Cerita Rakyat
Cerita Rakyat
Cerita Rakyat Nusa Tenggara Barat Bima
Tabe Bangkolo
- 13 Juli 2018
Cerita Folklore ini berasal dari sebuah kecamatan dikabupaten Bima yaitu kecamatan Sape. Dimana cerita ini konon katanya berasal dari mitos warga setempat, yang mempercayai bahwa apa bila memakan ikanBangkolo (bahasa Bima) tersebut, masyarakat setempat akan mengalami gatal-gatal dan bencana alam terjadi. Mitos ini berasal dari cerita, dimana pada zaman dahulu kala, pimpinan tertinggi di zaman kerajaan Bima di sebut “Ncuhi”, Tiap-tiap Ncuhi ini menduduki daerah kekuasaan masing-masing. Seperti Ncuhi Tabe Bangkolo,Ncuhi MontaNcuhi KabujuNcuhi LambuNcuhi Dara, dan lain-lain.
 
Konon katanya, dalam Adat dan tradisi Ncuhi, mereka berhura-hura ingin bertamasya ke Ncuhi Lambuuntuk mengadakan acara makan-makan dan berpesta pora dengan menggunakan perahu layar, menuju daerah kekuasaan ncuhi lambu melewati transportasi laut . 
Setelah acara makan-makan dan pesta pora semua Ncuhi sempat beristirahat sampai Ncuhi Tabe Bangkoloterbawa tidur. Pada saat Ncuhi Tabe Bangkolo tertidur nyenyak timbul niat jahat Ncuhi lain untuk tidak membangunkan Ncuhi Tabe Bangkolo dan di biarkan tertinggal sendirian. Beberapa saat kemudian Ncuhi Tabe Bangkolo terbangun kemudian melihat dan monoleh kearah kiri-kanannya ternyata keaadaan sudah sepi. Melihat kejadian 
dan keadaan ini Ncuhi Tabe Bangkolo larut dalam kesedihan, ditengah kesedihannya datanglah seekor ikan yang biasa warga Bima sebut uta Bangkolo (ikan Bangkolo). Beberapa saat kemudian, ikan tersebut mengagetkannya dengan berkata,“mengapa Ncuhi murung dan bersedih?” Lalu Ncuhi Tabe Bangkolo menjawab dengan wajah kecewa dan tersedu, “Saya dikerjain, ditipu dan di tinggal pergi oleh Ncuhi lain.
 
Melihat kesedihan yang menerpa Ncuhi tersebut, hati ikan itu tersentuh sehingga berniat menolongNcuhi dan mengantarkannya kembali ke wilayah kekuasaannya. Ikan tersebut menyuruh Ncuhi Tabe menaiki tubuhnya dengan memegang siripnya. Namun Ncuhi Tabe merasa ragu dengan ajakan ikan tersebut, “Saya takut nanti ditengah perjalanan terjadi sesuatu yang tidak diinginkan didalam diri saya”. Kemudian ikan bangkolomeyakinkan Ncuhi agar meyakini kesaktiannya, “Ncuhi tak perlu takut, asalkan Ncuhi memenuhi syarat yang saya minta”.
 
Apa syaratnya?” jawab Ncuhi dengan nada riang. “Suatu waktu jikalau melihat ikan sejenis saya, Ncuhi haram untuk memakannya. Namun apabila perjanjian ini di langgar, maka Ncuhi akan mendapatkan ganjaran yang membuat mu menyesal seumur hidup.” Lanjut ikan tersebut. Akhirnya timbullah kesepakatan antara Ncuhi Tabedan ikan Bangkolo, tanpa berpikir panjang lagi Ncuhi Tabe memegang sirip ikan itu, maka berangkatlah mereka menyebrangi lautan seberang.
 
