Cerita Rakyat
Cerita Rakyat
Cerita Rakyat Jawa Timur Nganjuk
Lagenda Kapal Yang Hilang
- 22 Februari 2021

“Sebelum ayam berkokok dan fajar datang, bengawan harus sudah terbentang!” tegas Nararaja Wikrama Mahesa, penguasa gunung Renteng Utara.

“Sendiko dawuh gusti!” jawab Rakryan Mahapatih Singoduto yang ditunjuk oleh Sang Nararaja untuk menjalankan misi.

“Bawa satu kapal beserta armada terkuat kita, bengawan ini akan menjadi jalur rahasia kita menaklukkan negeri Ngatas Angin di lereng gunung selatan!” lanjut Nararaja.

“Ingat Singoduto, jika misi ini tidak selesai sebelum fajar tiba, jangan harap kamu beserta pasukanmu bisa kembali ke kerajaan ini!”

“Siap laksanakan titah paduka” Singoduto menyembah dan undur dari paseban agung.

Tak berselang lama, ratusan prajurit digdaya dipimpin Rakryan Mahapatih Singoduto sudah berkumpul di halaman pendopo kerajaan.

“Wahai prajurit gunung renteng nan gagah perkasa, siapkan kesaktian kalian, malam ini kita berangkat membentangkan bengawan dari gunung renteng menembus Widas” terdengar berapi-api Sang Rakryan menggelorakan semangat pasukannya.

“Pasukan adinda Tumenggung Joyonegoro sudah menyelesaikan pembuatan kapal sore tadi, kini kapal sudah siap kita arungkan ke negeri selatan!”

Singoduto lalu memimpin pasukan bergerak ke tengah hutan renteng, menuju telaga.

Sesampai di telaga tampaklah sebuah kapal besar nan megah. Kapal yang akan digunakan Singoduto bersama pasukannya membelah hutan dan dataran gunung renteng. Misi mereka adalah membangun bengawan Silugangga yang akan terbentang dari kerajaan Gunung Renteng di kawasan pegunungan kapur utara hingga menembus sugai Widas yang menjadi tapal batas dengan negeri Ngatas Angin di lereng gunung Wilis. Waktu yang diberikan Sang Raja hanya semalam. Sorak sorai pasukan membahana tatkala Kapal Setan (konon itulah nama kapal yang dipakai pasukan kerajaan gunung renteng) perlahan bergerak mengarungi telaga menuju arah selatan.

Dengan segala kesaktian dan kedigdayaan, Singoduto benar-benar membuktikan kesanggupannya. Tak butuh waktu lama, bengawan Silugangga sudah membentang dari Gunung Utara hingga keluar hutan. Dan sampailah kapal beserta pasukan di wilayah perkampungan penduduk. “Jangan ada yang bersuara, semua tetap mengeluarkan kesaktian masing-masing, jangan sampai ada seorang pun manusia yang mendengar gerakan ini, apalagi sampai melihat kita” perintah Singoduto. Pasukan terus bekerja, bengawan Silugangga sudah terbentang hingga di sebuah desa bernama Ngangkatan, menembus desa di seberang selatan bernama Mlorah dan ke timur bernama Jentir.

Sementara tak jauh dari pergerakan pasukan Singoduto, tersebutlah sebuah kampung kecil bernama desa Jatisari.

Waktu masih tengah malam, kabut belum tampak, datangnya fajar pun masih lama. Ketika itu terjagalah dari tidur seorang perawan bernama Roro Nilasari.

“Gusti, kenapa malam ini firasatku tidak enak, ada apakah gerangan ?” pikir Roro Nilasari.

Ia lalu beranjak dari peraduan, mengintip kearah luar rumahnya melalui celah-celah jendela kamarnya.

“Ah, tampaknya hari masih larut malam, tapi mata ini sepertinya sudah enggan untuk kupejamkan lagi” beranjak Roro Nilasari menuju dapur.

“Biarlah aku menanak nasi sekalian, agar simbok bisa istrihat lebih lama malam ini, tak perlu bangun pagi-pagi” gumamnya.

