Danau Si Losung dan Danau Si Pinggan berada di Provinsi Sumatra Utara. Ada sebuah cerita rakyat mengenai asal mula danau Si Losung dan Si Pinggan yang konon diakibatkan oleh perkelahian dua kakak beradik, Datu Dalu dan adiknya Sangmaima. Begini ceritanya: Datu Dalu dan Sangmaima Adalah Datu Dalu dan Sangmaima, dua orang bersaudara yang gagah dan pandai mengobati berbagai macam penyakit. Kedua orang tua mereka bekerja mencari nafkah sebagai ahli pengobatan. Mereka pandai mencari tumbuhan obat di hutan dan meramunya menjadi obat-obatan. Meskipun hidup dalam kemiskinan, Sang Ayah sangat ingin kedua anaknya mewarisi keahlian yang dimilikinya yaitu bela diri silat dan meramu obat-obatan. Ia mengajari kedua anaknya sedari kecil cara meramu obat dan berlatih silat. Di suatu hari, seperti biasanya, kedua orang tua Datu Dalu dan Sangmaima pergi ke hutan untuk mencari tumbuhan obat-obatan. “Datu Dalu, Sangmaima! Ayah dan Ibu pergi ke hutan untuk mencari tumbuhan obat-obatan. Kalian bai...
Alkisah, Raja Jayadana memerintah Kerajaan Barus Raya yang berpusat di Kota Guguk dan Kota Beriang dekat Kadai Gadang, Sumatera Utara sekarang. Kerajaan Barus Raya saat itu telah memeluk agama Islam dan tengah berada pada puncak kejayaannya. Pada masa jayanya, Kerajaan Barus Raya kaya dengan seni dan budaya. Masyarakat pesisir telah memiliki kebudayaan seperti Serampang 12, Bersanggu Gadang, Bakonde, Berinai, Turun Air, Berkambabodi, Berkelambu Kain Kuning, Berpayung kuning, mengasah gigi dan lain-lain. Raja Jayadana beristrikan seorang permaisuri yang kecantikanya tersiar hingga ke negeri-negeri lain. Puteri Runduk adalah nama sang permaisuri. Banyak para raja dan para saudagar yang tertarik dengan kecantikan Puteri Runduk. Mereka ingin meminang Puteri Runduk walaupun ia telah bersuami. Sebut saja Raja dari daratan Cina yang terang-terangan datang untuk melamar Puteri Runduk, yang tentu saja lamaran itu ditolak. Kedua kerajaan ini akan mengirimkan pasukannya ke...
Jika kita pergi ke pulau Samosir di tengah Danau Toba, Sumatera Utara, maka kita akan mendapati Si Gale-Gale sebuah patung yang bisa bergerak. Si Gale-Gale adalah sebuah patung kematian yang dibuat apabila ada seseorang yang meninggal tanpa memiliki keturunan. Dimaksudkan agar orang yang meninggal tidak berduka di alam baka. Menurut kepercayaan orang Batak zaman dahulu, orang yang meninggal tanpa memiliki keturunan, roh-nya akan memasuki patung Si Gale-Gale. Patung tersebut kemudian akan dituntun oleh seorang dalang bersorban sementara para penonton akan menari mengelilingi patung sambil bersedekah pelipur lara kepada patung. Adapun bentuk Si Gale-Gale biasanya dibuat tanpa kepala. Kemudian di bagian kepala patung akan diletakkan tengkorak orang yang meninggal. Muka patung diwarnai dengan kuning telur, matanya dibuat dari oleh buah-buahan, rambutnya dari rambut kuda, dan tubuh patung diberi pakaian lengkap yang indah. Patung yang bisa bergerak Si Gale-Gale konon...
Diceritakan, awal mula munculnya Telaga Buret, konon ada serombongan penunggang kuda yang dipimpin Jigang Joyo, seorang pejabat Kerajaan Majapahit. Dalam romban itu ada seorang pengiringnya yang menggendong bayi dan bayi itu terus menangis karena kehausan. Melihat keadaan ini Jigong Joyo kemudian menggali tanah hingga muncul mata air. Namun anehnya, mata air itu terus mengalir deras dan membuat telaga. Telaga inilah yang kemudian dikenal dengan nama Telaga Buret dan airnya terus mengaliri empat desa. Sampai saat ini warga empat desa yang teraliri air dari Telaga Buret setiap tahun menyelenggarakan tradisi ulur-ulur. Tradisi untuk merawat Telaga Buret ini dilakukan dengan cara mengarak dua patung simbol Dewi Sri dan Joko Sedono setelah sebelumnya berziarah ke makam Mbah Jigang Joyo di sisi barat telaga. Terlepas dari mitos mistis, yang pasti sampai saat ini belum diketahui seberapa dalam Telaga Buret. Belum ada orang yang berani melakukan penyelaman di telaga tersebut. Diduga, di dal...
Alkisah dahulu kala terdapat sebuah desa yang terpencil jauh dari Negeri Majapahit. Di sana hidup seorang brahmana bernama Begawan Tunggulmanik. la tinggal bernama cucunya yang sangat tampan bernama Damarwulan. “Cucuku, pergilah engkau ke Kota Raja Majapahit,” kata Begawan Tunggulmanik kepada Damarwulan pada suatu pagi. Damarwulan menyambut permintaan kakeknya dengan penuh keraguan. Namun Begawan Tunggulmanik menyarankan supaya Damarwulan menemui pamannya yang bernama Logender yang menjabat sebagai patih di Kerajaan Majapahit. Damarwulan dengan berat hati meninggalkan desanya tercinta. Setelah menempuh perjalanan panjang akhirnya Ia tiba di Kota Raja Majapahit dan sampai di kediaman Patih Logender. “Hhm…, jadi kamu yang bernama Damarwulan?” tanya Patih Logender. “Ya, Paman,” jawab Damarwulan dengan hormat. Kemudian Ia menceritakan asal-usulnya dengan jelas. Kehadiran Damarwulan tidak disukai oleh kedua anak lakilaki Patih Logender yang bernama Layang Kumitir dan Layang Seta. N...