Tidak disangka, sesampai didaratan wilayah kekuasaannya, ternyata Ncuhi Tabe lebih duluan tiba dari pada Ncuhi lain yang menumpangi perahu tadi. Kemudian Ncuhi Tabe berdiri di tepi pantai dan melihat kearah perahu yang datang ternyata para Ncuhi yang pergi meniggalkannya waktu di Ncuhi Lambu, belum sampai didaratan. Beberapa saat kemudian, rombongan dalam perahu tersebut semkin mendekat, dari kejauhan paraNcuhi dalam perahu tersebut merasa bingung dan takut akan kesaktian Ncuhi Tabe. Kemudian mereka berniat untuk minta maaf atas kekhilafan yang mereka perbuat, dengan hati yang tulus Ncuhi Tabe menerima permintaan maaf dari ncuhi-ncuhi tersebut. Sehingga, semakin akrab dan damailah yang terjalin kehidupan mereka.
 
Dalam menjalani kehidupan yang damai itu, muncullah hubungan asmara antara kedua anak Ncuhi, yaitu Ncuhi Tabe dan Ncuhi Lambu. Setelah beberapa senggang waktu terjalin hubungan yang baik, muncul niat anak Ncuhi Lambu untuk melamar atau meminang kekasihnya yaitu anak Ncuhi Tabe, sampai ada kesepakatan kedua Ncuhi tersebut. Tidak lama kemudian, kira-kira dalam waktu satu bulan dilaksanakanlah acara pernikahan kedua anak Ncuhi itu, dan pada hari pengantaran mahar semua barang dan benda di antar, salah satu barang mahar yang diantar adalah ikan Bangkolo kering. Dalam proses masak memasak, dibagian dapur, ikan bangkoloitu hendak di potong-potong oleh keluarga Ncuhi, namun dengan mengejutkan ikan tersebut tidak bisa terpotong meskipun menggunakan parang dan pisau yang tajam. Sehingga salah satu dari juru masak keluarga Ncuhitersebut memasukkan ikan itu ke tabe (wajan), yang berukuran sangat besar. Dalam keadaan tidak terpotong, beberapa saat kemudian muncullah kejadian aneh di mana ketika ikan bangkolo kering itu di masukin ke tabeatau dalam bahasa Indonesia disebut wajan, secara spontan ikan itu meloncat keluar tabe dan langsung mengenai anak Ncuhi yang masih kecil yang berdiri di dekat tabe (wajan), dan beberapa saat kemudian tewas seketika, sehingga membuat acara bahagia itu dirundung duka. Melihat kejadian ini, Ncuhi Tabe tidak habis pikir dan mengapa sampai terjadi hal seperti ini.
 
Dikala duka melanda dihari bahagia itu. Pikir punya pikir, teringatlah oleh Ncuhi Tabe pada suatu saat dimana dirinya berjanji/bersumpah dengan seekor ikan bangkolo yang pernah menolong dirinya dulu. Tanpa ia sadari sumpah dan janji tersebut telah ia langgar.. dan atas kejadian itu munculllah seribu penyesalan dari lubuk hati Ncuhi. Dan dari sumpah yang telah dilanggar tersebut, masyarakat diwilayah kekuasaan Ncuhi Tabemengalami penyakit kulit seperti, gatal-gatal, panu, dan lain-lain. Sehingga diyakini sampai sekarang, bahwa ikan tersebut sangat keramat dan masyarakat takut untuk memakannya.
 

Diskusi

Silahkan masuk untuk berdiskusi.

Daftar Diskusi

Rekomendasi Entri

Gambar Entri
Tradisi MAKA
Seni Pertunjukan Seni Pertunjukan
Nusa Tenggara Barat

MAKA merupakan salah satu tradisi sakral dalam budaya Bima. Tradisi ini berupa ikrar kesetiaan kepada raja/sultan atau pemimpin, sebagai wujud bahwa ia bersumpah akan melindungi, mengharumkan dan menjaga kehormatan Dou Labo Dana Mbojo (bangsa dan tanah air). Gerakan utamanya adalah mengacungkan keris yang terhunus ke udara sambil mengucapkan sumpah kesetiaan. Berikut adalah teks inti sumpah prajurit Bima: "Tas Rumae… Wadu si ma tapa, wadu di mambi’a. Sura wa’ura londo parenta Sara." "Yang mulia tuanku...Jika batu yang menghadang, batu yang akan pecah, jika perintah pemerintah (atasan) telah dikeluarkan (diturunkan)." Tradisi MAKA dalam Budaya Bima dilakukan dalam dua momen: Saat seorang anak laki-laki selesai menjalani upacara Compo Sampari (ritual upacara kedewasaan anak laki-laki Bima), sebagai simbol bahwa ia siap membela tanah air di berbagai bidang yang digelutinya. Seharusnya dilakukan sendiri oleh si anak, namun tingkat kedewasaan anak zaman dulu dan...

