Petruk adalah tokoh punakawan dalam pewayangan Jawa, di pihak keturunan/trah Witaradya. Petruk tidak disebutkan dalam kitab Mahabarata. Jadi jelas bahwa kehadirannya dalam dunia pewayangan merupakan gubahan asli Jawa. Di ranah Pasundan, Petruk lebih dikenal dengan nama Dawala atau Udel. Menurut pedalangan, ia adalah anak pendeta raksasa di pertapaan dan bertempat di dalam laut bernama Begawan Salantara. Sebelumnya ia bernama Bambang Pecruk Panyukilan. Ia gemar bersenda gurau, baik dengan ucapan maupun tingkah laku dan senang berkelahi. Ia seorang yang pilih tanding/sakti di tempat kediamannya dan daerah sekitarnya. Oleh karena itu ia ingin berkelana guna menguji kekuatan dan kesaktiannya.Di tengah jalan ia bertemu dengan Bambang Sukodadi dari pertapaan Bluluktiba yang pergi dari padepokannya di atas bukit, untuk mencoba kekebalannya. Karena mempunyai maksud yang sama, maka terjadilah perang tanding. Mereka berkelahi sangat lama, saling menghantam, bergumul, tarik-menarik, tendang-menen...
Tradisi Baratan adalah tradisi yang berasal dari Jepara Jawa Tengah. Bertempat di Desa Kriyan, Kalinyamat Jepara, tradisi ini dilakukan pada malam Nisfu Sya'ban. Dimana. Tradisi ini selalu dilakukan s etiap tahun sebelum puasa dimulai. Dalam tradisi Baratan ini dilakukan arak-arakan dengan sosok pahlawan asal Jepara,Ratu Kalinyamat. Asal muasal tradisi ini sendiri adalah memperingati beberapa penamaan desa desa ketika Sultan Hadlirin, Suami Ratu Kalinyamat dibunuh secara sadis oleh pembunuh bayaran Arya Penangsang dalam usahanya menuntut keadilan. Sepanjang perjalanan jenazah Sultan Hadlirin dibawa yang menjadi awal mula penamaan desa desa yang diperingati dengan tradisi baratan ini. Tradisi Baratan ini utamanya juga untuk mempersiapkan diri dalam menyambut bulan suci ramadhan. Selain itu dalam tradisi ini juga disajikan beberapa sajian khas yang hanya dapat ditemukan di tradisi ini, beberapa diantarannya adalah, Bongko Ceblok sebuah makanan berbah...
Kota Tegal merupakan penjelmaan dari sebuah desa yang bernama “ Teteguall ” yang pada tahun 1530 telah nampak kemajuannya dan termasuk wilayah Kabupaten Pemalang yang mengakui Trah (Kerajaan) Pajang. Ada beberapa sumber mengatakan sebutan Teteguall diberikan seorang pedagang asal Portugis yaitu Tome Pires yang singgah di Pelabuhan Tegal pada tahun 1500 –an (Suputro, 1955) yang memiliki arti tanah subur yang mampu menghasilkan tanaman pertanian (Depdikbud Kabupaten Tegal, 1984). Secara historis dijelaskan bahwa eksistensi sejarah tlatah Kota Tegal tidak lepas dari ketokohan Ki Gede Sebayu. Namanya dikaitkan dengan trah Majapahit, karena sang ayah Ki Gede Tepus Rumput (kelak bernama Pangeran Onje) ialah keturunan Batara Katong Adipati Ponorogo yang masih punya kaitan dengan keturunan dinasti Majapahit . Penekanan pada bidang pertanian, tak dapat dilepaskan dari kondisi wilayah dan aka...
cultural heritage dan living cultural yang tersisa dan hidup di kawasan tersebut adalah suatu bukti adanya kekayaan sejarah sebuah kota atau kawasan. Keduanya merupakan warisan peradaban umat manusia. Demikian halnya dengan Kabupaten Tegal, Wilayah yang kaya akan jejak peninggalan kesejarahan sebagai penanda bahwa Kabupaten Tegal sebagai tlatah kawasan tak dapat dilepaskan dari keterkaitan garis sejarah hingga membentuk kawasan sekarang ini. Kota Tegal merupakan penjelmaan dari sebuah desa yang bernama “ Teteguall ” yang pada tahun 1530 telah nampak kemajuannya dan termasuk wilayah Kabupaten Pemalang yang mengakui Trah (Kerajaan) Pajang. Ada beberapa sumber mengatakan sebutan teteguall diberikan seorang pedagang asal Portugis yaitu Tome Pires yang singgah di Pelabuhan Tegal pada tahun 1500 –an (Suputro, 1955) yang memiliki arti tanah subur yang mampu menghasilkan tanaman pertanian (Depdikbud Kabupaten Tegal, 1984)....
