Prasasti Tugu berasal dari pertengahan abad ke-5 M dengan menggunakan aksara Pallawa yang disusun dalam bentuk seloka bahasa Sansekerta dengan metrum Anustubh yang terdiri dari lima baris melingkari mengikuti bentuk permukaan batu. Prasasti ini dipahatkan pada batu berbentuk bulat telur berukuran sekitar 1 meter. Dalam prasasti ini, terdapat pahatan hiasan tongkat yang ada pada ujungnya dilengkapi semacam trisula. Gambar tongkat tersebut dipahatkan tegak memanjang ke bawah seakan berfungsi sebagai batas pemisah antara awal dan akhir kalimat-kalimat pada prasastinya. Prasasti ini ditemukan di tepi sungai Cakung, daerah Tugu, Kecamatan Cilincing, Jakarta Utara. Informasi sejarah yang terdapat di dalam Prasasti Tugu paling lengkap dan panjang apabila dibandingkan dengan prasasti-prasasti Tarumanegara yang lain. Prasasti Tugu dikeluarkan pada era pemerintahan Purnawamman pada tahun ke-22 sehubungan dengan peristiwa atau selesai dibangunnya p...
Naskah berjudul Babad Pasir ini diterbitkan pada 1898 di Batavia. Ditulis oleh pribumi yang belum diketahui penulisnya. Diperoleh dari pencarian Snouck Hugronje yang kemudian diberikan kepada Dr. Brandes. Sekarang naskah yang berjumlah 300 halaman tersebut tersimpan di Perpustakaan Nasional RI dengan kode BR 64. Naskah Babad Pasir ini merupakan salah satu naskah yang memuat cerita tentang sejarah wilayah Banyumas yang berukuran 16,5 x 21 cm dan terbuat dari kertas Eropa. Sama seperti koleksi naskah milik Dr. Brandes lainnya, naskah Babad Pasir ini ditulis dengan bahasa Jawa dan aksara Jawa, ditulis dengan tinta hitam. Isi naskah berbentuk macapat, terdiri dari 39 pupuh, yang menceritakan Raja Pajajaran memiliki tiga putra dan satu putri yang bernama Raden Banyak Tantra, Raden Banyak Belatur, Raden Banyak Ngampar, dan Retna Pamekas. Kemudian di Desa Gunung Tungkeban, ada seorang pendeta sakti bernama Ajar Wirangrong yang bertemu Putra Mahkota saat mencari seorang perempuan karna...
Jakarta masa kini merupakan sebuah kota metropolitan, pusat pergerakan ekonomi, politik, sosial, serta sebuah pondasi dasar bagi bangsa Indonesia. Sebagai kota raksaksa, Jakarta memiliki beribu-ribu kisah di balik kemegahan serta kemodernannya, salah satunya adalah kisah bagaimana nama dari ibukota tercinta ini berakhir menjadi seperti sekarang. Kota Jakarta pertama kali muncul dalam catatan sejarah bangsa Portugis yang datang ke Nusantara pada abad ke-16. Pada waktu itu, nama Jakarta belum diberikan kepada kota tersebut. Orang-orang Eropa pada masa itu mengenal Jakarta dengan sebutan Sunda Kelapa, sebuah kota pelabuhan yang berada di Pulau Jawa. Sunda Kelapa merupakan bagian dari Kerajaan Sunda (Padjajaran) yang pada masa itu berada di bawah pemerintahan Prabu Siliwangi. Pada tahun 1522, Portugis berhasil membuat kesepakatan untuk membangun pos di daerah sekitar Banten-Sunda Kelapa sebagai bagian dari aliansinya dengan Kerajaan Banten yang menolak Islamisasi dari Kera...
Naskah kuno Pecenongan karya sastrawan Muhammad Bakir merupakan salah satu warisan manuskrip yang dimiliki Indonesia dari abad ke-19. Naskah kuno tersebut yang kini tersimpan rapi di Perpustakaan Nasional merupakan bagian kecil dari begitu banyak manuskrip Betawi yang kebanyakan berada di luar negeri. Tercatat berbagai manuskrip kuno tulisan Sapian bin Usman, Sapirin bin Usman, dan Ahmad Baramka kini berada di Leiden dan sebagian di Saint Petersburg. Muhammad Bakir yang menulis naskah Pecenongan merupakan tokoh yang ada di masa peralihan antara sastra klasik dan sastra modern Indonesia. Tinggal di sebuah langgar dan besar di sebuah kawasan yang disebut Pecenongan, Muhamad Bakir beraktivitas mengajarkan anak-anak membaca Alquran dan dasar-dasar agama Islam. Tak heran jika dalam naskah tulisannya tersirat pesan-pesan moral sesuai dengan ajaran Islam yang diyakininya. Naskah tulisan Muhammad Bakir kebanyakan berupa hikayat. Hikayat merupakan salah satu genre dalam sastra klasik...
