Kabupaten Cilacap terdiri atas 24 kecamatan, yang terbagi lagi menjadi sejumlah desa dan kelurahan. Desa-desa tersebar di 21 kecamatan, sedangkan kelurahan ada di 3 kecamatan eks kota administratip Cilacap. Kecamatan-kecamatan tersebut adalah Dayeuhluhur, Wanareja, Majenang, Cimanggu, Karangpucung, Sidareja, Gandrungmangu, Kedungreja, Patimuan, Cipari, Bantarsari, Kawunganten, Jeruklegi, Kesugihan, Maos, Sampang, Kroya, Adipala, Binangun, Nusawungu, Kampung Laut, Cilacap Utara, Cilacap Tengah dan Cilacap Selatan. Menurut cerita rakyat penduduk asli Kampung Laut merupakan anak keturunan dari para prajurit Mataram yang datang ke daerah Kampung Laut untuk mengamankan daerah perairan Segara Anakan dari gangguan bajak laut orang Portugis. Para prajurit itu dipimpin oleh empat orang wiratamtama, yaitu yang bernama Jaga Playa, Jaga Praya, Jaga Resmi dan Jaga Laut. Setelah keadaan aman, para wiratamtama dan anak buahnya tersebut tidak mau kembali ke pusat kerajaan Mataram, mereka te...
Struktur batu tak biasa ditemukan di tengah pegunungan di Desa Salebu, Majenang, Cilacap, Jawa Tengah. Tersusun relatif teratur dari balok-balok batu segi empat, segi lima, dan segi enam sepanjang 3 sampai 4 meter. Rebah memajang ke arah timur. Namanya Gunung Padang. Sudah lama batuan ini dikeramatkan penduduk sekitar, dianggap peninggalan Kerajaan Padjajaran, tumpukan bahan bangunan membuat keraton timur yang urung dibikin. Keberadaan struktur batuan itu menjadi perhatian publik paska ditemukannya situs Gunung Padang di Cianjur yang diduga peninggalan megalitikum dari ribuan ribu tahun lalu. Belum pernah ada penelitian di Gunung Padang Cilacap, ia bahkan belum terdaftar dalam catatan Balai Peninggalan Purbakala Jawa Tengah. Belum berstatus peninggalan purbakala. Salah satu pertanyaan mendasar tentang Gunung Padang Cilacap adalah, apakah ia merupakan buatan manusia atau terbentuk secara alami -- struktur batuan beku misalnya columnar joint (...
Dunia Keris Selamat datang kerabat perkerisan. Memang, dalam urusan sungai yang mengalir pada Jawa, Serayu memang masih kalah panjang dengan saudara tuanya, Bengawan Solo. Namun, buat urusan mitos serta legenda boleh jadi sungai Serayu lebih mengesankan dibanding kakaknya, Bengawan Solo yang beberapa waktu yang kemudian unjuk rasa pada aneka macam daerah yang dilintasinya. Sungai ini mengalir dari pegunungan Dieng, sampai bermuara pada laut selatan yang berdekatan dengan Gunung Srandil. Sebuah gunung sakral yang berada pada daerah Adipala, Cilacap, Jawa Tengah. Sungai yang melintasi lima daerah kabupaten Banjarnegara, Wonosobo, Purbalingga, Banyumas (Purwakerta), serta Cilacap ini tak ubahnya urat nadinya. Ada poly hal yang menarik yang berkaitan dengan legenda Sungai Serayu ini yang berkaitan dengan proses terjadinya serta penamaannya. Bahkan dari sumber primer alirannya. Aika sampeyan kebetulan ke Dieng dari arah Wonosobo, persis pada sebelah kanan gapura selamat datan...
KEHEBATAN Ki Ageng Selo tak asing lagi bagi penduduk sekitar. Bahkan tersohor hingga ke berbagai negeri. Banyak ora…ng datang padanya dengan berbagai tujuan. Ada yang ingin berguru, ada pula yang datang sekadar untuk minta doa atau disembuhkan dari penyakit yang dideritanya. Kesaktian Ki Ageng Selo tak hanya sampai di situ. Ia pun dapat menangkap kilat yang menyambar-nyambar saat hujan tengah membasahi bumi. Dialah manusia yang ditakuti kilat. Suatu hari, Ki Ageng Selo sedang asyik duduk di masjid sambil bermunajad. Tangannya memutar-mutar tasbih dan mulutnya tak henti-henti berdzikir. Sementara itu, di luar hujan mengguyur bumi dengan derasnya. Suasana itu tidak mengganggu kekhusyukan Ki Ageng Selo sama sekali. Bahkan, ia semakin khusyuk. Suara hujan menjadi irama tersendiri dalam hatinya untuk menyenandungkan nama-nama Ilahi. Namun keadaan menjadi lain ketika kilat datang. Menyambar-nyambar di atas kubah masjid. Penduduk desa takut karenanya. Ki Ageng Selo sejenak m...
Meskipun beliau bernama sunan kudus, namun sebenarnya bukan asli dari Kudus. Beliau pendatang dari daerah Jipang Ponolan yang merupakan daerah di sebelah utara Blora. Di sana, ia dilahirkan dan diberi nama Ja’far Shodiq. Beliau merupakan putra hasil dari pernikahan Sunan Ngudung (raden Usman Haji ) dengan Syarifah. Sunan Ngudung sendiri terkenal sebagai seorang panglima perang yang tangguh. Suatu hari, ia tewas dalam peperangan antara demak dan majapahit. Setelah itu putranya, yaitu Ja’far shodiq menggantikan posisi ayahnya. Tugas utamanya adalah menaklukkan wilayah kerajaan majapahit untuk memperluas kekuasaan demak. Ja’far soduk tidak merasa asing ketika bertanggung jawab sebagai senopati. Karena saat beliau masih remaja, beliau tidak hanya mempelajari ilmu agama, namun juga ilmu ilmu yang lain, seperti ilmu kemasyarakatan, politik, budaya, seni dan perdagangan. Selain kepada ayahnya, ia juga pernah menimba ilmu kepada Sunan Ampel dan Kiai Telingsi...