Lalu dia ambil sebuah Wakul (bakul nasi terbuat dari anyaman bambu, tempat orang-orang Jawa mencuci beras). Kemudian ia mencuci beras dalam wakul dan menyalakan api di tungku dapurnya. Kebiasaan orang-orang jawa kuno, selalu memukul-mukulkan wakul untuk mebersihkan sisa beras yang masih menempel. Begitu pula dengan Roro Nilasari, secara reflek dia memukulkan wakul ke meja dapur. Sontak ayam piaraan simboknya dikandang dekat dapur terbangun. Pelan-pelan terdengar kepakan sayap ayam, lalu berkokoklah seekor Ayam dengan suara nyaring, memecah kesunyian malam. Sontak suara kokok ayam segera disambut bersahut-sahutan oleh ayam-ayam yang lain, yang banyak dipelihara penduduk Jatisari.

Seketika itu pula mendadak kapal dari pasukan Singoduto terhenti, bengawan Silugangga yang sudah jauh terbentang pun mengering. Satu per satu prajuritnya menggelepar berjatuhan dan hilang bak ditelan bumi.

“Yoh kowe perawan Jatisari, titenono sabdoku … siro ora bakal payu rabi nganti tuwek!

“(Wahai engkau gadis desa Jatisari, dengarlah kutukanku .. Tak akan ada pria yang sudi mempersunting dirimu hingga tua!)” dengan segala amarah Singoduto mengutuk ulah Roro Nilasari.

Setelah kutukan itu, lenyap pulalah Rakryan Mahapatih Singoduto muksa. Kapalnya ikut muksa, karam dan menghilang tak berbekas. Sementara bengawan yang tadinya sudah terbentang luas berubah menjadi sungai.

Kini, sungai Ngangkatan dipercaya masyarakat setempat sebagai Bengawan Silugangga yang gagal. Dan sebuah gumuk (bukit kecil) diseberang utara desa Ngangkatan adalah bekas dari kapal kerajaan renteng yang karam.

Uniknya pula sampai sekarang sangat tabu bagi gadis desa Jatisari untuk menikah di usia muda

http://dloverheruwidayanto.blogspot.com/2016/02/legenda-kapal-yang-hilang.html

Diskusi

Silahkan masuk untuk berdiskusi.

Daftar Diskusi

Rekomendasi Entri

Gambar Entri
Dari Rendang Hingga Gudeg: 10 Mahakarya Kuliner Indonesia yang Mengguncang Lidah
Makanan Minuman Makanan Minuman
DKI Jakarta

1. Rendang (Minangkabau) Rendang adalah hidangan daging (umumnya sapi) yang dimasak perlahan dalam santan dan bumbu rempah-rempah yang kaya selama berjam-jam (4–8 jam). Proses memasak yang sangat lama ini membuat santan mengering dan bumbu terserap sempurna ke dalam daging. Hasilnya adalah daging yang sangat empuk, padat, dan dilapisi bumbu hitam kecokelatan yang berminyak. Cita rasanya sangat kompleks: gurih, pedas, dan beraroma kuat. Rendang kering memiliki daya simpan yang panjang. Rendang adalah salah satu hidangan khas Indonesia yang paling terkenal dan diakui dunia. Berasal dari Minangkabau, Sumatera Barat, masakan ini memiliki nilai budaya yang tinggi dan proses memasak yang unik. 1. Asal dan Filosofi Asal: Rendang berasal dari tradisi memasak suku Minangkabau. Secara historis, masakan ini berfungsi sebagai bekal perjalanan jauh karena kemampuannya yang tahan lama berkat proses memasak yang menghilangkan air. Filosofi: Proses memasak rendang yang memakan waktu lama mela...

avatar
Umikulsum
Gambar Entri
Resep Ayam Goreng Bawang Putih Renyah, Gurih Harum Bikin Nagih
Makanan Minuman Makanan Minuman
Jawa Barat

Ayam goreng adalah salah satu menu favorit keluarga yang tidak pernah membosankan. Namun, jika kamu ingin mencoba variasi yang lebih gurih dan harum, ayam goreng bawang putih renyah adalah pilihan yang tepat. Ciri khasnya terletak pada aroma bawang putih yang kuat serta kriukannya yang renyah saat digigit. Resep ini juga sangat mudah dibuat, cocok untuk menu harian maupun ide jualan. Bahan-Bahan Bahan Ayam Ungkep ½ kg ayam (boleh potong kecil agar lebih cepat matang) 5 siung bawang putih 4 siung bawang merah 1 sdt ketumbar bubuk 1 ruas kunyit (opsional untuk warna) Garam secukupnya Kaldu bubuk secukupnya Air ± 400 ml Bahan Kriuk Bawang 5–6 siung bawang putih, cincang halus 3 sdm tepung maizena ¼ sdt garam ¼ sdt lada Minyak banyak untuk menggoreng Cara Membuat Ungkep ayam terlebih dahulu Haluskan bawang putih, bawang merah, kunyit, dan ketumbar. Tumis sebentar hingga harum. Masukkan ayam, aduk rata, lalu tuang air. Tambahkan garam dan kaldu...