avatar
Aji_permana
Gambar Entri
Wisma Muhammadiyah Ngloji
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
SMP Negeri 1 Berbah
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

SMP Negeri 1 Berbah terletak di Tanjung Tirto, Kelurahan Kalitirto, Kecamatan Berbah, Sleman. Gedung ini awalnya merupakan rumah dinas Administratuur Pabrik Gula Tanjung Tirto yang dibangun pada tahun 1923. Selama pendudukan Jepang, bangunan ini digunakan sebagai rumah dinas mandor tebu. Setelah Indonesia merdeka, bangunan tersebut sempat kosong dan dikuasai oleh pasukan TNI pada Serangan Umum 1 Maret 1949, tanpa ada yang menempatinya hingga tahun 1951. Sejak tahun 1951, bangunan ini digunakan untuk kegiatan sekolah, dimulai sebagai Sekolah Teknik Negeri Kalasan (STNK) dari tahun 1951 hingga 1952, kemudian berfungsi sebagai STN Kalasan dari tahun 1952 hingga 1969, sebelum akhirnya menjadi SMP Negeri 1 Berbah hingga sekarang. Bangunan SMP N I Berbah menghadap ke arah selatan dan terdiri dari dua bagian utama. Bagian depan bangunan asli, yang sekarang dijadikan kantor, memiliki denah segi enam, sementara bagian belakangnya berbentuk persegi panjang dengan atap limasan. Bangunan asli dib...

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Pabrik Gula Randugunting
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Pabrik Gula Randugunting menyisakan jejak kejayaan berupa klinik kesehatan. Eks klinik Pabrik Gula Randugunting ini bahkan telah ditetapkan sebagai cagar budaya di Kabupaten Sleman melalui SK Bupati Nomor Nomor 79.21/Kep.KDH/A/2021 tentang Status Cagar Budaya Kabupaten Sleman Tahun 2021 Tahap XXI. Berlokasi di Jalan Tamanmartani-Manisrenggo, Kalurahan Tamanmartani, Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, pabrik ini didirikan oleh K. A. Erven Klaring pada tahun 1870. Pabrik Gula Randugunting berawal dari perkebunan tanaman nila (indigo), namun, pada akhir abad ke-19, harga indigo jatuh karena kalah dengan pewarna kain sintesis. Hal ini menyebabkan perkebunan Randugunting beralih menjadi perkebunan tebu dan menjadi pabrik gula. Tahun 1900, Koloniale Bank mengambil alih aset pabrik dari pemilik sebelumnya yang gagal membayar hutang kepada Koloniale Bank. Abad ke-20, kemunculan klinik atau rumah sakit di lingkungan pabrik gula menjadi fenomena baru dalam sejarah perkembangan rumah sakit...

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Kompleks Panti Asih Pakem
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Kompleks Panti Asih Pakem yang terletak di Padukuhan Panggeran, Desa Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, merupakan kompleks bangunan bersejarah yang dulunya berfungsi sebagai sanatorium. Sanatorium adalah fasilitas kesehatan khusus untuk mengkarantina penderita penyakit paru-paru. Saat ini, kompleks ini dalam kondisi utuh namun kurang terawat dan terkesan terbengkalai. Beberapa bagian bangunan mulai berlumut, meskipun terdapat penambahan teras di bagian depan. Kompleks Panti Asih terdiri dari beberapa komponen bangunan, antara lain: Bangunan Administrasi Paviliun A Paviliun B Paviliun C Ruang Isolasi Bekas rumah dinas dokter Binatu dan dapur Gereja

avatar
Bernadetta Alice Caroline