Resep: Bahan 2 papan tempe dipotong tebal 1 cm 1 liter air kelapa Bumbu Halus 6 butir bawang merah 4 siung bawang putih 1 sdt ketumbar sangrai 3 butir kemiri 1 ½ sdt garam Bumbu 4 mata asam Jawa diseduh air panas 75 g gula kelapa 3 sdm kecap manis 3 lembar daun salam 4 cm lengkuas dimemarkan 450 ml susu cair Bahan Jadah 250 g beras ketan direndam 2 jam 500 ml santan dari ½ butir kelapa ½ butir kelapa setengah tua diparut 1 sdt garam Cara Membuat Bacem: campur air kelapa dan bumbu halus, serta bumbu lainnya. Masukkan tempe lalu masak hing...
Resep: Bahan 250 g beras ketan 2 liter santan cair 400 g gula kelapa diiris Bumbu 1 sdt garam 1 lembar daun pandan Bahan Saus Santan 600 ml santan kental 1 sdt garam 1 lembar daun pandan Cara Membuat Campur beras ketan dan 1 ½ liter santan cair lalu masak hingga ketan lunak dan sisihkan. Didihkan sisa santan dengan gula kelapa sampai semua gula larut lalu angkat dan saring. Masukkan air gula kelapa, garam, dan daun pandan ke dalam bubur lalu masak kembali sambil sesekali aduk hingga bubur menjadi kental. Saus santan: campur semua bahan saus santan lalu masak hingga mendidih sambil terus diaduk. Sajikan bubur bersama saus santan. &n...
Sejarah Kopi Robusta Merapi Kopi robusta Merapi  telah dikenal sejak jaman penjajahan tempo dulu, banyak yang menyebut kopi ini dengan kopi meneer. Kopi robusta disana memiliki biji yang lebih kecil dibandingkan robusta lainnya, bijinya yang lebih kecil tersebut membuat kopi robusta dari Merapi ini tidak mampu bersaing dengan kopi lainnya. Membuat kopi ini tak lagi ditanam disana karena tak laku dijual. Mulai tahun 1992 para petani disana mulai bangkit kembali menanam kopi dengan mengganti kopi robusta berbiji besar. Perjuangan kebangkitan kopi yang pernah fenomenal ini tidaklah mudah, jalan terjal dihadapi para petani kopi disana. Pasca erupsi gunung Merapi pada tahun 2010 lalu mereka kembali bangkit dan mengubah cara pemasarannya. Hingga kini kopi Merapi telah mendunia dan menjadi oleh oleh khas dari Yogyakarta. Kopi Merapi Kopi yang ditanam di Merapi merupakan kopi jenis robusta, pengaruh abu vulkanik dan sisa sisa muntahan lava gunung Merapi menjadikan ta...
Anda yang pernah tinggal di Yogyakarta di era tahun 1950-an, pasti pernah minum limun Sarsaparilla. Oleh sebagian masyarakat Jogja disebut limun saparilla. Limun ini merupakan jenis minuman berkarbonasi yang populer di era tahun 1950 hingga 1970-an. Cola Jawa, kebanyakan penikmat limun sarsaparilla sepakat mengatakannya demikian. Jenis minuman yang berwarna ungu kecoklatan ini pernah menduduki rangking minuman favorit kaum berada di Yogyakarta. Ketika itu, limun Sarsaparilla merupakan jenis minuman elit yang membawa gengsi sosial tertentu pada konsumennya. Hanya orang yang punya kocek lebih saja yang mampu membeli minuman yang dianggap modern, simbol kemajuan, dan tentu saja berkelas di zamannya. Limun Sarsaparilla memiliki rasa yang khas di lidah. Namanya juga minuman berkarbonasi, tentu saja memiliki sensasi kemranyas di lidah. Begitu dicecap, aroma semriwing laiknya mint cukup terasa, sehingga mendatangkan efek lega di rongga hidung dan rongga d...
