lahar/ Laher adalah salah satu bentuk pemutar roda yang terdapat pada kendaraan yang beroda. Bentuknya seperti terlihat pada gambar di samping kiri. Uniknya di Desa Tanjung Pauh ini, klahar bekas atau klahar yang tidak digunakan lagi pada kendaraan beroda, mereka gunakan kembali atau mereka daur ulang kembali dengan memadukannya dengan kayu yang mereka kreasikan membentuk sebuah mobil dengan menggunakan klahar bekas tadi sebagai rodanya. Bentuknya sulit untuk digambarkan. Kira-kira bentuknya seperti gambar di samping kanan, hanya saja rodanya digantikan dengan klahar bekas. Mobil-mobilan kayu dengan klahar bekas sebagai rodanya dapat di temukan di Desa Tanjung Pauh. Masyarakat tidak memasarkan ini pada pasar tradisional ataupun pada pasar modern, tapi mereka lebih senang memaknai ini sebagai hasil karya dan kreasi mereka sendiri. Setelah berbentuk menjadi sebuah mobil-mobilan, barulah dapat digunakan/ dimaink...
Permainan Bedhil-bedhilan ada mungkin karena terinspirasi oleh senjata yang pernah dibawa oleh penjajah di kala itu. Anak-anak mengenal permainan yang disebut dengan istilah bedhil-bedhilan. Dalam bahasa Indonesia bedhil-bedhilan artinya sama dengan permainan yang menyerupai pistol-pistolan. Selain itu bisa jadi penamaan itu diambil dari suara yang dihasilkan dari permainan bedhil-bedhilan yang bersuara mirip pistol “dor-dor-dor”. Permainan Bedhil-bedhilan biasa dibuat oleh anak-anak sendiri. Anak-anak yang membuat permainan ini biasanya berumur 9-12 tahun. Tetapi kadang-kadang dibuatkan oleh orang dewasa, bisa orang tua maupun saudara-saudaranya yang lebih tua. Deskripsi: Permainan ini biasanya dimainkan oleh anak laki-laki, walaupun kadang ada pula anak perempuan yang bermain bedhil-bedhilan. Bahan yang sering dipakai diambil dari sekitar lingkungan alam di sekitar rumah. Biasanya anak-anak membuat bedhil-bedhilan dari bahan bambu yang beru...
Permainan umban tali dapat ditemui di beberapa kabupaten di provinsi Jambi. Seperti di Kabupaten Kerinci, Sarko, dan Bungo Tebo. Permainan ini biasanya dilakukan oleh anak laki-laki pada rentang usia 10 - 17 tahun. Arena bermainnya berupa lapangan yang agak luas. Sekurang-kurangnya pemain terdiri dari dua orang. Alat permainan umban tali terbuat dari kulit kayu atau benang. Bahan tersebut kemudian dijalin sedemikian rupa sehingga bagian tengah berbentuk daun. Pada bagian ujung terdapat bulu-bulu yang tidak dianyam. Pada salah satu ujung lainnya berbentuk seperti cincin yang berfungsi sebagai alat pemegang dengan jalan memasukkan telunjuk ke dalam lobang tersebut. Teknis bermainnya adalah dengan jalan memegang pangkal tali dan memasukkan jari telunjuk ke dalam lubang cincin. Lubang cincin ini disebut dengan kelaci. Selanjutnya memegang ujung tali lainnya yang disebut ciltak . Dengan demikian kondisi umban tali berlipat dua. Pada bagian daun diletakkan batu ke...
Damak adalah sebuah jarum dari kawat yang diruncingi dengan panjang kira-kira 10 cm, pangkalnya dibalut dengan bulu ayam dan diikat dengan karet atau benang supaya kuat, dan bentuknya menyerupai kerucut. Permainan damak ini dikenal di daerah Tanjung Jabung, Batanghari, dan Bungo Tebo. Permainan damak ini biasanya dilakukan pada waktu musim buah-buahan yakni duku, manggis, rambutan, dan buah-buahan hutan yang sedang masak. Permainan ini diselenggarakan dengan maksud untuk mengusir binatang agar tidak memakan buah-buahan tersebut. Biasanya binatang yang memakan buah-buahan tersebut adalah keluang sebangsa binatang burung buas. Binatang ini biasanya tidur di waktu siang di atas pohon kayu atau di rumah-rumah/bangunan dengan kepala ke bawah dan kaki ke atas dan waktu malam mencari makan. Jumlah pemain damak ini dua orang berusia antara 9 tahun – 15 tahun dan dimainkan khusus laki-laki saja. Untuk menentukan siapa yang membidik lebih dulu diadakan sut. Pema...
'Jontu' merupakan istilah lokal di Jambi yang berarti jengkrik atau jangkrik. Dengan demikian permainan adu si jontu merupakan jenis permainan yang mengadukan jengkrik. Permainan ini dimainkan di beberapa daerah seperti Kabupaten Bungo Tebo, Batanghari, dan Sarko. Umumnya dimainkan oleh anak-anak maupun remaja laki-laki berumur 10 - 15 tahun. Permainan adu si jontu dilakukan untuk mengisi waktu luang dan pada saat-saat tertentu. Arena bermain biasanya berupa halaman rumah atau tempat yang agak luas. Alat permainannya terdiri dari si jontu itu sendiri dan tempatnya. Sebelum permainan dimulai, si jontu sudah dimasukkan ke dalam sebuah tempat berbentuk silinder. Tempat tersebut terbuat dari bambu atau kayu yang bagian atasnya diberi tutup. Permainan ini bisa dilakukan oleh dua orang atau lebih. Setiap peserta memulai dengan melepas masing-masing jontunya dalam jarak yang dekat. Kemudian terjadilah perseteruan di antara kedua si jontu. Penentuan pemenang dilihat dari jo...
