Hikayat ini berkisah tentang Batin Lagoi, pemimpin Suku Laut atau Suku Sampan di Pulau Bintan, yang menemukan seorang bayi perempuan di semak-semak pandan di tepi laut. Batin Lagoi kemudian mengangkat bayi itu sebagai anak dan diberinya nama Putri Pandan Berduri. Batin Lagoi mengasuh Putri Pandan Berduri seperti layaknya seorang putri raja. Setiap hari Batin Lagoi mengajarinya budi pekerti luhur, sehingga ia tumbuh menjadi gadis yang sangat cantik dan berbudi bahasa lembut. Kecantikan dan keelokan budi Putri Pandan Berduri mengundang decak kagum para pemuda kampung di Bintan. Namun, tak seorang pun yang berani meminangnya, karena Batin Lagoi menginginkan putrinya menjadi istri seorang anak raja atau megat. Akankah tercapai cita-cita Batin Lagoi tersebut? Lalu, anak raja atau anak megat dari manakah yang akan beruntung menjadi suami Putri Pandan Berduri? Ingin tahu jawabannya? Ikuti kisah selengkapnya dalam cerita Putri Pandan Berduri berikut ini. Alk...
Alkisah , pada zaman dahulu kala di daerah Riau tersebutlah seorang anak laki-laki yang bernama Dang Gedunai. Ia adalah anak yang keras kepala. Ia selalu mengikuti kemauannya sendiri dan tidak mau mendengarkan perkataan orang lain. Pada suatu hari, Dang Gedunai ikut menangguk ikan bersama orang-orang di sungai. Saat orang-orang mendapat ikan, ia justru mendapatkan sebutir telur. “Dang Gedunai! Oo… Dang Gedunai, telur apakah yang kau dapatkan itu?” tanya orang-orang mengejeknya. “Telur badak”, jawab Dang Gedunai singkat. “Badak tidak bertelur, Dang Gedunai. Badak itu beranak. Satu anaknya,” kata seorang. “Hei Dang Gedunai, lebih baik jangan kau bawa telur itu,” kata orang lain menasihatinya. “Tapi saya suka telur ini,” bantah Dang Gedunai sambil memeluk telur raksasa itu. “Lihatlah, ukurannya besar, bentuknya juga bulat lonjong, licin, dan bersih berkilat-kilat. Kalian tidak bisa melarang aku memba...
Sungai Mahakam memiliki banyak anak sungai, salah satu nya adalah Sungai Kerbau yang mengalir melalui kota Samarinda, Kalimantan Timur. Masyarakat setempat mengkeramatkan sungai karena sebuah peristiwa aneh yang terjadi beratus-ratus tahun yang lalu. * * * Pada pertengahan abad ke-13 Masehi, tersebutlah seorang raja bernama Aji Maharaja Sultan yang bertahta di Kerajaan Kutai Kartanegara. Ia merupakan Sultan Kutai Kartanegara ke-3 yang memerintah dari tahun 1360 hingga 1420 Masehi. Pada masa pemerintahannya, Aji Maharaja Sultan mempunyai cita-cita tinggi yakni menyatukan kerajaan-kerajaan di sekitar Mahakam seperti Kutai Martapura, Sri Bangun, Sri Muntai, Tanjung, dan Bahau agar berada di bawah kekuasaan Kutai Kartanegara. Cita-cita sang Sultan pun terkabul dan Kutai Kartanegara menjadi kerajaan yang makmur dan sejahtera. Selain memiliki sumber daya alam yang melimpah, kerajaan ini juga mendapat upeti dari kerajaan-kerajaan taklukan. Suatu hari, Aji Maharaja Sultan bermak...
Legenda Orang Basap adalah salah satu rumpun suku Dayak di Kalimantan Timur yang tinggal di wilayah Bontang dan Sangkulirang . Menurut cerita , Orang Basap merupakan keturunan orang-orang Cina yang kawin dengan suku Dayak Punan . Meskipun Orang Basap pada umumnya tidak berkulit kuning, tetapi mata mereka tetap sipit seperti orang Cina. Bagaimana perkawinan campuran antara dua suku yang berbeda ini bisa terjadi? Simak kisahnya dalam cerita Asal Usul Orang Basap berikut ini! * * * Dahulu, di Tepian Batu atau Kutai Lama, Kalimantan Timur, berdiri sebuah kerajaan bernama Kerajaan Kutai Kartanegara. Kerajaan itu didirikan oleh Maharaja Aji Batara Agung Dewa Sakti yang memerintah dari tahun 1300-1325 Masehi. Konon, sang Maharaja gemar bermain sabung ayam. Ia mempunyai seekor ayam jantan yang sakti bernama Ujung Perak Kemudi Besi. Ayam itu selalu menang dalam setiap pertarungan. Namanya pun...
