Di Jawa Tengah terdapat bukit yang bernama Gunung Wurung. Bukit ini mempunyai bentuk yang unik. Tingginya hanya sekitar 80 meter dan terlihat seperti tidak mempunyai puncak. Dahulu kala, seluruh daerah tersebut terdiri dari dataran. Tidak ada bukit atau gunung di sana. Sesepuh desa berdoa kepada para dewa agar diciptakan gunung di wilayah mereka. Para dewa pun mengabulkan permintaan mereka dengan sebuah syarat. "Besok malam, kami akan membuatkan gunung. Namun, besok malam tidak boleh ada satu orang pun yang keluar dari rumah dan berkeliaran." Kemudian, para sesepuh meminta warga agar tidak keluar dari rumah besok malam. Keesokan harinya, seluruh warga masuk ke dalam rumah mereka masing- masing dan mengunci pintu. Ketika hari mulai senja, para dewa turun dari khayangan clan mulai membuat gunung. Mereka bekerja tanpa suara. Diawali dengan memasang tiang-tiang pancang dan mulai menimbuninya dengan tanah. Ketika pagi menjelang, pembuatan gunung itu hampir selesai...
AIkisah, ada seorang putri cantik bernama Shinto Dewi. la tinggal di sebuah istana megah di Dataran Tinggi Dieng. Kecantikan sang putri terkenal ke mana-mana. Namun, tidak ada satu pun laki-laki yang berhasil melamarnya, karena Shinto Dewi selalu mensyaratkan mas kawin yang jumlahnya tak terkira. Seorang pangeran bernama Kidang Garungan tertarik melamar Shinto Dewi. la yakin kekayaan yang dimilikinya dapat memenuhi persyaratan yang diajukan oleh Shinto Dewi. Kemudian, ia mengirimkan utusannya ke Dataran Tinggi Dieng untuk melamar. "Kedatangan kami ke sini adalah untuk menyampaikan pinangan Pangeran Kidang Garungan. Pangeran menyanggupi berapa pun besarnya mas kawin yang Putri ajukan,"" kata utusan Pangeran Kidang Garungan. Putri Shinto Dewi berpikir sejenak. Pangeran kaya raya yang sedang meminangnya ini pastilah seorang yang tampan dan berwibawa. Jika tidak, pasti pangeran tersebut tidak akan melamarnya. Pinangan Pangeran Kidang Garungan pun diterima oleh Shinto Dew...
Asal mula nama Pekalongan berasal dari Topo Ngalongnya Joko Bau /Jaka Bau putra dari Kyai Cempaluk pahlawan Mataram dari Kesesi. Suatu hari, Joko Bau diperintahkan oleh Ki Cempaluk untuk mengabdi pada Sultan Agung raja Mataram. Dia juga mendapat tugas untuk memboyong putri Ratnasari Kalisasak Batang ke istana, tetapi Joko Bau malah jatuh cinta pada sang putri. Karena tindakannya mencintai putri Ratnasari, ia diberi hukuman untuk mengamankan daerah pesisir yang dibajak oleh Cina. Kemudian Joko Bau bersemedi di hutan Gambiran, setelah lama ia bersemedi akhirnya namanya berganti manjadi Bau Rekso. Atas perintah Sultan Agung, Bau Rekso mempersiapkan pasukan untuk menggempur para kompeni yang berada di Batavia (1628-1629). Namun, serangan itu mengalamai kegagalan, kemudian ia kembali ke hutan Gambiran untuk bertapa "ngalong" artinya bergelantungan seperti kelelawar. Saat topo ngalong Joko Bau/Bau Rekso berlangsung, ia pernah sekali diganggu oleh Tan K...
Diceritakan dahulu kala ada dua orang gadis sedang mengumpulkan sayuran di lading. Tiba-tiba datanglah seekor kepiting raksasa mendekatinya. Mereka sangat takjub melihat betapa besar dan tingginya binatang itu. Lupa akan pesan orang tuanya yang mengatakan bahwa apabila sedang berada di lading kemudian melihat atau menemui sesuatu yang asing atau janggal mereka dminta cepat meninggalkan tempat dan jangan menggangu atau mengusiknya, salah seorang gadis itu justru mendekat serta diusapnya sambil keheranan, dan kagetlah mereka melihatnya. Pada saat si gadis mengusap punggung kepiting, tanpa disadari sekonyong-konyong kepiting lenyap dan ditempat mereka berdiri menganga sebuah lubang yang bergerak semakin lebar dan semakin dalam menyerupai sumur yang membawa kedua gadis tadi lenyap tenggelam. Jadilah sumur dengan luas 70 ha yang kemudian dinamakan telaga Menjer. Bentuk telaga ini makin ke dalam makin mengecil seperti kerucut (kukusan-Jawa) atau terompet. Di dalam telaga k...
