|
|
|
|
![]() |
Mengenal Panggilan Kekerabatan Khas Suku Betawi #DaftarSB19 Tanggal 15 Feb 2019 oleh Firdastriyani . |
Setiap suku di Indonesia memiliki sebutan unik dalam memanggil kerabat/keluarganya. Tak terkecuali untuk suku betawi, suku penduduk asli batavia atau lebih umum dikenal sebagai Jakarta. Beberapa dari anda mungkin tidak asing dengan panggilan "Babe", "Nyak", "Mpok", ataupun "Abang". Ya, panggilan-panggilan tersebut adalah beberapa contoh panggilan kekerabatan khas suku betawi yang masih umum digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Yuk, kita mengenal lebih banyak panggilan-panggilan kekerabatan khas suku betawi.
Panggilan "Babe" biasa digunakan untuk memanggil ayah/bapak, sedangkan "Nyak" biasa digunakan untuk memanggil ibu. Namun, tak jarang juga penduduk suku betawi ini menggunakan panggilan "Emak" untuk ibunya. Berikutnya, panggilan yang masih sangat umum digunakan yaitu "Mpok" dan "Abang". Kedua panggilan ini masing-masing dipakai untuk saudara perempuan dan saudara laki-laki yang usinya lebih tua dari kita. Tidak hanya untuk saudara kandung, panggilan "Mpok" dan "Abang" ini juga lazim digunakan untuk memanggil orang asing yang belum dikenal. Ada lagi, "Ncang" dan "Ncing" yang merupakan panggilan khas suku betawi untuk kakak atau adik dari ayah dan ibu kita. "Ncang" biasa digunakan untuk kakak laki-laki atau perempuan dari ibu/ayah kita, sedangkan "Ncing" digunakan untuk adik laki-laki atau perempuan dari ayah/ibu kita. Lalu bagaimana dengan panggilan untuk nenek dan kakek? Panggilan nenek untuk suku betawi biasanya adalah "Nyai", sedangkan kakek biasanya adalah "Engkong". Bahkan ada juga panggilan "Kumpi" untuk kakek/nenek dari ibu/ayah kita.
Panggilan-panggilan kekerabatan yang kental dengan suku betawi di atas, memang masih cukup umum digunakan, namun sudah jauh berkurang pengaplikasiannya pada zaman sekarang ini, karena masyarakat merasa ada panggilan yang lebih keren daripada panggilan "Babe", "Nyak", "Nyai", ataupun "Engkong" seperti "Papa", "Mama", "Nenek", ataupun "Kakek". Perlu disadari bahwa bahasa-bahasa khas kedaerahan, baik untuk suku betawi atau suku lainnya, penting untuk terus digunakan, karena kalau bukan kita, siapa lagi yang akan melestarikannya.
Narasumber: Penduduk Betawi Asli Kedoya Jakarta Author: Firda Agustriyani
![]() |
Gambus
Oleh
agus deden
| 21 Jun 2012.
Gambus Melayu Riau adalah salah satu jenis instrumental musik tradisional yang terdapat hampir di seluruh kawasan Melayu.Pergeseran nilai spiritual... |
![]() |
Hukum Adat Suku...
Oleh
Riduwan Philly
| 23 Jan 2015.
Dalam upaya penyelamatan sumber daya alam di kabupaten Aceh Tenggara, Suku Alas memeliki beberapa aturan adat . Aturan-aturan tersebut terbagi dal... |
![]() |
Fuu
Oleh
Sobat Budaya
| 25 Jun 2014.
Alat musik ini terbuat dari bambu. Fuu adalah alat musik tiup dari bahan kayu dan bambu yang digunakan sebagai alat bunyi untuk memanggil pend... |
![]() |
Ukiran Gorga Si...
Oleh
hokky saavedra
| 09 Apr 2012.
Ukiran gorga "singa" sebagai ornamentasi tradisi kuno Batak merupakan penggambaran kepala singa yang terkait dengan mitologi batak sebagai... |