Permainan bedil bambu dapat ditemukan hampir di seluruh wilayah nusantara, termasuk Provinsi Jambi. Biasanya dilakukan oleh anak laki-laki pada rentang usia 9-15 tahun. Akan tetapi, tak jarang orang dewasa juga ikut meramaikan permainan ini. Di daerah Jambi, bedil bambu biasanya dimainkan pada siang dan malam hari saat bulan puasa dan waktu Hari Raya Idul Fitri. Peralatan yang digunakan dalam permainan ini adalah bedil bambu, bilah bambu, dan lampu teplok. Proses pembuatan bedil bambu dimulai dengan memilih bambu yang tua agar tidak mudah pecah. Kemudian panjang bambu dipotong berkisar 1 - 1,5 meter dengan diameter 10 -15 cm. Bagian ruas dilubangi di bagian dalamnya, kecuali pada bagian pangkal. Pada bagian pangkal tersebut dilubangi bagian atasnya sebesar ibu jari. Pada lubang tersebutlah minyak tanah dan kain dimasukkan. Permainan bedil bambu memiliki sifat edukatif karena mengandung nilai kreativitas untuk menciptakan alat. Selain itu, bedil bambu juga mengandun...
Buntang dalam bahasa Jambi disebut juga Bangkai atau kotoran. Dinamakan Buntang Kaleng karena permainan ini harus membuang kaleng sejauh mungkin. Jadi sama dengan membuang, maaf, kotoran gitu. Permainan Buntang Kaleng berfungsi sebagai hiburan anak dan sekaligus mengisi waktu luang. Waktu pelaksanaannya bisa kapan saja tapi yang lebih seru dimainkan pada waktu malam hari. Suasana gelap sangat mendukung peserta lain untuk sembunyi agar tidak mudah tertangkap lawan. Jamaknya dibagi dua kelompok; kelompok jaga adalah kelompok yang kalah. Dan kelompok yang dicari adalah kelompok yang menang. Dulu Buntang Kaleng masih dimainkan di kampung dan desa. Sebagian anak kota Jambi pun memainkannya juga. Sebab di era TV masih TVRI dan radio RRI berkuasa, anak-anak lebih banyak bermain di luar untuk mengekspresikan dunia kecilnya. Tak ada patokan usia dalam permainan ini. Yang terpenting siap berjaga, siap dikerjar atau siap mengejar lawan untuk ditangkap dan dimasukkan &lsq...
Permainan ini terdapat di daerah Kabupaten Bungo Tebo, Kabupaten Sarko, Kabupaten Tanjung Jabung, Kabupaten Batanghari dan Kotamadya Jambi. Pemainnya adalah anak laki-laki berumur 7-15 tahun dengan jumlah minimal dua orang. Alat yang dipergunakan adalah biji duren yang diberi semacam taji yang terbuat dari lempengan baja berbentuk huruf S dan Z. Ketangkasan dan kejelian merupakan ciri khas permainan ini. Permainan ini dimulai dengan melakukan pasangan taji dengan cara melobangi biji duren untuk memasukkan tali. Kemudian taji bagian puting ditusukkan pada biji duren sehingga mata taji berada di atas. Selanjutnya diadakan sut untuk menentukan siapa pemasang taji dan siapa yang akan menaji. Siapa yang kalah akan bertindak sebagai pemasang dan yang menang sebagai penaji. Pemasang mengarahkan mata tajinya ke atas sambil memegang tali tersebut dengan kedua belah tangan, sedangkan penaji dengan memegang tali sambil memutar-mutarkan ke arah taji pemasang tadi dengan penuh perhit...
Lomba Biduak atau Pacu Biduk adalah lomba balap perahu yang rutin diselenggarakan oleh masyarakat Sarolangun setiap tahunnya. Lomba ini dilaksanakan setiap hari raya Idulfitri maupun Iduladha. Peserta mengayuh perahu di sepanjang Sungai Batang Tembesi dan berakhir di Jembatan Beatrix. Uniknya, perahu dinaiki oleh 10-13 orang sekaligus. Peserta merupakan orang dewasa dengan rentang usia 19 tahun hingga 30 tahun. Perlombaan dilaksanakan selama 3 hari. Hari pertama merupakan babak penyisihan. Jumlah tim pada babak ini biasanya berkisar antara 40-50 tim. Hari kedua merupakan babak semifinal serta hari ketiga merupakan babak final. Tim yang mencapai finish duluanlah yang menjadi juara. Hadiah yang diperebutkan adalah Piala Gubernur Jambi. Untuk pendanaan, berasal dari swadaya masyarakat dan APBD Sarolangun. Selain untuk memeriahkan hari raya dan melestarikan tradisi, perlombaan ini dapat dijadikan wadah untuk mengembangkan potensi pemuda agar dap...