Pasti nama Lengger Lanang terdengar asing di telinga masyarakat Indonesia. Tarian ini merupakan salah satu tarian asal Banyumas yang melegendaris pada zamannya. Konon, tarian mistis ini mendapat pengaruh dari Hindu. Lengger Lanang dahulu digunakan untuk pemujaan Dewi di Tanah Jawa sebagai ucapan syukur sehabis panen. Hal yang unik dari Lengger Lanang adalah tarian ini ditarikan oleh laki-laki yang berpenampilan seperti perempuan, yang dikenal dengan sebutan travesti . Menurut sejarah, tarian ini ditarikan oleh kaum lelaki sebab pada zaman penjajahan, wanita belum boleh tampil dan muncul ke depan. Selain itu juga untuk menghindari adanya prostitusi. Lengger Lanang disebut-sebut menjembatani alam fisik dan spiritual. Para penari yang disebut Lengger konon mendapat indhang atau roh dari Lengger-Lengger terdahulu. Ada sederetan ritual yang selalu dilakukan sebelum seseorang menarikan Lengger Lanang seperti bersemedi, memuja empat mata angin, dan melakukan pemandia...
Tarian Gambang Semarang ini adalah tarian yang diiringi oleh alat musik yang terbuat dari bilah kayu dan gamelan yang dikenal oleh masyarakat semarang dengan sebutan Gambang. Tarian ini juga diiringi oleh alat musik lainnya seperti seruling, gong dan kecrek, dan yang membuatnya lebih istimewa adalah adanya alat musik khas tionghoa yang mengiringi tarian ini juga. Jadi, Tari Gambang ini merupakan perpaduan 2 budaya yaitu tionghoa dan jawa. Awalnya, pada abad ke-20, seseorang menyaksikan seorang pengamen jalanan yang sedang keliling kota Semarang menggunakan instrumen instrumen dari cina seperti terompet dan seruling. Dia juga menggunakan gamelan dan gong. Hal ini yang memprakarsai lahirnya tarian Gambang Semarang yang diiringi instrumen dari 2 daerah berbeda. #OSKMITB18
Tarian Selendang Pemalang merupakan tarian yang berasal dari daerah Pemalang, Jawa Tengah. Tari Selendang Pemalang berasal dari kata selendang yang dalam bahasa pemalang yaitu lendang yaitu kain yang digunakan untuk menari, sedangkan Pemalang adalah kabupaten. Tarian Selendang di ciptakan oleh seniman Kabupaten Pemalang Drs. Koestoro pada tahun 1985, mengingat Kabupaten Pemalang tidak memiliki tarian khas sendiri. Hingga akhirnya, pada 17 September 2012 Tari Selendang Pemalang diresmikan oleh Bupati Pemalang yaitu Bapak Junaedi sebagai tarian khas Kabupaten Pemalang. Ide terbentuknya tarian ini diambil dari sejarah terbentuknya Kabupaten Pemalang yaitu pada saat jaman Kerajaan Majapahit. Sejarah terbentuknya Kabupaten Pemalang menjelaskan bahwa ada beberapa daerah yang datang dan hidup di Kabupaten Pemalang. Tidak hanya menetap di Kabupaten Pemalang, para pendatang juga membawa kesenian-kesenian dari daerahny...
Bangilun merupakan seni tari tradisional yang bersifat religius. Tari asal daerah Temanggung ini pada mulanya diciptakan dengan tujuan untuk menyebarkan agama islam lewat budaya.Tari Bangilun tercipta kira-kira tahun 1900 pada saat Indonesia masih dijajah oleh Belanda. Bentuk dari tari Bangilun sendiri menyerupai tari Dolalak dari Purworejo dan tari Angguk dari Kulon Progo. Penari Bangilun terdiri dari Laki - laki dan perempuan. Kostum yang dipakai dalam pertunjukan Bangilun adalah celana panji, baju rompi, topi pet, properti dan pengaman berupa sabuk, sampur dan slempang. Pada perkembangannya, terdapat beberapa kelompok yang mengreasikan kostum tari bangilun sehingga terlihat lebih modern. Kostum tari bangilun modern memakai kain warna - warni juga kaos kaki. Celana panji dan rompi yang digunakan berbahan dasar Bludru. Alat musik yang digunakan dalam pertunjukan bangilun yaitu bedug/jidor, terbang, saron, gong dan versi modernnya dapat ditambah dengan musik keybord. Bangilu...
Tari Petruk Kantong Bolong adalah seni tari kreasi yg menjadi refleksi atas identitas mitologis warga lereng Merapi, khususnya di daerah Klaten. Jadi, lebih tepatnya bukan kesenian. Tapi refleksi kebudayaan melalui seni gerak atau seni tari atas kehidupan warga lereng Merapi. Petruk menjadi sosok yang memberikan teladan bagi kita semua , melalui sikapnya yang sangat rendah hati , meskipun Petruk di akui sebagai tokoh pewayangan yang memiliki banyak kekayaan dan harta , tetapi hal yang diteladani dari sosok tokoh pewayangan ini adalah sikap dan kerelaan berbagai yang tidak pernah surut dan selalu mengalirkan berkat bagi para rakyat yang dipimpinnya tanpa merasa takut segala kekayaan yang dia miliki berkurang. Tari Petruk Kantong bolong ini diangkat menjadi salah satu Tarian dalam pagelaran budaya kerakyatan yang disuguhkan oleh Gora Swara Saat memperingati hari sumpah pemuda 28 Oktober 2017 lalu. Tari Petruk kantong bolong menjadi Patton yang tepat untuk menggambarkan kegigihan dan keu...