Jadah Tempe merupakan gabungan dari 2 macam makanan yaitu jadah yang merupakan olahan dari ketan dan tempe ataupun tahu. Dengan rasanya yang gurih ditambah dengan makanan pendamping yakni tempe atau tahu yang diolah dengan cara dibacem dengan rasa legi (manis). Membuat siapa saja ingin ketagihan hingga tak sadar perut sudah kenyang. Akan lebih nikmat jika di temani dengan cabe rawit. Maka akan tercipta kombinasi rasa manis, pedah namun gurih. Makanan ini umumnya disajikan dengan bungkus daun pisang. Dan bisa dengan mudah kita jumpai di sekitar are wisata alam Gunung Merapi, Kaliurang. Untuk harga dijamin tak akan menguras isi dompet anda. Cukup dengan Rp 5.000,- sd Rp. 10.000 per porsinya, anda sudah bisa menikmati kuliner yang satu ini. Tempat yang menyediakan: Warung Jadah Tempe Mbah Carik Store Address: Jl. Kaliurang KM.12,5, Sardonoharjo, Ngaglik, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta 55281 Phone: 0815-...
Kapiratu, merupakan kesukaan sultan HB VIII. Hidangan mirip dengan lumpia, dengan kulit terbuat telur dadar yang diisi dengan daging giling, kemudian digulung. Sumber: https://cerryku.blogspot.co.id/2016/05/keunikan-kudapan-kegemaran-para-raja.html
Roti jok, jok dalam bahasa indonesia berarti diguyur. Merupakan kegemaran sultan HB VII. Hidangan ini mirip dengan apem. Terbuat dari campuran tepung beras dan tepung terigu yang ditambah dengan gula, margarine,,telur, dan santan dan dimasak dengan cetakan apem. Dihidangkan bersama dengan semur lidah atau semur ayam, yang diguyurkan (dijok) di atas rotinya. Sumber: https://cerryku.blogspot.co.id/2016/05/keunikan-kudapan-kegemaran-para-raja.html
Songgo buwono,merupakan makanan yang dulu sering dibagikan oleh pihak keraton pada masa pemerintahan sultan HB VII di bulan puasa untuk meningkatkan gizi rakyatnya. Ide pembuatannya datang langsung dari Sultan HB VII, dan merupakan modifikasi dari roti burger.Songgobuwono berbentuk roti soes yang diisi dengan daging giling, telur, sayur, tomat dan diberi saos mayones..lezat sekali. Oh ya, songgo.buwono memiliki makna filosofis, songgo artinya menyangga, buwono dunia, jadi songgo buwono merupakan makanan yang menggambarkan dunia dan seisinya. RM/Toko yang Menyediakan : Bale Raos Kraton Rumah Makan Alamat: Jalan Magangan Kulon No.1, Panembahan, Kraton, Panembahan, Kraton, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta 55131 Telepon: (0274) 415550 https://cerryku.blogspot.co.id/2016/05/keunikan-kudapan-kegemaran-para-raja.html
Konon Sate Karang ini sudah ada sejak tahun 1947 oleh Karyo Semito. Awalnya sate dijajakan secara keliling dengan menggunakan pikulan, tapi setelah pertengahan tahun 1950-an Pak Karyo mulai menetap di Lapangan Karang Kotagede. Usahanya lantas diteruskan kedua anaknya, yakni Prapto Hartono yang berjualan di Lapangan Karang dan Cipto yang membuka cabang di Jalan Kemasan, Kotagede. Warung yang di Lapangan Karang sekarang dikelola oleh Tri Wahyono yang merupakan putra dari Pak Prapto. Warungnya buka sore hingga malam hari, kira-kira pukul: 17.30 – 22.30 WIB. Jam buka: 17.30 – 22.30 Lokasi: Lapangan Karang, Kotagede – DI Yogyakarta Sumber: http://www.kabarkuliner.com/uniknya-sate-karang-kotagede-jogja/