Penelitian sosial budaya di Jingkungan masyarakat Asmat sebenarnya sudah banyak dilakukan orang. Akan tetapi informasi mengenai corak kepimpinan tradisionalnya masih amat sectikit diketahui orang. Tulisan-tulisan yang ada selama ini cenderung menggeneralisir puakpuak (sub-sub) suku bangsa Asmat sebagai suatu kesatuan sosial tribal yang utuh. Sebaliknya masyarakat Asmat masih dapat kita uraikan kepada puak-puak kesukubangsaan yang masing-masing memiliki corak kehidupan sosial tertentu, dan terbentuk oleh penggabungan (konfederasi) kelompok karena alasan sosial, politis dan ekonomis tertentu. Kekosongan dalam penjelasan inilah yang ingin kami ungkapkan dalam tulisan ini. Sumber: http://repositori.kemdikbud.go.id/7685/
Seperti telah kita ketahui bahwa rumah tangga itu merupakan bentuk kesatuan sosial yang hidup dalam satu tempat tinggal, makan dari satu dapur serta melaksanakan pengurusan dan pengaturan ekonominya sendiri. Di samping itu rumah tangga merupakan bentuk kesatuan sosial sebagai akibat dan adanya hubungan perkawinan. Dari bentuk sosial ini biasanya sebuah rumah tangga terdiri dari satu keluarga batih yang terdiri dari ayah ibu dan anak-anak mereka. Sebagai anggota rumah tangga tiap-tiap individu ikut berperan dalam menentukan isi dan kelengkapan rumah tangganya. Untuk memenuhi kebutuhan hidup berumah tangga maka sistim ekonomi dan tehnologi merupakan faktor yang sangat penting. Dalam melaksanakan kegiatan ekonomi rumah tangga mereka sangat membutuhkan sejumlah alat-alat. Sudah barang tentu alat-alat yang dibutuhkannya amat tergantung dari jenis kegiatan yang mereka lakukan, dan kebutuhan alat-alat tersebut sangat dipengaruhi oleh lingkungan alam dan sistembudayanya. Dengan demikian is...
Wilayah adat Mee Pago meliputi Kabupaten Dogiyai, Deiyai, Nabire, Intan Jaya, Paniai dan Mimika. Masyarakat yang hidup dalam wilayah suku Mee Pago hampir seluruhnya berasal dari suku yang sama, yaitu Suku Mee, yang mendiami dikawasan pegunungan tengah, dibagian barat.Suku Mee salah satu dari lima suku pegunungan tengah Papua yaitu Damal, Dani, Moni, Nduga dan Mee mendiami kabupaten Puncak Jaya, Jayawijaya dan Paniai. Ciri khas wilayah suku Mee adalah mereka hidup di sekitar danau Paniai, danau Tage, Danau Tigi, Lembah Kamu (sekarang Dogiyai) dan pegunungan Mapiha/ Mapisa. Mee berarti orang-orang yang telah dipenuhi dengan akal budi yang sehat; dapat berpikir secara logis; dapat membedakan suku ini dari suku yang lain; dapat membedakan barang miliknya dengan milik orang lain; daerah garapannya dengan garapan milik orang lain; dan dapat mentaati amanat-amanat yang diwariskan oleh leluhur, dan amanat yang paling utama yang dilarang adalah hal perzinahan. Suku Mee mempercayai dunia mere...
Wilayah adat La Pago terdiri dari kabupaten-kabupaten yang ada di wilayah pegunungan tengah sisi timur, yaitu Kabupaten Jayawijaya, Pegunungan Bintang, Lanny Jaya, Tolikara, Nduga, Puncak Jaya, Yalimo, Yahukimo, Membramo Tengah dan Kabupaten Puncak. Secara umum kabupaten yang ada di wilayah La Pago adalah kabupaten hasil pemekaran dari Kabupaten induk yaitu Kabupaten Jayawijaya. Wilayah La Pago membawahi kurang lebih 19 Suku seperti Dani, Dem, Ndugwa, Ngalik, Ngalum, Nimbora, Pesekhem, Pyu, Una, Uria, Himanggona, Karfasia, Korapan, Kupel, Timorini,Wanam, Biksi, Momuna, Murop, Sela Sarmi. Sebagai kabupaten yang berasal dari induk yang sama, maka secara umum kabupaten yang ada di wilayah La Pago ini mempunyai topologi yang sama. Pegunungan Tengah (Central Ranges) Papua merupakan jalur pegunungan lipatan dan sesar paling tinggi di Indonesia dengan gunung-gunungnya menjadi puncak-puncak tertinggi di Indonesia, yaitu: Puncak Jaya 5030 mdpl, Puncak Trikora 4730 mdpl, Puncak Yamin 4595 mdpl,...
