Konon menurut legenda ada kerajaan lama bernama kerajaan Sriwijaya yang di pimpin oleh seorang raja arif bijaksana. Sang raja memiliki tujuh orang putra. Yang paling bungsu diberi nama Bute Puru. Bute artinya buta, Puru artinya koreng atau kurap. Oleh sebab itulah si bungsu diberi nama Bute Puru. Bute Puru merupakan anak yang cerdas, berbudi pekerti luhur. Lain sekali dengan keenam saudaranya. Semuanya berhati culas, jahat, dan kejam. Suatu hari, sang raja memanggil ketujuh putranya. Sang raja menyampaikan bahwa dirinya sudah tua. Sudah sepantasnya dia digantikan oleh salah satu putranya. “Anak-anakku…ayah sudah tua nak, sudah waktunya ayah harus istirahat ayah ingin salah satu kalian menggantikan ayah” “Aku ayah! Aku! Akulah yang pantas menggantikan ayah”...
Konon ceritanya di daerah Terawas, hiduplah seorang putri yang cantik luar biasa. Rambutnya yang panjang terurai, bulu mata yang lentik, mata yang bersinar seperti bintang, kulit halus bak pualam, membuat setiap orang yang melihatnya terkagum- kagum. Selain cantik putri tersebut juga pandai menari. Anehnya setiap tarian yang dibawakannya adalah tarian dengan gerakan- gerakan berias. Oleh sebab itulah putri itu dinamakan Putri Berias.(Puteri Berhias) Kecantikan Putri Berias, kelembutan dan gemulainya ketika menari, tersohor sampai ke telinga raja. Sehingga bagindapun tertarik untuk melihat putri yang cantik tersebut. Disampaikannyalah niatnya tersebut kepada Hulubalang. “Hulubalang, aku ingin sekali melihat Putri Berias itu. Menurut orang, dia cantik luar biasa. Apakah benar dia adalah putri yang turun dari kayangan. Katanya dia sangat pandai menari” Kata Raja suatu hari. “Betul baginda, aku juga mendengar demikian” Jawab Hulu...
Putri Jelitani adalah seorang putri raja di sebuah kerajaan di daerah Sumatra Selatan. Suatu ketika, negeri sang Putri dilanda kemarau yang amat panjang. Keadaan yang sulit itu baru akan pulih jika ada seorang gadis yang mau berkorban dengan mencebur ke laut. Oleh karena tak seorang pun yang mau berkorban, maka dengan ikhlas sang Putri rela melakukannya demi keselamatan rakyatnya dari bahaya kelaparan. Bagaimana nasib Putri Kemarau selanjutnya? Simak kisahnya dalam cerita Pengorbanan Putri Kemarau berikut ini! * * * Dahulu, di Sumatra Selatan ada seorang putri raja bernama Putri Jelitani. Namun, ia akrab dipanggil Putri Kemarau karena dilahirkan pada musim kemarau. Ia merupakan putri semata wayang sang Raja. Ibunda sang Putri baru saja wafat. Sebagai putri tunggal, ia pun amat disayangi oleh ayahnya. Sementara itu, ayahnya adalah seorang pemimpin yang arif dan bijaksana. Negeri dan rakyatnya pun hidup makmur dan tenteram. Suatu ketika, negeri itu dilanda kemarau yang sangat pa...
Raja Tanjung Kemuning, Sumatera Selatan, memiliki seorang putra yang bernama Raden Alit dan putri Dayang Bulan. Suatu ketika, kakak perempuannya, Dayang Bulan diculik oleh Malim Hitam, putra Ratu Ageng dari Negeri Salek Alam. Mengapa Malim Hitam menculik Dayang Bulan? Lalu, berhasilkah Raden Alit menyelamatkan Dayang Bulan? Berikut kisahnya dalam cerita Raden Alit dan Dayang Bulan.* * * Alkisah, di Negeri Tanjung Kemuning, Sumatera Selatan, tersebutlah seorang raja bernama Ratu Ageng yang menikah dengan seorang Dewa Kahyangan. Mereka tinggal di langit dan telah dikaruniai dua orang putra, yaitu Raden Kuning dan Raden Alit, serta seorang putri bernama Dayang Bulan. Ketiga anak raja tersebut saling menyayangi satu sama lain. Raden Kuning dan Raden Alit adalah orang yang sakti mandraguna. Sejak kecil hingga dewasa, mereka berguru berbagai macam ilmu kesaktian kepada Nenek Dewi Langit. Setelah hampir dua puluh tahun menjalani kehidupan di Langit, Ratu Ageng merasa rindu ingin kembal...
Raja Empedu adalah seorang raja muda yang memerintah di Negeri Hulu Sungai Nusa, Kabupaten Musi Rawas, Sumatera Selatan. Suatu ketika, Raja Empedu membantu Raja Pangeran Mas dari Kerajaan Lesung Batu untuk membinasakan Raja Kubang yang terkenal sakti mandraguna. Berhasilkah Raja Empedu membinasakan Raja Kubang? Ikuti kisahnya dalam cerita Raja Empedu berikut. Pada zaman dahulu kala, Kecamatan Rawas Ulu yang merupakan wilayah Kabupaten Musi Rawas, Sumatera Selatan, terbagi ke dalam tiga wilayah pemerintahan yaitu Hulu Sungai Nusa, Lesung Batu, dan Kampung Suku Kubu. Ketiga wilayah tersebut masing-masing diperintah oleh seorang raja. Negeri Hulu Sungai diperintah oleh Raja Empedu yang masih muda dan terkenal dengan keberanian dan kesaktiannya. Rakyatnya hidup aman dan makmur karena pertanian di daerah itu maju dengan pesat. Sementara itu, Negeri Lesung Batu diperintah oleh Pangeran Mas yang terkenal kaya raya dan mempunyai banyak ternak kerbau. Adapun...
