×

Akun anda bermasalah?
Klik tombol dibawah
Atau
×

DATA


Kategori

Permainan

Elemen Budaya

Permainan Tradisional

Bedhil-bedhilan

Tanggal 23 Sep 2014 oleh Oase .

Permainan Bedhil-bedhilan ada mungkin karena terinspirasi oleh senjata yang pernah dibawa oleh penjajah di kala itu. Anak-anak mengenal permainan yang disebut dengan istilah bedhil-bedhilan. Dalam bahasa Indonesia bedhil-bedhilan artinya sama dengan permainan yang menyerupai pistol-pistolan. Selain itu bisa jadi penamaan itu diambil dari suara yang dihasilkan dari permainan bedhil-bedhilan yang bersuara mirip pistol “dor-dor-dor”.

Permainan Bedhil-bedhilan biasa dibuat oleh anak-anak sendiri. Anak-anak yang membuat permainan ini biasanya berumur 9-12 tahun. Tetapi kadang-kadang dibuatkan oleh orang dewasa, bisa orang tua maupun saudara-saudaranya yang lebih tua.

Deskripsi:

Permainan ini biasanya dimainkan oleh anak laki-laki, walaupun kadang ada pula anak perempuan yang bermain bedhil-bedhilan. Bahan yang sering dipakai diambil dari sekitar lingkungan alam di sekitar rumah. Biasanya anak-anak membuat bedhil-bedhilan dari bahan bambu yang berukuran kecil. Bahan tersebut biasanya diambil dari ranting bambu apus atau beberapa jenis bambu lainnya. Bambu kecil tersebut berdiameter sekitar 1-2 cm dan diambil setiap 1 ruas. Kemudian ruas tersebut dipotong menjadi dua bagian. Bagian bawah dengan ruas tertutup lebih pendek, sementara ruas atas lebih panjang dan dua ujung berlubang. Biasanya dengan perbandingan panjang 1:3. Bambu ruas pendek kemudian dimasuki potongan stik yang berasal dari bambu pula, tetapi biasanya yang sudah kering, agar lebih kuat. Sisa potongan stik kayu dikerut hingga kecil, sehingga bisa masuk pada potongan bambu yang berukuran panjang. Sisa potongan stik kemudian dipotong satu cm lebih pendek dari panjang bambu yang berukuran panjang. Maka jadilah permainan tradisional bedhil-bedhilan.

Sementara peluru yang dipakai biasanya bunga jambu air yang sudah rontok. Bisa yang masih kuncup atau yang sudah mekar. Bunga jambu air itu biasa disebut cengkaruk. Bisa juga peluru berasal dari bunga pohon mlandhing (lamtoro gung yang berukuran kecil) yang masih kecil, belum mekar putiknya. Pohon-pohon tersebut biasanya tumbuh di halaman atau pagar pembatas pekarangan rumah, sehingga ketika zaman itu mudah mencarinya. Dan yang jelas semua bahan gratis tidak usah membeli, tinggal mencari. Jika tidak ada bunga-bunga di atas, bisa pula memakai kertas koran yang sudah dibasahi air. Tetapi untuk peluru yang terakhir ini, sering ngadat (macet) di dalam lubang bedhil-bedhilan, sehingga susah dikeluarkan jika terlalu padat atau kebesaran.

Peluru-peluru yang berasal dari bunga-bunga di atas dimasukkan satu bersatu ke bedhil-bedhilan. Peluru pertama dipukul-pukul hingga masuk dan dibiarkan hingga ujung lubang. Lalu peluru kedua dimasukkan lagi dengan cara sama hingga masuk di pangkal bedhil-bedhilan. Dari pangkal inilah kemudian disodokkan dengan keras sehingga terdengar bunyi “dor” seiring dengan peluru yang pertama terlempar jauh ke depan. Begitu seterusnya hingga bunga-bunga cengkaruk yang dikumpulkan habis, kemudian mencari lagi.

Permainan Bedhil-bedhilan cukup awet, apalagi jika bahan yang dibuat sudah kering, bisa bertahan sebulan atau lebih, asalkan tidak pecah terbanting atau keliru memasukkan peluru yang terlalu besar. Tetapi bedhil-bedhilan yang terbuat dari bahan yang masih basah biasanya tidak awet, kecuali sering direndam dalam air. Jika tidak direndam, biasanya berkerut (kusut), sehingga stik sulit dimasukkan.

Permainan bedhil-bedhilan biasa dimainkan saat anak-anak sedang senggang, waktunya bermain. Bisa setelah pulang sekolah atau liburan. Dimainkan secara individu atau kelompok. Kadang-kadang dibuat dua regu yang saling berhadapan, seolah-olah bermain tembak-tembakan beneran. Satu kelompok menyerang kelompok lainnya, saling berkejaran.

 

Sumber: http://kebudayaanindonesia.net/kebudayaan/1324/permainan-bedhil-bedhilan

DISKUSI


TERBARU


ASAL USUL DESA...

Oleh Edyprianto | 17 Apr 2025.
Sejarah

Asal-usul Desa Mertani dimulai dari keberadaan Joko Tingkir atau Mas Karebet atau Sultan Hadiwijaya yang menetap di Desa Pringgoboyo, Maduran, Lamong...

Rumah Adat Karo...

Oleh hallowulandari | 14 Apr 2025.
Rumah Tradisional

Garista adalah Rumah Adat Karo di Kota medan yang dikenal sebagai Siwaluh Jabu. Rumah adat ini dipindahkan dari lokasi asalnya di Tanah Karo. Rumah A...

Kearifan Lokal...

Oleh Artawan | 16 Mar 2025.
Budaya

Setiap Kabupaten yang ada di Bali memiliki corak kebudayaan yang berbeda antara satu daerah dengan daerah yang lainnya. Salah satunya Desa Adat Tenga...

Mengenal Sejara...

Oleh Artawan | 16 Mar 2025.
Budaya

Pura Lempuyang merupakan salah satu tempat persembahyangan umat hindu Bali tertua dan paling suci di Bali. Terletak di lereng Gunung Lempuyang, di Ka...

Resep Layur Bum...

Oleh Masterup1993 | 24 Jan 2025.
Makanan

Ikan layur yang terkenal sering diolah dengan bumbu kuning. Rasa ikan layur yang dimasak dengan bumbu kuning memberikan nuansa oriental yang kuat...

FITUR


Gambus

Oleh agus deden | 21 Jun 2012.
Alat Musik

Gambus Melayu Riau adalah salah satu jenis instrumental musik tradisional yang terdapat hampir di seluruh kawasan Melayu.Pergeseran nilai spiritual...

Hukum Adat Suku...

Oleh Riduwan Philly | 23 Jan 2015.
Aturan Adat

Dalam upaya penyelamatan sumber daya alam di kabupaten Aceh Tenggara, Suku Alas memeliki beberapa aturan adat . Aturan-aturan tersebut terbagi dal...

Fuu

Oleh Sobat Budaya | 25 Jun 2014.
Alat Musik

Alat musik ini terbuat dari bambu. Fuu adalah alat musik tiup dari bahan kayu dan bambu yang digunakan sebagai alat bunyi untuk memanggil pend...

Ukiran Gorga Si...

Oleh hokky saavedra | 09 Apr 2012.
Ornamen Arsitektural

Ukiran gorga "singa" sebagai ornamentasi tradisi kuno Batak merupakan penggambaran kepala singa yang terkait dengan mitologi batak sebagai...