Selain Telaga Warna di Dieng, terdapat Telaga Menjer yang merupakan Merupakan telaga alami terluas di Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah. Berada pada ketinggian 1.300 mdpl dengan luas 70 hektar dan kedalaman air mencapai 45 meter. Telaga Menjer terletak di desa Maron kec. Garung 12 Km sebelah utara kota Wonosobo. Sisi utara telaga ini berupa pegunungan yang ditumbuhi tanaman hijau termasuk kebun teh yang sangat indah. Sumber : http://legendadieng.blogspot.co.id/2014/03/legenda-telaga-menjer-wonosobo.html
Berdasarkan cerita rakyat pada sekitar awal abad 17 M, tersebutlah tiga orang pengelana yang masing-masing bernama Kyai Kolodete, Kyai Karim dan Kyai Walik, mulai merintis suatu pemukiman di daerah Wonosobo, Kyai Kolodete berada di Dataran Tinggi Dieng, Kyai Karim berada di daerah Kalibeber dan Kyai Walik berada di sekitar Kota Wonosobo sekarang ini, dan sejak saat itu daerah ini mulai berkembang dan ketiga tokoh tersebut dianggap sebagai cikal bakal dari masyarakat Wonosobo. Pada masa Kerajaan Mataram, letak pemerintahan berada di Desa Selomanik sebagai kepala pemerintahannya adalah Ki Tumenggung Kartowaseso dan Ki Butowereng sebagai patihnya. Seperempat abad dari wafatnya Tumenggung Kartosuwiryo tersebut, pusat pemerintahan beralih ke Desa Pecekelan (Kalilusi) sebagai Kepala pemerintahannya adalah Ki Tumenggung Wiroduto, selang beberapa saat pusat pemerintahannya berpindah dari Kalilusi ke daerah Ledok Selomerto.  ...
Dahulu kala Kerajaan Pajang dengan rajanya bernama Sultan Hadiwijaya. Sedang Kadipaten Jipang dipimpin olah Arya Penangsang. Kedua tokoh tersebut saling berselisih. Arya Penangsang dikenal sebagai orang yang sombong, karena keampuhannya. Perselisihan kedua tokoh tersebut mengakibatkan perang sehingga banyak korban berjatuhan dari kedua daerah. Saat pertempuran itu terjadi, Hadiwijaya memberi kepercayaan kepada Danang Sutawijaya sebagai panglima perang. Danang Sutawijaya adalah anak angkat Sultan Hadiwijaya. Danang sebagai senopati perang didampingi oleh Ki Gede Pemanahan. Dengan semangat yang tinggi dan bekal senjata tombak Kyai Pleret, mereka berdua pergi melaksanakan perintah Sultan Hadiwijaya ke medan perang. Mereka beserta rombongan agar selamat dalam medan perang, dianjurkan tidak melalui sungai atau menyeberangi sungai. Karena kelemahan mereka terdapat pada air atau sungai, yang dapat mengakibatkan kekalahan. Ketika peperangan terjadi, Arya Penangsang tewas oleh...
Asal mula Temanggung selalu dikaitkan dengan Mataram Kuno yang dikuasai oleh Raja Rakai Pikatan. Pikatan adalah sebuah nama yang dipakai untuk menyebutkan sumber mata air di wilayah Mudal, Temanggung. Tempat ini terdapat peninggalan atau petilasan Raja Pikatan berbentuk bebatuan kuno. Sejarah Kabupaten Temanggung ditemukan oleh salah satu warga Gandulan, Kaloran, Temanggung pada bulan November tahun 1983. Tercatat bahwa Prasasti Wanua Tengah III Tahun 908 M telah menjadi membuktikan keberadaan kerajaan Mataram Kuno ini berada. Namun, benda peninggalan lainnya sudah raib dicuri oleh orang tak bertanggung jawab, hanya menyisakan batu yoni dan gentong. Dalam prasasti ini menggambarkan Pikatan adalah sebuah daerah yang didirikan Bihara Hindhu oleh adik raja Mataram Kuno Rahyangta I Hara dan raja yang berkuasa saat itu adalah Rahyangta Rindang/ Raja Sanjaya 717 M. Menurut Prasasti Mantyasih, pewaris tahta Rake Panangkaran (berkuasa 38 tahun) yang...
Sejarah Kota Semarang dimulai sejak abad ke-8 Masehi, daerah pesisir utara yang bernama Pragota (sekarang bernama Bergota) merupakan bagian dari Kerajaan Mataram Kuno. Sebenarnya daerah tersebut merupakan pelabuhan yang di depannya terdapat banyak pulau-pulai kecil. Dikarenakan pengendapan yang kian banyak hingga sekarang, akhirnya membentuk sebuah daratan. Pelabuhan masa lampau itu diperkirakan berada di daerah Pasar Bulu yang memanjang ke Simongan. Di daerah itu terdapat sebuah tempat keberadaan armada milik Laksamana Cheng Ho (1405 M). Pendaratan kapal milik Laksamana Cheng Ho di bangun sebuah kelenteng dan masjid yang sekarang dinamakan Kelenteng Sam Po Kong. Suatu hari (Abad 15 M), ada seorang Pangeran dari Demak yang menyebarkan Islam ke daerah Pragota, bernama Pangeran Made Pandan. Dari waktu ke waktu, daerah tersebut semakin subur dengan banyaknya pepohonan dan rerumputan yang tumbuh lebat, dari sela-sela kesuburan tanaman itu muncullah pohon asam...