×

Akun anda bermasalah?
Klik tombol dibawah
Atau
×

DATA


Kategori

Cerita Rakyat, Asal-Usul, Legenda

Elemen Budaya

Cerita Rakyat

Provinsi

Jawa Tengah

Asal Daerah

Wonosobo

Asal Usul Wonosobo

Tanggal 28 Oct 2017 oleh Riri .

Berdasarkan cerita rakyat pada sekitar awal abad 17 M, tersebutlah tiga orang pengelana yang masing-masing bernama Kyai Kolodete, Kyai Karim dan Kyai Walik, mulai merintis suatu pemukiman di daerah Wonosobo, Kyai Kolodete berada di Dataran Tinggi Dieng, Kyai Karim berada di daerah Kalibeber dan Kyai Walik berada di sekitar Kota Wonosobo sekarang ini, dan sejak saat itu daerah ini mulai berkembang dan ketiga tokoh tersebut dianggap sebagai cikal bakal dari masyarakat Wonosobo. Pada masa Kerajaan Mataram, letak pemerintahan berada di Desa Selomanik sebagai kepala pemerintahannya adalah Ki Tumenggung Kartowaseso dan Ki Butowereng sebagai patihnya. Seperempat abad dari wafatnya Tumenggung Kartosuwiryo tersebut, pusat pemerintahan beralih ke Desa Pecekelan (Kalilusi) sebagai Kepala pemerintahannya adalah Ki Tumenggung Wiroduto, selang beberapa saat pusat pemerintahannya berpindah dari Kalilusi ke daerah Ledok Selomerto.

 

            Tidak lama setelah wafatnya Ki Wiroduto salah seorang cucu dari Kyai Karim yang bernama Ki Singowedono yang atas jasa dan pengabdiannya kepada keraton Mataram, memperoleh penghargaan berupa daerah kekuasaan di Selomerto dan bergelar Tumenggung Jogonegoro, dengan pusat pemerintahannya berada di Ledok (sekarang desa Plobangan) Kecamatan Selomerto, kemudian setelah wafat Tumenggung Jogonegoro dimakamkan di desa Pakuncen. Memasuki awal abad ke 17 M ini pula Agama Islam sudah mulai berkembang luas di daerah Wonosobo. Seorang tokoh penyebar Agama Islam yang sangat dikenal pada masa itu adalah Kyai Asmarasufi. Beliau adalah menantu dari Kyai Wiroduto.

Kyai Asmarasufi yang mendirikan masjid di Dukuh bendosari (saparuan) yang dipercaya sebagai cikal bakal berkembangnya agama Islam dan lahirnya tokoh-tokoh Islam di Wonosobo dan sekitarnya., seperti Kyia Ali Bendosari, Kyai Syukur Sholeh, Kyai Mansur Krakal, Kyai Abdulfatah Tegalgot, Kyai Soleh Pencil, Kyai As’ari, Kyai Abdul Fakih, Kyai Matuha, dan Kyai Hasbullah. Selanjutnya pada masa perang Diponegoro (1825 – 1830), Wonosobo merupakan salah satu basis pertahanan pasukan pendukung Diponegoro. Beberapa tokoh penting yang mendukung perjuangan Diponegoro antara lain, Imam Musbach atau kemudian dikenal Tumenggung Kartosinuwun, Mas Lurah atau Tumenggung Mangkunegaran, Gajah Permodo dan Ki Muhammad Ngarpah. Dalam berbagai pertempuran melawan Belanda, Kyai Muhamad Ngarpah banyak berhasil memperoleh kemenangan.

Dari semua pertempuran tersebut yang memiliki nilai heroik paling tinggi adalah pertempuran di Legorok (sekarang wilayah Yogyakarta) pada tanggal 24 Juli 1825, karena keberhasilannya yang luar biasa Pangeran Diponegoro memberi gelar Kyai Muhamad Ngarpah dengan sebutan Tumenggung Setjonegoro dan diangkat sebagai penguasa Ledok. Eksistensi kekuasaan Setjonegoro di daerah Ledok ini dapat dilihat lebih jauh dari berbagai sumber termasuk laporan Belanda yang dibuat setelah perang Diponegoro selesai. Disebutlah pula Setjonegoro adalah Bupati yang memindahkan pusat kekuasan dari Selomerto ke kawasan Kota Wonosobo sekarang ini.

 

 

Sumber : http://sinaubudayajawa.blogspot.co.id/2013/09/asal-usul-kota-wonosobo.html

DISKUSI


TERBARU


ASAL USUL DESA...

Oleh Edyprianto | 17 Apr 2025.
Sejarah

Asal-usul Desa Mertani dimulai dari keberadaan Jaka Tingkir atau Mas Karebet atau Sultan Hadiwijaya yang menetap di Desa Pringgoboyo, Maduran, Lamong...

Rumah Adat Karo...

Oleh hallowulandari | 14 Apr 2025.
Rumah Tradisional

Garista adalah Rumah Adat Karo di Kota medan yang dikenal sebagai Siwaluh Jabu. Rumah adat ini dipindahkan dari lokasi asalnya di Tanah Karo. Rumah A...

Kearifan Lokal...

Oleh Artawan | 16 Mar 2025.
Budaya

Setiap Kabupaten yang ada di Bali memiliki corak kebudayaan yang berbeda antara satu daerah dengan daerah yang lainnya. Salah satunya Desa Adat Tenga...

Mengenal Sejara...

Oleh Artawan | 16 Mar 2025.
Budaya

Pura Lempuyang merupakan salah satu tempat persembahyangan umat hindu Bali tertua dan paling suci di Bali. Terletak di lereng Gunung Lempuyang, di Ka...

Resep Layur Bum...

Oleh Masterup1993 | 24 Jan 2025.
Makanan

Ikan layur yang terkenal sering diolah dengan bumbu kuning. Rasa ikan layur yang dimasak dengan bumbu kuning memberikan nuansa oriental yang kuat...

FITUR


Gambus

Oleh agus deden | 21 Jun 2012.
Alat Musik

Gambus Melayu Riau adalah salah satu jenis instrumental musik tradisional yang terdapat hampir di seluruh kawasan Melayu.Pergeseran nilai spiritual...

Hukum Adat Suku...

Oleh Riduwan Philly | 23 Jan 2015.
Aturan Adat

Dalam upaya penyelamatan sumber daya alam di kabupaten Aceh Tenggara, Suku Alas memeliki beberapa aturan adat . Aturan-aturan tersebut terbagi dal...

Fuu

Oleh Sobat Budaya | 25 Jun 2014.
Alat Musik

Alat musik ini terbuat dari bambu. Fuu adalah alat musik tiup dari bahan kayu dan bambu yang digunakan sebagai alat bunyi untuk memanggil pend...

Ukiran Gorga Si...

Oleh hokky saavedra | 09 Apr 2012.
Ornamen Arsitektural

Ukiran gorga "singa" sebagai ornamentasi tradisi kuno Batak merupakan penggambaran kepala singa yang terkait dengan mitologi batak sebagai...