Songket hingga saat ini belum memiliki pengertian yang resmi, namun menurut bahasa Palembang, songket berasal dari kata disongsong dan di- teket . Kata “ teket ” dalam baso Palembang lamo artinya sulam. Kata tersebut merujuk pada proses penenunan dengan memasukkan benang dan peralatan lainnya ke Lungsin dengan cara disongsong. Pembuatan kain songket pada dasarnya dilakukan dengan cara disongsong dan disulam. Pendapat lain mengatakan Songket Palembang berasal dari kata songko , yaitu kain penutup kepala yang dihias dengan benang emas. Kata “ songket ” dianggap berasal dari kata tusuk dan cukit yang diakronimkan menjadi sukit , kemudian berubah menjadi sungki , dan akhirnya menjadi songket . Istilah songket mulai ada sejak awal abad ke-19, sebelumnya masyarakat menyebut songket dengan istilah kain sewet yang terbuat dari benang emas....
Tenun Songket Palembang (Sumatera Selatan) Sejarah Penenunan songket secara sejarah dikaitkan dengan kawasan permukiman dan budaya Melayu , dan menurut sementara orang teknik ini diperkenalkan oleh pedagang India atau Arab. Menurut hikayat rakyat Palembang, asal mula kain songket adalah dari perdagangan zaman dahulu di antara Tiongkok dan India. Orang Tionghoa menyediakan benang sutera sedangkan orang India menyumbang benang emas dan perak; maka, jadilah songket. Kain songket ditenun pada alat tenun bingkai Melayu. Pola-pola rumit diciptakan dengan memperkenalkan benang-benang emas atau perak ekstra dengan penggunaan sehelai jarum leper. Tidak diketahui secara pasti dari manakah songket berasal, menurut tradisi Kelantan teknik tenun seperti ini berasal dari utara, yakni kawasan Kamboja dan Siam yang kemudian berkembang ke selatan di Pattani, dan akhirnya mencapai Kelantan dan Terengganu sekitar tahun 1500-an. Industri kecil rumahan tenun songket kini masih bertahan d...
Kota Palembang di Sumatera Selatan dulu merupakan pusat kerajaan Sriwijaya. Beragam kain tradisional yang telah dikenal luas di tanah air yakni kain songket dan jumputan berasal dari kota ini. Kain tradisional jumputan mendapat tempat di pusat-pusat perbelanjaan modern dan gerai-gerai cendera mata terkemuka di Palembang, Sumatera Selatan. Warnanya yang meriah, ibarat rona pelangi, menyimpan kisah perjuangan pengrajin bermodal kecil demi membangkitkan kembali salah satu produk budaya Palembang itu. Kain jumputan adalah salah satu kain tenun tradisional Palembang yang dibuat dengan cara jelujur ikat. Kain ini disebut kain pelangi karena sebagian besar dibuat oleh tangan-tangan&...
Batik yg pembuatannya sangat mirip dengan pembuatan batik namun dihiasi teknik colek dengan prada emas.
Batik yg pembuatannya sangat mirip dengan pembuatan batik namun dihiasi teknik colek dengan prada emas.
Prada Kosong, batik tulis khas palembang yg memiliki kekhasan khusus dengan warnanya. Corak Palembang merupakan perpaduan motif Melayu, Arab, dan China. Batik ini dihiasi teknik colek dengan Prada Emas dan tidak memenuhi seluruh bagian kain.
Batik Palembang yg menggunakan motif floral (tumbuh-tumbuhan).
Motif lasem biasanya di hiasi dengan gambar-gambar tanaman dan bunga serta dipadukan dengan garis-garis berbentuk simetris yang dibuat dari kiri dan kanan sehingga menghasilkan pertemuan garis berupa pola kotak-kotak.
Kain jumputan atau kain pelangi merupakan kerajinan tenun yang dihasilkan dengan teknik jumputan (tie and dye) untuk menghasilkan motif tertentu dari dari bahan berwarna putih polos. Dimulai dengan menjahit dan mengikat erat bagian-bagian tertentu kemudian mencelup dalam larutan pewarna sesuai keinginan. Pada perkembangannya teknik pembuatan kain jumputan ini mengenal metode strich and dye, yaitu membuat jelujur dengan benang pada bidang kain dengan mengikat pola yang telah ditentukan. Selanjutnya dengan ditarik erat-erat sehingga berkerut-kerut, lalu dimasukkan ke dalam larutan pewarna kain. Kain jumputan biasanya memiliki motif yang memenuhi seluruh bahan. Kain jumputan yang biasa, satu pasang terdiri atas bahan untuk bagian atas, bagian bawah, dan selendang. Untuk jenis ini, para perajin umumnya membuat jumputan dengan satu tema warna. Kain jumputan umumnya menggunakan bahan sutera, dan memiliki berbagai macam motif, antara lain motif bintik tujuh, ke...