Dahulu, di Tanah Pasir, Kalimantan Timur, terdapat sebuah kerajaan besar yang dipimpin oleh Raja Aji Muhammad yang terkenal adil dan bijaksana. Berkat kepemimpinan Sang Raja, negeri itu senantiasa aman, makmur, dan sentosa. Penduduknya hidup dari hasil laut dan pertanian yang melimpah. Negeri itu memiliki wilayah yang cukup luas, salah satunya adalah sebuah teluk dengan pemandangan yang amat indah. Raja Aji Muhammad memiliki seorang putri bernama Aji Tatin. Dialah calon tunggal pewaris tahta kerajaan. Itulah sebabnya, semua kasih sayang ayah dan ibunya tercurah kepada Aji Tatin. Puluhan dayang-dayang istana selalu mendampingi Aji Tatin untuk menjaga, merawat, melindunginya dan memastikan segala keperluan Aji Tatin terpenuhi. Setelah beranjak dewasa, Putri Aji Tatin dinikahkan dengan seorang putra bangsawan dari Kutai. Sebagai putri tunggal, pesta pernikahan Aji Tatin dilangsungkan sangat meriah. Puluhan sapi dan kerbau disembelih untuk dihindangkan kepada...
Danau Limboto merupakan sebuah danau yang terletak di Kecamatan Limboto, Kabupaten Gorontalo, Provinsi Gorontalo Indonesia. Dulunya, danau ini bernama Bulalo lo limu o tutu, yang berarti danau dari jeruk yang berasal dari Kahyangan. Menurut kepercayaan masyarakat setempat, keberadaan danau seluas kurang lebih 3.000 hektar ini disebabkan oleh sebuah peristiwa ajaib yang terjadi di daerah itu. Peristiwa apakah yang menyebabkan terjadinya Danau Limboto? Ikuti kisahnya dalam cerita Asal Mula Danau Limboto berikut ini! Dahulu, daerah Limboto merupakan hamparan laut yang luas. Di tengahnya terdapat dua buah gunung yang tinggi, yaitu Gunung Boliohuto dan Gunung Tilongkabila. Kedua gunung tersebut merupakan petunjuk arah bagi masyarakat yang akan memasuki Gorontalo melalui jalur laut. Gunung Bilohuto menunjukkan arah barat, sedangkan Gunung Tilongkabila menunjukkan arah timur. Pada suatu ketika, air laut surut, sehingga kawasan itu berubah menjadi...
Banyak orang salah kaprah menilai arti nama Makassar berasal dari kata ‘kasar’. Padahal, sejarah penamaan Ibu kota Provinsi Sulawesi Selatan ini, sangat bernuansa islami, yakni ditandai dengan mimpi Raja Tallo ke VI di abad ke 16. Nama Makassar sudah disebutkan dalam pupuh 14/3 kitab Nagarakretagama karya Mpu Prapanca pada abad ke-14, sebagai salah satu daerah taklukkan Majapahit. Walaupun demikian, Raja Gowa ke-9 Tumaparisi Kallonna (1510-1546) diperkirakan adalah tokoh pertama yang benar-benar mengembangkan kota Makassar. Ia memindahkan pusat kerajaan dari pedalaman ke tepi pantai, mendirikan benteng di muara Sungai Jeneberang, serta mengangkat seorang syahbandar untuk mengatur perdagangan. Pada abad ke-16, Makassar menjadi pusat perdagangan yang dominan di Indonesia Timur, sekaligus menjadi salah satu kota terbesar di Asia Tenggara. Raja-raja Makassar menerapkan kebijakan perdagangan bebas yang ketat, di mana seluruh pengunjung ke Makassar berhak melakukan per...
Suku Tunjung merupakan satu dari 28 anak suku Dayak yang terdapat di Kabupaten Kutai Kartanegara dan Kabupaten Kutai Barat, Kalimantan Timur. Mereka sebagian besar mendiami tepian Sungai Mahakam dan Sungai Bengkalang. Pada zaman dahulu, suku ini dipimpin oleh raja secara turun-temurun. Siapakah raja pertama suku Tunjung yang kemudian menurunkan raja-raja berikutnya? Temukan jawabannya dalam cerita Asal Usul Raja-Raja Suku Tunjung Dayak berikut ini! * * * Di daerah Kalimantan Timur, ada dua orang bersaudara yang bernama Gah Bogan dan Suman. Gah Bogan tinggal di Negeri Linggang yang terletak tidak jauh dari Sungai Bengkalang. Sementara itu, Suma menetap di Negeri Londong, sebelah kanan mudik Sungai Mahakam. Suatu hari, istri Gah Bogan yang bernama Gah Bongek melahirkan anak kembar delapan. Barangkali karena alasan tidak sanggup menghidupi kedelapan anak tersebut sehingga pasangan suami istri itu memutuskan untuk membuang anak-anak mereka ke Sungai Mahakam....
Alkisah, di daerah Kalimantan Timur, terdapat sebuah sungai yang bermuara di Sungai Kahayan. Muara sungai itu bernama muara Sungai Sian. Di muara sungai itu terdapat sebuah kampung yang makmur, tenteram, dan damai. Penduduknya senantiasa hidup rukun dan saling membantu satu sama lain. Di tengah-tengah kedamaian itu, tiba-tiba mereka diserang oleh kawanan perampok dengan persenjataan lengkap. Mereka memporak-porandakan seluruh isi kampung. Rumah-rumah penduduk hancur berantakan. Tangga dan tiang penyangga berserakan di mana-mana. Melihat keberingasan perampok tersebut, penduduk kampung tidak tinggal diam. Para kaum laki-laki, baik muda maupun tua, berusaha untuk melakukan perlawanan. Pertempuran sengit pun tak terhindarkan lagi. Alhasil, mereka dapat menghalau perampok tersebut, meskipun banyak warga yang harus menjadi korban. Setelah musuh itu pergi, mereka segera menguburkan warga yang tewas dan membersihkan serpihan-serpihan rumah yang masih ber...