1.552 entri ditemukan

Entri per provinsi
Entri per provinsi

Entri Terkait

Gambar Entri
Kain Songket Palembang
Motif Kain Motif Kain
Sumatera Selatan

Songket  hingga saat ini belum memiliki pengertian yang resmi, namun menurut bahasa Palembang,  songket  berasal dari kata  disongsong  dan di- teket . Kata “ teket ” dalam  baso Palembang lamo  artinya sulam. Kata tersebut merujuk pada proses penenunan dengan memasukkan benang dan peralatan lainnya ke  Lungsin  dengan cara disongsong. Pembuatan kain  songket  pada dasarnya dilakukan dengan cara disongsong dan disulam. Pendapat lain mengatakan Songket Palembang berasal dari kata  songko , yaitu kain penutup kepala yang dihias dengan benang emas. Kata “ songket ” dianggap berasal dari kata tusuk dan cukit yang diakronimkan menjadi  sukit , kemudian berubah menjadi sungki , dan akhirnya menjadi  songket . Istilah  songket  mulai ada sejak awal abad ke-19, sebelumnya masyarakat menyebut songket  dengan istilah kain  sewet  yang terbuat dari benang emas....

avatar
Oase
Gambar Entri
Kain Tenun Pinawetengan
Motif Kain Motif Kain
Sulawesi Utara

Bagi masyarakat Minahasa, Pinawetengan bukan hanya sekadar seonggok batu yang tidak bermakna, batu besar yang ditemukan di dataran tinggi (tonduraken) ini merupakan titik awal dari kebudayaan Minahasa. Di batu besar itulah, leluhur dari berbagai sub etnis Minahasa berikrar untuk bersatu, dan menuliskannya pada batu dalam bentuk gambar dan guratan-guratan. Setelah ditemukan pada 1888, gambar dan guratan-guratan yang ada pada Watu Pinawetengan kemudian diaplikasikan ke dalam berbagai media sebagai ciri khas Minahasa, salah satunya pada media kain tenun. Hal ini dilakukan tentu untuk menjaga dan melestarikan nilai-nilai luhur yang terkandung pada gambar dan guratan-guratan Watu Pinawetengan. Proses pembuatan kain tenun Pinawetengan dilakukan dalam beberapa tahap. Tahap pertama yang dilakukan adalah dengan penkloasan benang, pembidangan, dan pembuatan pola. Pola yang sudah dibuat kemudian ditutup dengan cara diikat menggunakan tali rafia.   Pola yang terbent...

avatar
Oase
Gambar Entri
Sarung Tenun Kresesek
Motif Kain Motif Kain
Nusa Tenggara Barat

Sumbawa memiliki sarung tenun khas yang dibuat dengan tangan. Sarung tenun kre'sesek namanya. Sarung tenun yang dibuat dari berbagai jenis benang ini sering digunakan di kepala saat dilakukan upacara adat Sumbawa. Sarung tenun kre'sesek merupakan hasil buatan tangan masyarakat di beberapa desa di Sumbawa, seperti Desa Moyo, Desa Lengas, dan Desa Poto. Biasanya, untuk membuat sehelai sarung tenun, diperlukan waktu setidaknya 1 bulan. Hal ini disebabkan, selain menjadi pembuat sarung tenun, masyarakat di sana juga bermata pencarian sebagai petani.   Aneka jenis binatang dan tanaman menjadi motif yang biasa digunakan pada sarung tenun masyarakat berjuluk negeri Samawa. Salah satu motif binatang yang sering digunakan adalah rusa.  Bahan utama untuk membuat sarung kre'sesek ini adalah benang biasa dan benang kembaya (benang khusus yang digunakan untuk motif). Alat-alat yang digunakan untuk membuat sarung tenun kre'sesek ini juga masih...