Pada jaman dahulu berdirilah kerajaan Demak yang didirikan Raden Patah dibantu oleh para Wali dan guru agama. Akhirnya oleh Prabu Brawijaya, Raden Patah diijinkan dan bahkan diangkat menjadi Bupati di Bintara Demak pada tahun 1503. Kemajuan Bintara sangat pesat dan pengaruhnya sampai menyusup ke daerah Majapahit. Beberapa bangsawan Majapahit sudah mulai masuk Islam. Tahun 1509 Raden Patah diangkat sebagai Sultan Demak dengan Gelarnya Sultan Jimbun Ngalam Akbar atau Panembahan Jimbun. Dia memerintah sampai tahun 1518 dan digantikan oleh Adipati Umus (1518 – 1521). Usaha penaklukan Majapahit baru terlaksana pada tahun 1525, yaitu pada masa kekuasaan Sultan Trenggono ( 1521 – 1546 ). Dengan keruntuhan Majapahit tahun 1525, maka kerajaan Demak sebagai kerajaan Islam di Jawa menjadi penguasa tunggal. Sedang sisa – sisa penguasa Majapahit yang tidak mau tunduk ke Demak memindahkan pusat kerajaannya ke Sengguruh. Ada pula yang menyingkir ke Ponorogo dan lereng Gun...
Nama Widuri berasal dari kata Widodaren atau dalam bahasa Indonesia berarti "bidadari". Konon menurut cerita warga setempat, air terjun ini adalah tempat dimana 7 bidadari khayangan membersihkan tubuh/mandi yang kemudian salah satu selendang bidadari tersebut dicuri oleh Jaka Tarub yang kemudian menjadi suami dari salah satu bidadari yang bernama Dewi Nawangwulan. Berikut ceritanya: Suatu hari Jaka Tarub berangkat berburu di kawasan Gunung Keramat. Di gunung itu terdapat sebuah telaga tempat tujuh bidadari mandi. Jaka Tarub mengambil selendang salah satu bidadari. Ketika 7 bidadari selesai mandi, enam dari tujuh bidadari tersebut kembali ke kahyangan. Sisanya yang satu orang bingung mencari selendangnya, karena tanpa itu ia tidak mampu terbang. Jaka Tarub muncul datang menolong. Bidadari yang bernama Dewi Nawangwulan itu bersedia ikut pulang ke rumahnya. Keduanya akhirnya menikah dan mendapatkan seorang putri bernama Dewi Nawangsih. Selama hidup berumah tangga, Nawangwulan s...
Bledug Kuwu adalah sebuah fenomena gunung api lumpur, seperti halnya yang terjadi di Porong, Sidoarjo. Tetapi sudah terjadi jauh sebelum jaman Kerajaan Mataram Kuno (732M – 928M). Terletak di Desa Kuwu, Kecamatan Kradenan, Kabupaten Grobogan (Purwodadi). Tempat tersebut dapat ditempuh kurang lebih 28 km ke arah timur dari kota Purwodadi. Selain obyek Bledug Kuwu masih ada wisata sumber api abadi Mrapen, dan Waduk Kedungombo. Obyek yang menarik dari Bledug Kuwu ini adalah letupan-letupan lumpur yang mengandung garam dan berlangsung antara dua hingga tiga menit dengan diameter ± 650 meter. Secara etimologi, nama Bledug Kuwu berasal dari Bahasa Jawa. Yaitu bledug yang berarti ledakan/ meledak dan kuwu yang diserap dari kata kuwur yang berarti lari/ kabur/ berhamburan. Menurut sejarah asal usul nama Bledug Kuwu, yaitu sebuah kawah lumpur (bledug) yang berlokasi di Kuwu. Kawah tersebut secara berkala melepaskan lumpur mineral, dalam bentuk l...
Cerita Folklore ini berasal dari sebuah kecamatan dikabupaten Bima yaitu kecamatan Sape. Dimana cerita ini konon katanya berasal dari mitos warga setempat, yang mempercayai bahwa apa bila memakan ikan Bangkolo (bahasa Bima) tersebut, masyarakat setempat akan mengalami gatal-gatal dan bencana alam terjadi. Mitos ini berasal dari cerita, dimana pada zaman dahulu kala, pimpinan tertinggi di zaman kerajaan Bima di sebut “ Ncuhi ”, Tiap-tiap Ncuhi ini menduduki daerah kekuasaan masing-masing. Seperti Ncuhi Tabe Bangkolo , Ncuhi Monta , Ncuhi Kabuju , Ncuhi Lambu , Ncuhi Dara , dan lain-lain. Konon katanya, dalam Adat dan tradisi Ncuhi , mereka berhura-hura ingin bertamasya ke Ncuhi Lambu untuk mengadakan acara makan-makan dan berpesta pora dengan menggunakan perahu layar, menuju daerah kekuasaan ncuhi lambu melewati transportasi laut . Setelah acara makan-makan dan pesta pora semua Ncuh...