Ulos adalah salah satu kain yang sangat terkenal di Indonesia. Ulos atau biasa disebut kain ulos sangat identik dengan daerah Sumatera Utara, karena kain ini merupakan salah satu kebudayaan khas suku Batak yang mendiami daerah tersebut. Beberapa kain ulos memiliki corak yang mirip dengan songket khas Sumatera Selatan, bahkan cara pembuatannya pun hampir sama menggunakan alat tenun bukan mesin. Mayoritas ulos memiliki warna hitam, putih, dan merah dilengkapi dengan ragam tenunan benang emas atau perak. Namun seiring perkembangan zaman, ulos tidak dibatasi oleh beberapa warna itu saja. Ada banyak variasi warna untuk ulos, seperti ungu, biru, hijau, jingga, kuning, dan lainnya. Pada mulanya ulos digunakan orang Batak sebagai pakaian sehari-hari. Orang-orang dari suku Batak awalnya mengenakan ulos sebagai selendang, sarung, atau ikat kepala. Selanjutnya orang Batak mulai memasuki dunia modern dengan beragam jenis pakaian sehingga ulos mulai jarang digunakan sebagai pakaian sehari-ha...
Kain Ulos merupakan Kain khas yang berasal dari Indonesia khususnya Sumatera Utara yang ditenun dengan dominasi warna merah, hitam, dan putih yang dihiasi oleh tenunan benang emas, perak, ataiu main-manik berwarna. Dibalik warnanya yang bervariasi, pembuatan ulos membutuhkan proses yang panjang. Berikut tahap-tahap dalam pembuatan ulos: 1. Pembuatan benang Pada tahap awal, Kapas yang telah diperoleh kemudian digulung (dalam masyarakat batak dulu disebut "bebe") agar kapas mengembang dan mempermudah pemintalan. Lalu Pemintalan kapas (dalam masyarakat batak dulu disebut "mampis") dengan nama bernama "sorha". Pemintalan minimal harus dilakukan dua orang dimana satu orang memintak benang dan satu orang lainnya memutar sorha. 2. Pewarnaan benang Selanjutnya benang diwarnai untuk memperoleh warna merah (manubar) dan hitam (mansop). Bahan pewarna yang digunakan terbuat dari daun-daunan berbagai jenis yang sebelumnya telah difermentasi untuk menghasilkan war...
Sayur Bening Capar Kedele dan Daun Ubi (sumber: E-book Mahakarya 5000 Resep Makanan dan Minuman di Indonesia)
Ragi idup sering diberikan sebagai simbol doa restu, pengharapan bagi penerima memperoleh kebahagiaan dalam kehidupannya terutama berketurunan banyak dan berumur panjang. Kain ini sering digunakan sebagai Ulos Passamot, pemberian dari orang tua mempelai perempuan kepada orang tua mempelai laki-laki, dengan syarat pemberi harus sudah memiliki cucu atau marpahompu. Juga, diberikan oleh orang tua kepada putrinya yang sedang mengandung anak pertama dengan maksud agar putri dan bayi yang dikandung mendapat pertolongan Tuhan sampai kelahirannya nanti.
Ragi hotang merupakan perlambang perikatan dari dua insan yang memasuki jenjang pernikahan. Hotang artinya adalah rotan, di mana jaman dahulu rotan adalah tali pengikat sebuah benda yang dianggap paling kuat dan ampuh. Motif hotang yang bergaris-garis menjadi simbol yang mengikatkan pengantin agar selalu hidup rukun dalam kehidupan pernikahannya. Dengan diberikannya kain ini oleh orangtua dari mempelai perempuan kepada mempelai laki-laki, maka bermakna bahwa orang tua pengantin perempuan telah menyetujui dan memberikan restu penuh putrinya di persunting atau di peristri oleh laki-laki yang telah di sebut sebagai Hela atau menantu.
Ragi hotang merupakan perlambang perikatan dari dua insan yang memasuki jenjang pernikahan. Hotang artinya adalah rotan, di mana jaman dahulu rotan adalah tali pengikat sebuah benda yang dianggap paling kuat dan ampuh. Motif hotang yang bergaris-garis menjadi simbol yang mengikatkan pengantin agar selalu hidup rukun dalam kehidupan pernikahannya. Dengan diberikannya kain ini oleh orangtua dari mempelai perempuan kepada mempelai laki-laki, maka bermakna bahwa orang tua pengantin perempuan telah menyetujui dan memberikan restu penuh putrinya di persunting atau di peristri oleh laki-laki yang telah di sebut sebagai Hela atau menantu.
Ulos Antak-Antak merupakan ulos yang dijadikan simbol duka cita dan ulos ini dipergunakan ketika mengunjungi rumah duka atau melayat orang yang meninggal. Ulos Antak-Antak dijadikan sebagai selendang bagi orang tua untuk melayat orang meninggal dunia. Selain itu juga, Ulos Antak-Antak ini juga digunakan sebagai kain yang dililitkan pada waktu menari. Sumber: https://travel.kompas.com/read/2019/12/12/200600027/14-jenis-ulos-kain-kebanggaan-suku-batak?page=all
Secara umum Ulos Ragi Hidup dapat dipakai pada acara adat Batak baik upacara suka dan duka. Pada jaman dahulu dipakai juga untuk “mangupa tondi” (mengukuhkan semangat) seorang anak yang baru lahir. Ulos ini juga dipakai oleh suhut si habolonan (tuan rumah). Ini yang membedakannya dengan suhut yang lain, yang dalam versi “Dalihan Na Tolu” disebut dongan tubu (satu marga). Konon Ulos Ragi Hidup menunjukkan status sosial dan ekonomi seseorang, dulu hanya raja-raja dan masyarakat menengah keatas yang memakainya. Dalam system kekeluargaan orang Batak. Kelompok satu marga ( dongan tubu) adalah kelompok “sisada raga-raga sisada somba” terhadap kelompok marga lain. Ada pepatah yang mengatakan “martanda do suhul, marbona sakkalan, marnata do suhut, marnampuna do ugasan”, yang dapat diartikan walaupun pesta itu untuk kepentingan bersama, hak yang punya hajat (suhut sihabolonan) tetap diakui sebagai pengambil kata putus (putusan terakhir). Jadi dengan menggunakan Ulos Ragi Hidup menjadi satu p...