avatar
Apitsupriatna
Gambar Entri
Resep Ayam Ungkep Bumbu Kuning Cepat, Praktis untuk Masakan Harian
Makanan Minuman Makanan Minuman
Jawa Barat

Ayam ungkep bumbu kuning adalah salah satu menu rumahan yang paling praktis dibuat. Rasanya gurih, aromanya harum, dan bisa diolah lagi menjadi berbagai hidangan seperti ayam goreng, ayam bakar, hingga pelengkap nasi kuning. Keunggulan lainnya, resep ini termasuk cepat dan cocok untuk kamu yang ingin memasak tanpa ribet namun tetap enak. Berikut resep ayam ungkep bumbu kuning cepat yang bisa kamu coba di rumah. Bahan-Bahan ½ kg ayam, potong sesuai selera 4 siung bawang putih 5 siung bawang merah 1 ruas kunyit 1 ruas jahe 1 ruas lengkuas (geprek) 2 lembar daun salam 2 lembar daun jeruk 1 batang serai (geprek) 1 sdt ketumbar bubuk (opsional) Garam secukupnya Kaldu bubuk secukupnya Air ± 400–500 ml Minyak sedikit untuk menumis Cara Membuat Haluskan bumbu Blender atau ulek bawang merah, bawang putih, kunyit, jahe, dan ketumbar bubuk (jika dipakai). Semakin halus bumbunya, semakin meresap ke ayam. Tumis bumbu hingga harum Panaskan sedikit m...

avatar
Apitsupriatna
Gambar Entri
Konsep Ikan Keramat Sebagai Konservasi Lokal Air Bersih Kawasan Goa Ngerong Tuban
Cerita Rakyat Cerita Rakyat
Jawa Timur

Sumber daya air merupakan sebuah unsur esensial dalam mendukung keberlangsungan kehidupan di bumi. Ketersediaan air dengan kualitas baik dan jumlah yang cukup menjadi faktor utama keseimbangan ekosistem serta kesejahteraan manusia. Namun, pada era modern saat ini, dunia menghadapi krisis air yang semakin mengkhawatirkan (Sari et al., 2024). Berkurangnya ketersediaan air disebabkan oleh berbagai faktor global seperti pemanasan, degradasi lingkungan, dan pertumbuhan penduduk yang pesat. Kondisi tersebut menuntut adanya langkah-langkah strategis dalam pengelolaan air dengan memperhatikan berbagai faktor yang tidak hanya teknis, tetapi juga memperhatikan sosial dan budaya masyarakat. Salah satu langkah yang relevan adalah konservasi air berbasis kearifan lokal. Langkah strategis ini memprioritaskan nilai-nilai budaya masyarakat sebagai dasar dalam menjaga sumber daya air. Salah satu wilayah yang mengimplementasikan konservasi berbasis kearifan lokal yaitu Goa Ngerong di kecamatan Rengel,...

avatar
Muhammad Rofiul Alim
Gambar Entri
Upacara Kelahiran di Nias
Ritual Ritual
Sumatera Utara

Kelahiran seorang anak yang dinantikan tentu membuat seorang ibu serta keluarga menjadi bahagia karena dapat bertemu dengan buah hatinya, terutama bagi ibu (melahirkan anak pertama). Tetapi tidak sedikit pula ibu yang mengalami stress yang bersamaan dengan rasa bahagia itu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tentang makna dari pra-kelahiran seseorang dalam adat Nias khusunya di Nias Barat, Kecamatan Lahomi Desa Tigaserangkai, dan menjelaskan tentang proses kelahiran anak mulai dari memberikan nama famanoro ono khora sibaya. Metode pelaksanaan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode observasi dan metode wawancara dengan pendekatan deskriptif. pendekatan deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan fakta sosial dan memberikan keterangan yang jelas mengenai Pra-Kelahiran dalam adat Nias. Adapun hasil dalam pembahasan ini adalah pra-kelahiran, pada waktu melahirkan anak,Pemberian Nama (Famatorõ Tõi), acara famangõrõ ono khõ zibaya (Mengantar anak ke rumah paman),...

avatar
Admin Budaya