Tari kebo kinul adalah kesenian rakyat yang lahir di Genengsari, Polokarto, Sukoharjo. Sejak 2020, tari kebo kinul sudah ditetapkan sebagai warisan budaya tak benda Indonesia dari Sukoharjo, dengan Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI. Nama Kebo Kinul memiliki arti dari kata 'kebo' yang berarti kerbau sebagai hewan yang menjadi pembantu petani dalam mengelola lahan sawah serta menjadi lambang kesuburan panen. Sedangkan kata 'kinul' berasal dari kata 'kinthul' yang artinya menyertai. Tarian ini tercipta ketika pada zaman dahulu masyarakat di Desa Genengsari mengalami suatu kondisi yang membuat hasil pertanian menjadi buruk dengan sebab yang belum jelas. Akhirnya, ditemukan penyebab dari kondisi tersebut yaitu si Kebo Kinul. Sosok ini awalnya menjadi penjaga dari tanaman-tanaman di desa tetapi karena keberadaannya merasa tak dihargai karena keserakahan manusia, akhirnya bersama hama ia pun memutuskan merusak tanaman warga. Melihat adanya peristiwa ini, tokoh masyarak...
Tau gak sih? Kota Surakarta itu punya 2 kraton, yaitu Kraton Kasunanan dan Kraton Mangkunegaran. Nah, dari kedua kraton ini pastinya masing-masing punya tradisi yang berbeda. Salah satu nya adalah contoh dari tradisi Kraton Kasunanan yaitu, Tari Bedhaya Ketawang. Tari Bedhaya Ketawang ini diciptakan oleh Sultan Agung Hanyakrakusuma pada tahun 1613-1645. Dan akhirnya menjadi tradisi yang dilaksanakan saat acara Tingalan Jumenengan Dalem, dimana acara ini itu merupakan acara ulang tahun kenaikan tahta raja. Jadi, tarian ini hanya boleh dilakukan sekali dalam setahun. Sejarah dari tradisi Tari Bedhaya ini adalah karena Sultan Agung Hanyakrakusuma saat sedang melakukan ritual semadi mendengar senandung atau biasa disebut oleh orang Jawa “tetembangan” dari atas langit. Setelah mendengar tetembangan itu, Sultan Agung Hanyakrakusuma merasa terkesima sehingga membuat suatu tarian yang diberi nama Tari Bedhaya Ketawang. Dan yang akhirnya dijadikan tradisi di Kraton Kasunanan Surakarta....
Seni tari merupakan salah satu bentuk warisan budaya yang memiliki peran penting dalam kehidupan masyarakat Cilacap. Tari-tarian tradisional yang berkembang di wilayah ini bukan hanya sekadar bentuk ekspresi artistik, tetapi juga menyimpan nilai-nilai filosofis yang mendalam. Sebagai bagian dari pelestarian budaya, Kelompok 47 KKN UNS 2024 wilayah Gumilir melakukan wawancara dan digitalisasi budaya lokal, termasuk seni tari yang dipraktikkan oleh Bu Ambar Sulistyowati, seorang pelaku seni tari di Cilacap. Sejarah dan Perkembangan Seni Tari di Cilacap Seni tari di Cilacap telah berkembang sejak lama dan menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat setempat. Tarian seringkali ditampilkan dalam berbagai acara adat, seperti upacara pernikahan, penyambutan tamu penting, hingga perayaan tradisional seperti berkah laut. Beberapa jenis tari yang berkembang di wilayah ini mencerminkan perpaduan antara kebudayaan lokal dan pengaruh dari daerah sekitarnya. Tari Jalungmas, mis...