Rujak Cingur merupakan salah satu hidangan tradisional yang berasal dari Kota Surabaya, Jawa Timur. Dalam bahasa setempat, “cingur” atau “congor” memiliki arti “mulut”, hal ini sejalan dengan bahan utama yang digunakan dalam Rujak Cingur, yaitu irisan mulut atau moncong dari sapi. Sesuai dengan namanya, Rujak Cingur merupakan gabungan antara dua jenis makanan, yaitu rujak buah dan cingur atau mulut sapi yang kemudian ditambahkan bumbu dengan bahan utamanya berupa petis udang. Umumnya, Rujak Cingur memiliki isian yang sama seperti rujak buah pada umumnya, yaitu buah buahan, antara lain; irisan timun, bengkoang, mangga muda (atau pencit jika warga Surabaya menyebutnya), nanas, dan kedondong. Hal yang membedakan dari isian Rujak Cingur dengan rujak buah ialah terdapat pada irisan tambahan berupa tempe, tauge, tahu, lontong, kangkung, dan kacang panjang. Sementara itu, saus atau bumbu dari Rujak Cingur terbuat dari bahan-bahan berupa; gula merah, kacang tanah goreng, garam, bawang g...
Pernahkah terlintas di pikiran kalian jika kodok bisa dikonsumsi? Mungkin terdengar aneh, namun nyatanya terdapat makanan khas dari daerah kecil di Jawa Tengah yang berbahan dasar daging kodok. Swike Kodok merupakan masakan khas Purwodadi berupa sup daging kodok. Hidangan ini menjadi makanan favorit yang cocok dimakan di cuaca dingin. Rasanya yang asam dan pedas sangat cocok dimakan dengan nasi hangat. Hidangan ini merupakan pengaruh dari masakan Tionghoa di Indonesia. Istilah Swike berasal dari dialek Hokkian, kata ‘sui’ yang artinya air dan ‘ke’ yang artinya ayam. Dengan kata lain Swike dapat diartikan sebagai ‘ayam air’. Kenapa disebut ayam air? Nah, hal ini dikarenakan tekstur daging kodok sendiri setelah dimasak sangat mirip dengan daging ayam, bahkan jauh lebih lembut. Kodok yang digunakan dalam hidangan ini yakni kodok hijau yang biasa ditemukan di sawah. Kodok akan dikuliti dan dicuci bersih baru kemudian dimasak. Daging kodok yang sudah bersih akan dimasak menggunakan k...
Di negeri ini, ada satu makanan ringan yang mampu mencuri hati setiap orang dengan kelezatan yang tak terbantahkan. Namanya berondong jagung atau jipang. Terkenal di seluruh Indonesia, namun sentuhan magisnya khusus terasa di tanah Jawa dan Sumatera. Bagaimana bisa sebutir biji jagung yang dimasak dengan gula aren khas lawang atau saka lawang menjadi begitu istimewa? Rasanya yang manis dan renyah menjadi penawar dahaga di tengah teriknya matahari. Tapi jangan salah, jipang ini tidak hanya sekadar makanan biasa. Di balik kelezatannya, tersembunyi nilai-nilai sejarah dan kebudayaan yang menjadikannya sebagai bagian tak terpisahkan dari Indonesia. Cara Membuat Jipang Jagung Jipang jagung atau di Sumatera Barat biasa disebut Kipang Jagung biasanya disajikan dalam bentuk kotak yang cocok dinikmati saat bersantai. Kita akan membahas cara membuat jipang jagung sendiri di rumah dengan langkah-langkah yang sederhana. I. Pengenalan Jipang Jagung Apa itu jipang jagung? Jipang jagu...
terbuat dari tahu dan bumbu lainnya.[1] Tahu gejrot terdiri dari tahu yang sudah digoreng kemudian dipotong agak kecil lalu dimakan dengan kuah yang bumbunya terdiri dari cabai, bawang putih, bawang merah, dan gula.[1] Biasanya disajikan di layah kecil dengan potongan gacor berbentuk kotak.[1] Tahu gejrot juga merupakan jajanan khas daerah Cirebon yang digemari di kalangan anak-anak dan orang dewasa, karena sensasi rasanya yang khas.[1] Tahu gejrot adalah tahu yang dipotong kecil-kecil kemudian ditaruh di atas piring kecil dan tahu yang digunakan adalah tahu sumedang.[2] Saat ini, tahu gejrot telah menyebar ke seluruh Indonesia seperti Jakarta dan sekitarnya, Bandung, Malang, Surabaya, dan beberapa tempat di kota-kota besar lainnya di Indonesia.[3]
Pangir Harambir Sitonggitonggi merupakan minuman khas Pulau Samosir yang dibuat dari bahan dasar Jeruk Purut, Air Kelapa, Pemanis (Gula atau Madu), dan Telur Ayam Kampung Mentah). Menurut sumber yang kami terima dari Abang Sepwan Sinaga (Pegiat Budaya Batak Toba), minuman ini biasanya disajikan dalam upacara ritual adat, dan disarankan untuk hasil yang lebih maksimal dalam pembuatan dan pengolahan minuman Pangir Harambir Sitonggitonggi, Sitonggitonggi-nya (rasa manisnya) sebaiknya menggunakan madu murni.
Menurut sumber dari Abang Sepwan Sinaga pada Acara "Merayakan Gastronomi Indonesia" di Taman Ismail Marzuki, Jakarta, tanggal 3 Februari 2024, Itak Nihintang Ni Andalu merupakan makanan khas Pulau Samosir yang proses pembuatannya diangkat menggunakan Alu (alat tumbuk padi). Kenapa bentuknya bulat? Karena nama prosesnya Manggalapang, jadi harus ada kesatuan doa antara orang yang menumbuknya dengan beras yang ditumbuknya. Nah, Itak Nihintang Ni Andalu biasanya diberikan sebagai penghormatan kepada Boraspati Ni Tano (Dewa Kesuburan). Jadi, penyajian Itak Nihintang Ni Andalu umum digunakan sebagai bentuk penghormatan kepada leluhur dalam upacara membangun rumah dan menebar benih padi, atau misalnya meminta berkat agar kita dilindungi oleh yang Maha Kuasa. Itak Nihintang Ni Andalu ada dua jenis, yang pertama berwarna kuning, dan yang kedua berwarna coklat. Itak Nihintang Ni Andalu yang berwarna kuning rasanya manis karena berbahan dasar pisang, sedangkan Itak Nihintang Ni An...
Dari sumber yang kami dapat melalui Abang Sepwan Sinaga sebagai Pegiat Budaya Batak Toba, Dengke Na Nisorbuk memiliki citarasa yang dominan pedas. Dulu makanan ini sengaja dibuat seperti ini supaya tahan disimpan dalam waktu yang lama. Jadi semakin lama disimpan, rasanya semakin enak. Makanan Dengke Na Nisorbuk muncul karena sulitnya mencari ikan di danau, jadi agar dapat dikonsumsi dalam waktu yang lama, muncullah metode memasak Dengke Na Nisorbuk.
Menurut Narasumber kami, Ibu Hotni br. Simbolon pada acara MERAYAKAN GASTRONOMI INDONESIA di Taman Ismail Marzuki, Jakarta, tanggal 03 Februari 2024, makanan Itak Sipitu Barimbing merupakan salah satu hidangan manis yang terbuat dari tepung beras mentah dengan kunyit dan pisang, lalu ditumbuk dan dibentuk seperti jengger ayam. Itak Sipitu Barimbing merupakan makanan khas dari Pulau Samosir.