avatar
Oase
Gambar Entri
Kain Sesek
Motif Kain Motif Kain
Nusa Tenggara Barat

Selain terkenal karena keindahan alam, Lombok juga memiliki kerajinan tradisional yang sangat indah. Kain sesek namanya. Kain khas suku asli Lombok ini telah menjadi kebanggaan masyarakat sejak ratusan tahun lalu. Biasa digunakan sebagai baju adat atau hiasan, pembuatan kain sesek masih menggunakan cara tradisional. Benang katun, sutra, marcis, emas, dan perak menjadi bahan dasar pembuatan kain ini. Proses pembuatannya juga terbilang lama. Setidaknya dibutuhkan satu bulan untuk menyelesaikan sehelai kain sesek. Motif yang rumit menjadi alasan utama lamanya proses pembuatan.  Pembuatan kain biasa dimulai dengan istilah tetumpuk atau pemintalan. Benang yang terbuat dari kapas diproses dengan cara dipanjangkan. Selanjutnya, proses tegulung atau menggulung benang. Setelah benang terbentuk, dimulailah proses tepina (memindahkan motif dengan benang nilon).  Motif yang digunakan pada kain sesek bisa berupa rumah tradisional suku Sasak, lumbung padi, aneka bio...

avatar
Oase
Gambar Entri
Kain Cual Khas Bangka Belitung
Motif Kain Motif Kain
Kepulauan Bangka Belitung

Kain Cual Khas Bangka Belitung Asal mula kain cual, berasal dari kain songket Palembang. Awal mula perkembangan kain ini ada di Kota Muntok, Bangka, pada sekitar abad ke-17. Kain cual pertama kali diperkenalkan oleh kakek buyut pendiri toko Kain Cual Ishadi yang berada di Pangkal Pinang. Seiring berjalannya waktu, kain cual mulai dikenal masyarakat sebagai kain khas Provinsi Bangka Belitung.  Kain cual memiliki beberapa motif, seperti motif Gajah Mada, Ubur-ubur, Kembang Sumping, Merak, Kucing tidur, Burung Hong, Bunga Cina, Kembang Setangkai, Naga bertarung, Kembang Rukem, Bebek Setaman, Kembang Rukem Berantai dan Kembang Setaman, Bebek-bebekan, Kembang Kenanga dan motif lain nya. Beberapa motif sudah mendapatkan hak paten dari pemerintah. Motif kain cual ini biasa disebut juga dengan motif batik cual. Yang mana jika di daerah Yogyakarta dikenal dengan salah satu motifnya yaitu Sekar Jagad, Ciptoning, Udan Liris, dan sebagainya. Di kota Solo kita mengenal motif bat...

avatar
Muthi Ashriyanti Tarya
Gambar Entri
Tenun Songket
Motif Kain Motif Kain
Sumatera Selatan

Tenun Songket Palembang (Sumatera Selatan) Sejarah Penenunan songket secara sejarah dikaitkan dengan kawasan permukiman dan budaya Melayu , dan menurut sementara orang teknik ini diperkenalkan oleh pedagang India atau Arab.  Menurut hikayat rakyat Palembang, asal mula kain songket adalah dari perdagangan zaman dahulu di antara Tiongkok dan India. Orang Tionghoa menyediakan benang sutera sedangkan orang India menyumbang benang emas dan perak; maka, jadilah songket. Kain songket ditenun pada alat tenun bingkai Melayu. Pola-pola rumit diciptakan dengan memperkenalkan benang-benang emas atau perak ekstra dengan penggunaan sehelai jarum leper. Tidak diketahui secara pasti dari manakah songket berasal, menurut tradisi Kelantan teknik tenun seperti ini berasal dari utara, yakni kawasan Kamboja dan Siam yang kemudian berkembang ke selatan di Pattani, dan akhirnya mencapai Kelantan dan Terengganu sekitar tahun 1500-an. Industri kecil rumahan tenun songket kini masih bertahan d...