Alkisah pada masa silam di Papua, hiduplah seorang laki laki bernama Woiram dan istrinya Bonadebu. Mereka penghuni kampung Merem. Woiram tak tinggal serumah dengan istrinya. Hal itu dilakukannya karena tujuan Woiram menikahi Bonadebu hanyalah untuk menjaga harga dirinya sebagai seorang lelaki. Woiram sama sekali tak ingin memiliki anak dari perkawinannya. Rumah tangga yang dilalui Woiram dan Bonadebu yang semula harmonis, lama lama terasa hambar. Sebagai seorang wanita normal, tentu saja Bonadebu ingin memiliki anak. Hari demi hari berlalu, keinginan Bonadebu tak ditanggapi sedikitpun oleh Woiram. Ia tak tergugah sama sekali untuk memenuhi keinginan istrinya. Kejenuhan melakukan kegiatan sehari hari membuat Woiram merasa lelah. Ia ingin sekali mencari suasana baru. Tak disangka keinginan memiliki seorang anak mulai terbersit di hati Woiram. Keinginan itu makin lama makin kuat. Namun demikian Woiram malu untuk mengutarakan keinginannya itu pada Bonadebu. Setiap malam ia hanya b...
Cerita ini mengisahkan tentang warga Desa Bilai yang merasa khawatir karena banyak warga yang meninggal dunia akibat wabah penyakit yang tidak diketahui jenisnya. Mereka segera memanggil orang pintar untuk mencari cara mengusir wabah itu. Warga akhirnya memenuhi perintah sang orang pintar untuk membawa seekor biawak dari Gunung Zege yang dapat mengabulkan segala macam permintaan. Namun, kerakusan warga mulai muncul. Mereka meminta banyak uang dari biawak Zege dengan mengorbankan sepuluh ekor babi untuk setiap permintaan. Akhirnya babi menjadi langka dan warga menjadi kesusahan. Kemudian mereka memutuskan untuk tidak menggantungkan hidup mereka lagi kepada biawak dan mengembalikan biawak ke asalnya. Kisah ini mengajari kita untuk selalu menjaga keseimbangan alam dengan cara tidak serakah dalam memanfaatkan alam demi kepentingan pribadi karena pada akhirnya perbuatan itu akan merugikan kita sendiri.
Matahari baru saja turun dari peraduannya. Udara pagi menyebarkan kesegaran kepada setiap insan yang baru saja terbangun dari lelap tidur malam. Kicauan beraneka burung di atas pohon matoa menambah semarak pagi yang begitu indah dan damai. Tuhan Yang Mahaagung senantiasa membagikan rahmat tanpa henti-hentinya bagi hamba-Nya. Syahdan, sekelompok manusia sedang mengadakan pelayaran dari Negeri Matahari Terbit (Papua New Guini). Pelayaran ini dipimpin oleh seorang lelaki yang gagah berani. Mereka adalah pelaut-pelaut ulung. Laut adalah rumah kedua baginya. Ketangguhan, keperkasaan, dan keberanian orang-orang ini adalah hasil tempaan alam. Perahu semang yang ditumpangi cukup kokoh untuk membawa para pengembara ini mengarungi lautan. Angin berhembus melajukan perahu mereka dengan lancar. Ikan-ikan di laut kaget dan berloncatan di depan perahu. Burung camar melayang bebas di angkasa. Lima puluh meter dari kapal ikan lumba-lumba berlompatan seolah memberi arah. Para pengembara yang ada d...