Si Pahit Lidah Dan Si Mata Empat ~ Zaman dahulu, di daerah Banding Agung, Sumatera Selatan, hiduplah dua jawara yang gagah perkasa. Mereka sangat dikenal oleh masyarakat Banding Agung dan disegani lawan-lawannya. Kedua pendekar itu memiliki julukan si Pahit Lidah dan si Mata Empat. Suatu hari, si Pahit Lidah datang menemui si Mata Empat. Ia berkata, "Hai Mata Empat, kudengar kau sangat sakti. Tapi, kurasa kesaktianmu tidaklah sebanding denganku." Merasa diremehkan oleh si Pahit Lidah, si Mata Empat pun berkata, "Apa maksudmu? Kau pikir sehebat apa dirimu? Untuk membuktikan siapa yang paling sakti diantara kita, ayo kita adu kesaktian!" "Baiklah, aku terima tantanganmu. Masing-masing dari kita nanti harus menelungkup di bawah rumpun bunga aren. Kemudian, bunga aren itu dipotong. Siapa yang bisa menghindar dari bunga aren tersebut, dialah yang menang," jelas si Pahit Lidah menantang. Akhirnya, mereka bersepakat menentukan waktu untuk beradu kekuatan. Hari berganti, wak...
Dahulu ada seorang anak yatim tinggal dengan ibunya. Mereka hidup sebagai petani. Tinggal di suatu dusun di tepi hutan. Sunyi dan sepi. Pada suatu hari sang anak kelaparan. Ia berkata kepada ibunya, ”Ting, gegenting, perutku sudah genting kelaparan mau makan.” Ibunya menjawab, "Tunggulah, anakku, sebentar, ibu mau menebas ladang dulu.” Setelah ibunya selesai menebas ladang, si anak bangun dari tidurnya dan merengek kembali, ”Ting, gegenting, perutku sudah genting kelaparan, mau makan!” Sekali lagi ibunya menjawab, "Tunggu, Nak, ibu mau membakar ladang dulu.” Karena lemah, sang anak tidur lagi. Setelah ibunya selesai membakar ranting-ranting dan daun-daunan di atas ladang, si anak pun terjaga karena lapar perutnya. “Ting, gegenting, perutku sudah genting kelaparan, mau makan,” tangisnya. Ibunya menjawab, ”Tunggu Nak, ibu mau menanam padi dulu.” Si anak pun tertidur lagi. Setelah ibunya selesai men...
Alkisah, pada zaman dahulu kala, di daerah Sumatra selatan, ada seorang beginde (kepala desa) yang kaya raya bernama Beginde Lubuk Gong. Ia sangat ketat menjalankan adat dan tidak segan-segan memberi hukuman kepada warganya yang melanggar adat tersebut. Meski demikian, rakyatnya merasa tidak terbebani dengan hal itu. Justru dengan aturan adat itu, rakyatnya dapat hidup aman dan makmur. Beginde Lubuk Gong mempunyai anak gadis yang cantik dan cerdas bernama Putri Lubuk Gong. Kecantikan dan keelokan perangainya senantiasa mengundang decak kagum setiap pemuda yang melihatnya. Tak heran banyak pemuda dari desa-desa lain datang melamarnya. Namun, Beginde Lubuk Gong selalu menolak setiap lamaran yang datang, karena belum satu pun pelamar yang mampu memenuhi persyaratan yang diajukannya. Pada suatu hari, datanglah utusan putra seorang Beginde dari sebuah desa hendak melamar Putri Lubuk Gong. Lamaran itu mereka sampaikan langsung kepada Beginde Lubuk Gong. “Maaf, Tuan! Maksud...
Alkisah, pada zaman dahulu kala di sebuah desa yang terletak di Tanah Karo, Sumatera Utara, hiduplah sepasang suami-istri bersama dua orang anaknya yang masih kecil. Yang pertama seorang laki-laki bernama Tare Iluh, sedangkan yang kedua seorang perempuan bernama Beru Sibou. Keluarga kecil itu tampak hidup rukun dan bahagia. Namun, kebahagiaan itu tidak berlangsung lama, karena sang suami sebagai kepala rumah tangga meninggal dunia, setelah menderita sakit beberapa lama. Sepeninggal suaminya, sang istri-lah yang harus bekerja keras, membanting tulang setiap hari untuk menghidupi kedua anaknya yang masih kecil. Oleh karena setiap hari bekerja keras, wanita itu pun jatuh sakit dan akhirnya meninggal dunia. Si Tare dan adik perempuannya yang masih kecil itu, kini menjadi anak yatim piatu. Untungnya, orang tua mereka masih memiliki sanak-saudara dekat. Maka sejak itu, si Tare dan adiknya diasuh oleh bibinya, adik dari ayah mereka. Waktu terus berjalan. Si Tare Iluh tumbuh menjadi pem...