avatar
Alvipian
Gambar Entri
Kain Lurik
Motif Kain Motif Kain
Jawa Tengah

Kain lurik dengan motif garis-garis vertikal memanjang merupakan salah satu nama besar yang lahir dari salah satu kecamatan di sudut Kabupaten Klaten yang bernama Pedan. Dulu menurut cerita, lurik menjadi salah satu primadona. Industri Lurik Pedan pernah sangat berjaya kala itu, sekitar tahun 1950an hingga akhirnya terpuruk karena serbuan kain-kain dengan warna memikat serta murah. Setelah beberapa masa terpuruk, kini lurik mulai menggeliat. Program Lurikisasi yang diusung Pemkab Klaten dengan mengeluarkan kebijakan agar karyawan Pemkab Klaten mengenakan lurik Pedan sebagai seragam pada hari Kamis tentu saja bukan hanya bisa mengangkat kembali nama lurik, tapi juga potensi ekonomi lokal. Kain Lurik Pedan dibuat dengan menggunakan bahan benang katun yang ditenun dengan alat tenun tradisional (ATBM). Sedangkan untuk proses pewarnaan dimulai dari benangnya, sehingga setelah benang ditenun sempurna maka warna kain depan dan belakang adalah sama. Corak-corak dari lurik sendiri cende...

avatar
Ressti_ayu
Gambar Entri
Batik Lereng Lesung
Motif Kain Motif Kain
Banten

Awal kemunculan batik Lereng Lesung bermula pada Lomba Desain Batik Cilegon 2006 yang diadakan Bidang Pariwisata dan Budaya Despindak. Hingga akhirnya batik Lesung diproduksi dan dipatenkan oleh Wali Kota Cilegon sebagai batik khas Cilegon. Simbol ”Rumput Laut” yang di padu dengan ”isem-isem cecek krambyang” menggambarkan letak geografis Kota Cilegon yang dibatasi oleh garis pantai yang penuh dengan interaksi sebagai kota yang dinamis bagai air laut terus bergerak menghasilkan gelombang dan riaknya, hingga menjadikan kota ini serat dengan dinamika kehidupan. Simbol ”Lesung” diangkat dari salah satu seni budaya tradisional Kota Cilegon yakni Bandrong Lesung yang merupakan seni budaya yang berkembang dalam masyarakat Kota Cilegon, sekaligus merupakan kristalisasi dari nilai-nilai budaya, estetika, sikap, dan tata kehidupan masyarakat Kota Cilegon. Selain itu simbol lesung berfungsi simbol kembar (lesung = kapal) dan ranta...

avatar
Dita Indrani
Gambar Entri
Batik Sido Drajat
Motif Kain Motif Kain
Jawa Tengah

BATIK SIDO DRAJAT Batik Sido Drajad atau Drajat dipakai oleh besan ketika upacara pernikahan. Cara pemakaian batiknya juga memiliki nilai pendidikan tersendiri. Bagi anak-anak, batik dipakai dengan cara sabuk wolo. Pemakaian jenis ini memungkinkan anak-anak untuk bergerak bebas. Secara filosofi, pemakaian sabuk wolo diartikan bebas moral, sesuai dengan jiwa anak-anak yang masih bebas, belum dewasa, dan belum memiliki tanggung jawab moral di dalam masyarakat. Ketika beranjak remaja, seseorang tidak lagi mengenakan batik dengan cara sabuk wolo melainkan dengan jarit. Panjang jarit yang dipakai memiliki arti tersendiri. Semakin panjang jarit, semakin tinggi derajat seseorang dalam masyarakat, dan semakin pendek jarit,  semakin rendah pula strata sosial orang tersebut dalam masyarakat. Bagi orang dewasa, pemakaian batik memiliki pakem yang berbeda antara laki-laki dan perempuan. Pada laki-laki, wiru diletakkan di sebelah kiri. Sedangkan pada perempuan, wiru diletakkan...

avatar
Alvipian