Terkisah, pada zaman dahulu kala ada seorang yang bernama Kebo kicak. Karena durhakanya, dia disabda menjadi manusia berkepala kerbau ( dalam bahasa jawa kebo ) oleh orang tuanya. Kemudian Kebo kicak berguru kepada seorang kyai yang sakti mandraguna hingga akhirnya ia menjadi seorang yang soleh, dia sadar atas segala kesalahanya dimasa lalu hingga memiliki kemampuan yang luar biasa baik dari segi agama maupun kesaktiannya. Pada suatu masa, Jombang diresahkan oleh seorang perampok sakti mandraguna yang benama Surontanu. Karena kesaktiaanya, tidak ada yang pernah bisa melawan dan menangkapnya. Alkisah, Kebo kicak turun gunung bermaksud hendak menangkap Surontanu. Kemudian mereka bertemu dan bertarung sangat lama sampai Surontanu kewalahan melawan Kebo Kicak dan dia melarikan diri. Kebo kicak pun mengejar Surontanu kemanapun dia pergi. Dan sampailah pelarian Surontanu kesebuah rawa yang terdapat rimbunan tanaman tebu. Dengan kesaktiaanya Surontanu masuk kedalam rawa tebu tersebut dan...
Tersebutlah seorang lelaki bernama Subanjar yang terkenal brutal, suka berkelahi, menggoda wanita bahkan sampai memperkosa dan membunuh tanpa merasa berdosa. Keluarganya tentu saja resah, apalagi ayahnya adalah pemimpin Padepokan Tunggul Wulung yang disegani. Berdasarkan berbagai masukan, akhirnya Subanjar disarankan agar segera dinikahkan saja. Subanjar adalah anak sulung dua bersaudara dari seorang bapak bernama Cahyo Tunggal, yang sudah ditinggalkan istrinya. Saudara atau adik perempuannya bernama Sekar Dinulih. Ketika Subanjar diminta menikah, dia menolak sebelum dirinya menjadi orang sakti. Maka berangkatlah Subanjar bertapa di pesarean Asam Boreh. Sementara itu, di pesarean tersebut berdiam mahluk lelembut bernama Nyi Blorong dan Gendruwo Putih. Mengetahui ada manusia yang bertapa, Gendruwo Putih langsung merasuk dalam raga Subanjar, dengan maksud agar dapat mendekati Sekar Dinulih menjadi isterinya. Begitu Subanjar kembali ke rumah, mengutarakan keinginannya hendak menikah,...
Menurut cerita, Sanak Pogalan adalah seorang petani tebu yang harus menelan kekecewaan dari peenguasa zaman itu. Karena kekecewaannya inilah, dia kemudian bertapa disekitar sumber air terjun Sedudo. Dalam tapanya, dia berniat untuk menenggelamkan Kota Nganjuk dengan membuat sumber air yang sangat besar. Dia bersumpah untuk menenggelamkan desanya itu. Dan dibuatlah sumber air yang sangat besar, Karena kesucian Sanak Pogalan inilah, sebagian warga meyakini jika sumber air terjun Sedudo, mengandung beberapa khasiat, salah satunya menjadi obat awet muda. Selain tentang sejarah, dia juga menduga jika secara ilmiah khasiat obat awet muda dari air terjun Sedudo ini bisa diraba. Pada zaman kerajan dulu, ada tokoh bernama Kyai Curigonoto yang sengaja mengasingkan diri di atas lokasi air terjun. Dalam pengasingannya itu, Kyai Curigonoto berniat untuk menjadikan hutan itu sebagai kebun rempah-rempah. Karena menganggap jika tanah hutan, bisa menjadi mediayang sangat bagus untuk mengembangkan re...
“Sebelum ayam berkokok dan fajar datang, bengawan harus sudah terbentang!” tegas Nararaja Wikrama Mahesa, penguasa gunung Renteng Utara. “Sendiko dawuh gusti!” jawab Rakryan Mahapatih Singoduto yang ditunjuk oleh Sang Nararaja untuk menjalankan misi. “Bawa satu kapal beserta armada terkuat kita, bengawan ini akan menjadi jalur rahasia kita menaklukkan negeri Ngatas Angin di lereng gunung selatan!” lanjut Nararaja. “Ingat Singoduto, jika misi ini tidak selesai sebelum fajar tiba, jangan harap kamu beserta pasukanmu bisa kembali ke kerajaan ini!” “Siap laksanakan titah paduka” Singoduto menyembah dan undur dari paseban agung. Tak berselang lama, ratusan prajurit digdaya dipimpin Rakryan Mahapatih Singoduto sudah berkumpul di halaman pendopo kerajaan. “Wahai prajurit gunung renteng nan gagah perkasa, siapkan kesaktian kalian, malam ini kita berangkat membentangkan bengawan dari gunung renteng menembus Widas” terdengar berapi-api Sang Rakryan menggelorakan semangat pasukannya...