Kebudayaan khas daerah merupakan salah satu ikon unik untuk memaparkan ciri khas suatu daerah tersebut. Setiap daerah pada umumnya memiliki ciri khasnya tersendiri. Seperti di daerah kabupaten Kebumen yang memiliki ciri khas sebagai kota burung walet (atau orang setempat biasa menyebutnya dengan burung lawet). Kebumen merupakan penghasil sarang walet yang biasa digunakan untuk keperluaan obat – obatan, karena sarang burung lawet mengandung gliko protein yang berkhasiat memperbaiki daya tahan tubuh dan membersihkan paru – paru, serta mengandung grwoth factor yang memperbaiki regenerasi sel. Sarang burung walet banyak ditemukan di daerah pesisir pantai atau berada di dalam gua – gua yang ada di sekitar pantai. Oleh karena itu, Kebumen juga membangun Tugu Burung Lawet sebagai ikon kabupaten. Tidak ketinggalan juga, Kebumen juga menciptakan tarian burung lawet sebagai penjelas ikon Kebumen itu sendiri dan sebagai penambah semangat daerah setempat untuk memperkena...
Tari Denok Widuri Kabupaten Pemalang merupakan salah satu kabupaten di Karesidenan Pekalongan, Provinsi Jawa Tengah. Kabupaten Pemalang terletak di jalur pantai utara Jawa Tengah. Seperti daerah lainya Pemalang juga memiliki beberapa seni pertunjukan tarian, salah satunya yaitu yaitu Tari Denok Widuri. Tari Denok widuri diciptakan oleh Sanggar Srimpi, Pimpinan Nuroji dari Ujunggede, Kecamatan Ampelgading, Pemalang. Kata Denok Widuri berasal dari bahasa jawa yaitu kata 'denok' yang memiliki arti anak perempuan, sedangkan 'widuri' merupakan salah satu daerah di Pemalang yang memiliki pantai. Jadi secara garis besar tarian ini memiliki makna kehidupan para gadis pesisir di Pantai Widuri Pemalang. Gerakan tarian ini begitu dinamis dan energik. Serta penjiwaan para penari yang ekspresif dan bersifat ceria. Selain itu tari ini memiliki tempo yang beragam yaitu cepat diawal, lalu melambat ditengah dan cepa...
Pada artikel kali ini, saya ingin membahas mengenai salah satu tari tradisional yang berasal dari daerah asal saya yaitu Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah. Tarian ini bernama Tari Cepetan. Kata “ cepetan” berasal dari bahasa Jawa yaitu “ cepet” yang berarti setan atau makhluk halus yang dipercaya berkeliaran saat petang. Mengapa tarian ini bisa diberi nama Tari Cepetan? Hal ini tidak bisa dilepaskan dari latar belakang atau asal usul tarian ini tercipta. Tarian ini awalnya berkembang di Kecamatan Karanggayam tepatnya mulai abad ke XIX. Pada zaman penjajahan Belanda, lahan-lahan di daerah ini banyak yang berubah menjadi onderneming — perkebunan luas yang dikuasai Pemerintah Hindia Belanda. Melihat tanah mereka direbut oleh pihak asing, warga sekitar tidak bisa tinggal diam. Akhirnya lahirlah tarian ini sebagai bentuk perlawanan non-fisik kepada penjajah. Warga bermaksud untuk menakut-nakuti pemilik onderneming sehingga tidak kerasan dan memilih unt...
Kethek Ogleng merupakan sebuah tari yang gerakannya menirukan tingkah laku kethek (kera). Tarian ini biasa ditarikan oleh masyarakat Desa Tokawi Kabupaten Wonogiri bertahun-tahun lamanya. Biasanya tarian ini dipentaskan pada waktu hajatan masyarakat setempat. Tarian Kethek Ogleng ini berasal dari sebuah cerita Kerajaan Jenggala dan Kediri. Raja Jenggala mempunyai seorang putri bernama Dewi Sekartaji dan Kerajaan Kediri mempunyai seorang putra bernama Raden Panji Asmorobangun. Kedua insan ini saling mencintai dan bercita-cita ingin membangun kehidupan yang harmonis dalam sebuah keluarga. Hal ini membuat keduanya tidak dapat dipisahkan. Namun, raja Jenggala, ayahanda Dewi Sekartaji, mempunyai keinginan untuk menikahkan Dewi Sekartaji dengan pria pilihannya. Ketika Dewi Sekartaji tahu akan dinikahkan dengan laki-laki pilihan ayahandanya-yang tentunya tidak dia cintai, dia diam-diam meninggalkan Kerajaan Jenggala tanpa sepengetahuan sang ayahanda dan seluruh orang di kerajaan. M...