Cerita Rakyat
Cerita Rakyat
Cerita Rakyat, Asal-Usul, Legenda Jawa Tengah Temanggung
Asal Usul Temanggung
- 28 Oktober 2017

Asal mula Temanggung selalu dikaitkan dengan Mataram Kuno yang dikuasai oleh Raja Rakai Pikatan. Pikatan adalah sebuah nama yang dipakai untuk menyebutkan sumber mata air di wilayah Mudal, Temanggung. Tempat ini terdapat peninggalan atau petilasan Raja Pikatan berbentuk bebatuan kuno.

Sejarah Kabupaten Temanggung ditemukan oleh salah satu warga Gandulan, Kaloran, Temanggung pada bulan November tahun 1983. Tercatat bahwa Prasasti Wanua Tengah III Tahun 908 M telah menjadi membuktikan keberadaan kerajaan Mataram Kuno ini berada. Namun, benda peninggalan lainnya sudah raib dicuri oleh orang tak bertanggung jawab, hanya menyisakan batu yoni dan gentong. 


 

Dalam prasasti ini menggambarkan Pikatan adalah sebuah daerah yang didirikan Bihara Hindhu oleh adik raja Mataram Kuno Rahyangta I Hara dan raja yang berkuasa saat itu adalah Rahyangta Rindang/ Raja Sanjaya 717 M. Menurut Prasasti Mantyasih, pewaris tahta Rake Panangkaran (berkuasa 38 tahun) yang naik tahta tanggal 27 November tahun 746 M, Bihara Hindhu Pikatan memperoleh bengkok sawah di wilayah Sima. Menurut prasasti Gondosuli, terdapat gambaran jelas mulai dari Kecamatan Temanggung memanjang ke arah barat Kecamatan Bulu adalah wilayah subur dan tenteram.


 

Pengganti dari raja Rakai Panangkaran adalah Rakai Panunggalan yang naik tahta tanggal 1 april 784 M hingga tanggal 28 Maret 803 M. Rakai Panunggalan memiliki wilayah di Panaraban yang sekarang menjadi Kecamatan Parakan. Terdapat juga peninggalan sebuah kademangan dan abu jenazah di Pakurejo, Bulu. Selanjutnya, Rakai Panunggalan digantikan Rakai Warak bertempat tinggal di Tembarak yang ditemukan candi di sekitar Masjid Menggoro.

Pengganti selanjutnya adalah Rakai Garung yang bertahta 24 januari 828 M hingga 22 Pebruari 847 M. Raja Rakai Garung memiliki keahlian dalam pembangunan candi dan ilmu falak (Perbintangan). Dia juga telah membuat pranata mangsa yang sampai sekarang masih bisa dilihat dan dinikmati kedunaannya. Kemudian Rakai Garung digantikan oleh Rakai Pikatan yang di sini ditemukan Prasasti Tlasri dan Wanua Tengah III dan beberapa reruntuhan benda-benda kuno, seperti Lumpang Joni dan arca di daerah Temanggung.


 

Kata Temanggung diketahui dari buku sejarah karangan I Wayan Badrika yang menyebutkan Temanggung di awali dari sosok seoramg raja Rakai Pikatan (Raja Mataram Kuno) untuk menguasai seluruh wilayah Jawa Tengah. Serta merebut kekuasaan dari raja Bala Putra Dewa, seorang penguasa Kerajaan Syailendra.

Raja Rakai Pikatan kemudian membuat sebuah strategi dengan menikahi kakak dari raja Bala Putra Dewa bernama Dyah Pramudha Wardani agar mempunyai andil dan pengaruh kuat di sana. Setelah dia berhasil menikahinya, dia menghimpun kekuatan dengan para prajurit dan senopati agar segera menyerang merebut kekuasaan. Rakai Pikatan dibantu Kayu Wangi dalam usaha penyerangan di Kerajaan Syailendra dan menyerahkan wilayah kerajaan pada orang kepercayaannya berpangkat demang. Dari nama "Demang" dan wilayah kekuasaan kademangan itulah muncul nama "Ndemanggung" yang berubah menjadi nama TEMANGGUNG.

 

 

Sumber : http://www.seputar-jateng.com/2015/09/sejarah-dan-asal-usul-temanggung-jawa.html#

Diskusi

Silahkan masuk untuk berdiskusi.