Setiap suku di Indonesia memiliki sebutan unik dalam memanggil kerabat/keluarganya. Tak terkecuali untuk suku betawi, suku penduduk asli batavia atau lebih umum dikenal sebagai Jakarta. Beberapa dari anda mungkin tidak asing dengan panggilan "Babe", "Nyak", "Mpok", ataupun "Abang". Ya, panggilan-panggilan tersebut adalah beberapa contoh panggilan kekerabatan khas suku betawi yang masih umum digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Yuk, kita mengenal lebih banyak panggilan-panggilan kekerabatan khas suku betawi. Panggilan "Babe" biasa digunakan untuk memanggil ayah/bapak, sedangkan "Nyak" biasa digunakan untuk memanggil ibu. Namun, tak jarang juga penduduk suku betawi ini menggunakan panggilan "Emak" untuk ibunya. Berikutnya, panggilan yang masih sangat umum digunakan yaitu "Mpok" dan "Abang". Kedua panggilan ini masing-masing dipakai untuk saudara perempuan dan saudara laki-laki yang usinya lebih tua dari kita. Tidak hanya untuk saudara kandung, panggilan "Mpok" dan "Abang" ini juga...
10 Tahun Kerjasama Pusat Penelitian Arkeologi Nasional (Puslit Arkenas) dan Ecole Française d'Extrême - Orient (EFEO) -, - (1987) 10 Tahun Kerjasama Pusat Penelitian Arkeologi Nasional (Puslit Arkenas) dan Ecole Française d'Extrême - Orient (EFEO). In: 10 Tahun Kerjasama Pusat Penelitian Arkeologi Nasional (Puslit Arkenas) dan Ecole Française d'Extrême - Orient (EFEO). Pusat Penelitian Arkeologi Nasional, 01-158. ISBN 979-8041-10-0 Text 10 tahun kerjasama puslit arkenas.pdf Download (39MB) | Preview Item Type: Book Section Subjects: Pendidikan > Kebudayaan > Arkeologi Divisions: Badan Penelitian dan Pengembangan...
Laporan Kegiatan penelitian Arkeologi selama pelita II -, - (1985) Laporan Kegiatan penelitian Arkeologi selama pelita II. Pusat Penelitian Arkeologi Nasional. Text PELITA II.pdf Download (62MB) | Preview Item Type: Book Subjects: Pendidikan > Kebudayaan > Arkeologi Divisions: Badan Penelitian dan Pengembangan > Pusat Penelitian Arkeologi Nasional Depositing User: Mrs Murnia Dewi Date Deposited: 27 Nov 2017 04:00 Last Modified: 27 Nov 2017 04:00 URI: http://repositori.kemdikbud.go.id/id/epr...
Laporan kegiatan penelitian Arkeologi selama pelita III -, - (1992) Laporan kegiatan penelitian Arkeologi selama pelita III. Pusat Penelitian Arkeologi Nasional. ISBN 979-8041-14-3 Text PELITA III.pdf Download (61MB) | Preview Item Type: Book Subjects: Pendidikan > Kebudayaan > Arkeologi Divisions: Badan Penelitian dan Pengembangan > Pusat Penelitian Arkeologi Nasional Depositing User: Mrs Murnia Dewi Date Deposited: 27 Nov 2017 04:13 Last Modified: 27 Nov 2017 04:13 URI: http://repositori....
PERTEMUAN ILMIAH ARKEOLOGI V (1) -, Amelia and Prasetyo, Bagyo and Bintarti, D.D and Dewi, Dyah Wijaya and Sukendar, Haris and Sofian, Hendari and Suhadi, Machi and Harkatiningsih, Naniek and Rangkuti, Nurhadi and Ferdinandus, Peter (1989) PERTEMUAN ILMIAH ARKEOLOGI V (1). REGIONAL STUDIES, V (1). Ikat Ahli Arkeologi Indonesia. Text PIA V (I).pdf Download (62MB) | Preview Item Type: Book Subjects: Pendidikan > Kebudayaan Pendidikan > Kebudayaan > Arkeologi Divisions: Badan Penelitian dan Pengembangan > Pusat Penelitian Arkeologi Nasional...