang perut Anda. Lemper pengkang, berasal dari Desa Peniti, Kecamatan Siantan, atau tepatnya berada di Jalan Raya Pontianak-Singkawang. Tidak seperti lemper pada umumnya, bentuk lemper pengkang memiliki bentuk yang unik yakni berbentuk kerucut dan diikat dengan dua bilah potongan bambu. Cara penyajiannya pun cukup unik. Lemper pengkang ini dimasak dengan cara dibakar. Setelah dua potong lemper pengkang dibakar, kemudian disajikan dengan sambal merah dan sambal kepah. Dua sambal yang disajikan memiliki rasa yang berbeda, sambal merah mempunyai rasa yang cukup pedas, dan sam...
Resep sederhana dari Kalimatan, dimana babi (biasanya babi hutan) merupakan makanan popular dikalangan orang suku Dayak. Bahan: 500 gram daging babi, dipotong dadu sebesar 2 cm 4 buah tomat, dipotong 4-6 kucai atau daun bawang 1 tangkai serai, ditumbuk 250 ml air Bumbu pedas: 4 bawang merah, dikupas dan diiris 4 cabai merah, diiris 1 buah jahe, dikupas dan diiris 1 sdt garam Cara membuat: Buat bumbu pedas dengan cara menggiling atau menghaluskan semua bahan bumbu pedas. Masukkan ke dalam panci dengan bahan-bahan lainnya dan biarkan sampai daging babinya matang dan empuk. Jika kaldu mulai sedikit berkurang, tambahkan saja sedikit air hangat. Sumber: Kong Foong Ling “ The Food of Asia ” book http://1.bp.blogspot.com/-SSrohinpEM0/U-pYpwVnpoI/AAAAAAAAAKE/obKV5N1200o/s1600/Resep%2B%2BBabi%2B%2BRica-Rica%2B%2BDayak.jpg
Pacri Nanas merupakan masakan yang dapat dijumpai di daerah-daerah dengan ciri kuliner budaya Melayu, yakni di Pontianak, Medan, Palembang, Riau, dan Banjarmasin. Di Beberapa daerah, masakan yang serupa disebut pajri. Pacri atau Pajri nanas adalah masakan gulai versi vegetarian yang gurih dan segar. Penampilannya sederhana, namun ternyata proses pembuatannya rumit dan memerlukan waktu cukup lama, serta takaran bumbu-bumbu yang pas. Dalam pembuatannya memerlukan sekitar 15 jenis rempah dan bumbu. Pacri nenas dapat menggunakan santan kental atau santan encer. Tingkat kepedasannya pun dapat disesuaikan. Aroma harumnya muncul dari penambahan bunga lawang, cengkih, dan kayumanis. Segarnya pacri nanas dapat disajikan untuk mendampingi nasi kebuli dan kambing panggang atau lauk lain yang bercitarasa "berat". Masakan pacri nenas bisa dapat di berbagai warung makan Melayu dan warung makan Padang. Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Diperindagkop dan U...