Daftar Diskusi

Rekomendasi Entri

Gambar Entri
Tradisi MAKA
Seni Pertunjukan Seni Pertunjukan
Nusa Tenggara Barat

MAKA merupakan salah satu tradisi sakral dalam budaya Bima. Tradisi ini berupa ikrar kesetiaan kepada raja/sultan atau pemimpin, sebagai wujud bahwa ia bersumpah akan melindungi, mengharumkan dan menjaga kehormatan Dou Labo Dana Mbojo (bangsa dan tanah air). Gerakan utamanya adalah mengacungkan keris yang terhunus ke udara sambil mengucapkan sumpah kesetiaan. Berikut adalah teks inti sumpah prajurit Bima: "Tas Rumae… Wadu si ma tapa, wadu di mambi’a. Sura wa’ura londo parenta Sara." "Yang mulia tuanku...Jika batu yang menghadang, batu yang akan pecah, jika perintah pemerintah (atasan) telah dikeluarkan (diturunkan)." Tradisi MAKA dalam Budaya Bima dilakukan dalam dua momen: Saat seorang anak laki-laki selesai menjalani upacara Compo Sampari (ritual upacara kedewasaan anak laki-laki Bima), sebagai simbol bahwa ia siap membela tanah air di berbagai bidang yang digelutinya. Seharusnya dilakukan sendiri oleh si anak, namun tingkat kedewasaan anak zaman dulu dan...

avatar
Aji_permana
Gambar Entri
Wisma Muhammadiyah Ngloji
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
SMP Negeri 1 Berbah
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

SMP Negeri 1 Berbah terletak di Tanjung Tirto, Kelurahan Kalitirto, Kecamatan Berbah, Sleman. Gedung ini awalnya merupakan rumah dinas Administratuur Pabrik Gula Tanjung Tirto yang dibangun pada tahun 1923. Selama pendudukan Jepang, bangunan ini digunakan sebagai rumah dinas mandor tebu. Setelah Indonesia merdeka, bangunan tersebut sempat kosong dan dikuasai oleh pasukan TNI pada Serangan Umum 1 Maret 1949, tanpa ada yang menempatinya hingga tahun 1951. Sejak tahun 1951, bangunan ini digunakan untuk kegiatan sekolah, dimulai sebagai Sekolah Teknik Negeri Kalasan (STNK) dari tahun 1951 hingga 1952, kemudian berfungsi sebagai STN Kalasan dari tahun 1952 hingga 1969, sebelum akhirnya menjadi SMP Negeri 1 Berbah hingga sekarang. Bangunan SMP N I Berbah menghadap ke arah selatan dan terdiri dari dua bagian utama. Bagian depan bangunan asli, yang sekarang dijadikan kantor, memiliki denah segi enam, sementara bagian belakangnya berbentuk persegi panjang dengan atap limasan. Bangunan asli dib...

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Pabrik Gula Randugunting
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Pabrik Gula Randugunting menyisakan jejak kejayaan berupa klinik kesehatan. Eks klinik Pabrik Gula Randugunting ini bahkan telah ditetapkan sebagai cagar budaya di Kabupaten Sleman melalui SK Bupati Nomor Nomor 79.21/Kep.KDH/A/2021 tentang Status Cagar Budaya Kabupaten Sleman Tahun 2021 Tahap XXI. Berlokasi di Jalan Tamanmartani-Manisrenggo, Kalurahan Tamanmartani, Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, pabrik ini didirikan oleh K. A. Erven Klaring pada tahun 1870. Pabrik Gula Randugunting berawal dari perkebunan tanaman nila (indigo), namun, pada akhir abad ke-19, harga indigo jatuh karena kalah dengan pewarna kain sintesis. Hal ini menyebabkan perkebunan Randugunting beralih menjadi perkebunan tebu dan menjadi pabrik gula. Tahun 1900, Koloniale Bank mengambil alih aset pabrik dari pemilik sebelumnya yang gagal membayar hutang kepada Koloniale Bank. Abad ke-20, kemunculan klinik atau rumah sakit di lingkungan pabrik gula menjadi fenomena baru dalam sejarah perkembangan rumah sakit...

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Kompleks Panti Asih Pakem
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Kompleks Panti Asih Pakem yang terletak di Padukuhan Panggeran, Desa Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, merupakan kompleks bangunan bersejarah yang dulunya berfungsi sebagai sanatorium. Sanatorium adalah fasilitas kesehatan khusus untuk mengkarantina penderita penyakit paru-paru. Saat ini, kompleks ini dalam kondisi utuh namun kurang terawat dan terkesan terbengkalai. Beberapa bagian bangunan mulai berlumut, meskipun terdapat penambahan teras di bagian depan. Kompleks Panti Asih terdiri dari beberapa komponen bangunan, antara lain: Bangunan Administrasi Paviliun A Paviliun B Paviliun C Ruang Isolasi Bekas rumah dinas dokter Binatu dan dapur Gereja

avatar
Bernadetta Alice Caroline