Penggunaan nama/kata Tegal mengacu kepada istilah tegalan, tetegil (ladang), atau nama sebuah desa yang pada mulanya adalah merupakan bagian dari Kabupaten Pemalang yang setia kepada trah Kerajaan Pajang Sumber: https://id.wikipedia.org/wiki/Kota_Tegal
Pengging adalah sebuah desa yang terletak di Kelurahan Dukuh, Kecamatan Banyudono, Kabupaten Boyolali, tapi sekarang Pengging lebih dikenal oleh masyarakat mencakup 3 Kelurahan yaitu Bendan, Dukuh dan Jembungan. Dengan peninggalan yang tersisa adalah Pemandian Umbul Pengging ,Umbul Sungsang dan Makam Pujangga Yosodipuro. Pengging juga mempunyai ritual sebaran apem untuk memperingati bulan Sapar, tradisi ini sudah ada sejak jaman R. Ng Yosodipuro. Hal ini dimulai karena pengaruh R. Ng Yosodipura yang berjasa dalam membawa rakyat Pengging dalam meningkatkan hasil pertanian dan mengusir hama. Acara ini sering bertepatan dengan acara Pengging Fair yaitu pesta rakyat dan budaza Pengging yang dilaksanakan mendekati bulan Agustus. Acara ini berlangsung selama seminggu dengan puncak acaranya adalah hari terakhir perayaan ini. Namun beberapa hari sebelumnya di sepanjang jalan Pengging sudah ramai dengan pedagang-pedagang, mulai penjual makanan sampai pakaian tidak hanya pedagang lokal tapi j...
Alkisah, Sunan Katong dari Demak melakukan perjalanan ke Tanah Perdikan Prawoto. Beliau diutus oleh Wali Songo untuk menyadarkan Empu Pakuwaja yang merupakan murid dari Syeh Siti Jenar. Dalam perjalanannya beliau ditemani oleh tiga santrinya yaitu Wali Jaka, Ki Tekuk Penjalin, dan Kyai Gembyang. Sesampainya di tempat tujuan, beliau mendirikan sebuah Padhepokan di tepian Kali Sarean. Beliau adalah sosok ulama yang berilmu tinggi, berbudi luhur dan disegani. Tak perlu waktu lama bagi beliau untuk mendapatkan banyak santri. Berbondong-bondong orang datang ke padhepokan untuk belajar ilmu agama. *** Empu Pakuwaja adalah seorang bangsawan trah Majapahit. Dia seorang yang gagah berani, berwatak keras dan teguh pendirian. Dia mempunyai 2 orang putri yang bernama Surati dan Raminten. Padhepokannya berada di daerah Getas. Dia juga mempunyai murid kesayangan, yaitu Jaka Tuwuk dan Pilang. Ketika Sunan Katong menemuinya dan berusaha mengajaknya kembali ke dalam ajaran Islam yang sejati...
Tahun 1742 terjadilah pemberontakan yang dilakukan oleh orang-orang Cina yang dipimpin oleh Raden Mas Garendi di Kartasura dan berhasil menduduki Kraton Kartasura. Raden Mas Garendi adalah putra Pangeran Teposono, sedangkan Pangeran Teposono adalah putra Susuhunan Amangkurat II (Amangkurat Amral). Pemberontakan di Kartasura ini dikenal dengan peristiwa Geger Pacinan atau bedah nya Kraton Kartasura atau awal jatuhnya Kraton Kartasura. Ketika para pemberontak menduduki Kraton Kartasura yang ketika itu diperintah oleh Ingkang Sinuhun Kanjeng Susuhunan Paku Buwono II, Susuhunan Paku Buwono II berikut pengawal dan abdi dalem yang setia, mengungsi ke Ponorogo, Jawa Timur. Setelah Raden Mas Garendi berhasil menduduki Kraton Kartasura dikenal dengan nama atau sebutan Sunan Kuning atau Sunan Amangkurat V. Disebut Sunan Kuning, karena Mas Garendi memimpin orang-orang Cina yang berkulit kuning yang memberontak. Susuhunan Paku Buwono II berhasil merebu...
Asal-usul dumadining desa Langsur wiwt jaman kerajaan Mataram. Sing kuasa Siniwun Pakubuwana kaping V nalika jumeneng nata wonten ing praja kraton Surakarta (Kasunanan) yaiku kraton ingkang sisih wetan. Menawi ingkang sisih kulon, namanipun Mangkunegaran Ratunipun inggih menika Raden Mas Said utawa jejulukanipn yaiku Pangeran Sambernyawa. Ingkang saniki dipun makamaken wonten ing Matesih, Kaanganyar. Menawi grup ingkang sisih wetan ratunipun dimakamaken onten ing Imogiri. Kraton Sala menika malebet trah Mataram. Panjenengane Sinuwun Pakubuwana kaping V gadah garwa selir, yaiku bojo nanging mboten dados ratu. Garwa selir menika gadah putra kalih. Namanipun Raden Mas Surya Brata utawa asma resminipun yaiku Kanjeng Gusti Pangean Haryo Surya Brata, kaliyan rayinipun yaiku Raden Mas Surya Kusuma. Raden Mas Surya Brata menika gadah kasaktian kang mboten awujud pusaka, ananging kasaktianipun sampun wonten ing jiwa lan raganipun Raden Mas Surya Brata. Panjenengane inggih tiyang ingkang pinter...