Hi folks, penghormatan terhadap tokoh atau seorang figur yang berjasa bagi suatu desa maupun masyarakat merupakan suatu hal yang lumrah. Dikalangan rumpun Dayak Kanayatn/Kendayan (Ahe, Benana’, Belangin, dll.), Kalimantan Barat, bentuk penghormatan ini diekspresikan melalui sebuah patung yang disebut Pantak. Pantak tidak hanya bernilai seni tapi juga mengandung nilai budaya yang tinggi. Salah satu Pantak yang masih bisa ditemui di komunitas Dayak Belangin/Behe di kampung Sehe’, Kuala Behe, Kalimantan Barat adalah Pantak Mamo yang berbentuk Pohon. Adapun kisah yang diceritakan turun temurun oleh para orang tua mengenai Pantak ini adalah sebagai berikut : Pada jaman mengayau dahulu, ada tujuh orang Panglima Dayak Belangin yaitu Mamo (berasal dari Benua Kedama), Munte Tayat (berasal dari Sengkruh), Nyanggo (berasal dari Behe), Atun Gago, serta tiga orang Panglima lainnya. Mereka ditugaskan untuk membunuh seorang Panglima Dayak Ribun da...
FELEPET – Senjata Dayak Lun Dayeh / Lun Bawang Selama ini orang hanya mengetahu senjata tradisional Dayak hanyalah mandau, padahal jenis macam senjata suku Dayak sangat beragam, bergantung pada daerah aliran sungai dan sub sukunya. Salah satu senjata yang menarik adalah senjata tradisional kaum Dayak Lun Dayeh atau jika di Serawak Malaysia dikenal dengan nama Lun Bawang. Sebelum kita mengenal senjatanya, ada baiknya kita mengenal sedikit mengenai Dayak Lun Dayeh ini. Menurut legenda kaum Lun Dayeh sendiri – asal usul mereka ada di daerah Krayan, Kalimantan Utara, kemudian leluhur mereka UPAI SEMARING inilah mereka kemudian bermigrasi dari Krayan ke sebagian ke Sabah, Brunei dan Serawak. Suku ini bukan termasuk rumpun Dayak yang banyak populasinya. Menurut data sensus di Indonesia ada sekitar 25,000 jiwa, Malaysia 12,800 jiwa dan Brunei 1,500 jiwa. Bahkan didalam legenda penciptaanya diakui bahwa leluhur mereka berasal dari daerah asia – kemun...
Sandawa atau senjata api juga merupakan senjata yang dibawa pendatang Cina ketika memasuki Kalimantan. Didalam beberapa acara adat sandawa ini sering digunakan misal dalam acara nyobeng Dayak Bidayuh di Sebujit. Dalam cerita Tetek Tatum Dayak Ngaju, yang mengajarkan pengetahuan mengenai Sandawa atau senjata yang menggunakan mesiu ini adalah “Sempung” ayah dari Bungai (salah satu tokoh pahlawan kenamaan Dayak Ngaju Bungai dan Tambun). Diceritakan Sempung ini belajar ke negeri Cina mengenai persenjataan yang menggunakan mesiu. Ada pula yang beranggapan bahwa Sempung ini memang adalah orang Cina yang melakukan perjalanan ke pulau Kalimantan. Manuskrip kuno Tiongkok menyebutkan tentang mendaratnya sekelompok suku dari daerah provinsi Yunan (RRC) di pantai utara pulau Borneo, pada sekitar 700 tahun sesudah Masehi dibawah pimpinan Sam Hau Fung. Sebuah sungai di daerah Sabah mereka masuki sampai ke hulunya, sungai itu lalu dinamakan mereka sungai Miri. Sesudah beberapa...
Lantak atau Lela dalam bahasa Dayak Ngaju adalah meriam. Senjata ini diperkenalkan bangsa Cina ketika memasuki Kalimantan. Didalam cerita peperangan dayak melawan penjajah penggunaan lantak ini juga disebutkan; misal dalam perang kasintu. Menurut cerita kakek ku dahulu ketika kakenya ikut perang kasintu mereka menggunak meriam dan mungkin zaman dahulu orang kuat-kuat maka meriam-meriam ini diangkat dengan diletakan pada pergelangan tangan saja. Lantak Pernah diceritakan juga di daerah Manuhing ada seorang gadis yang bernama “Lamiang” – dia adalah gadis yang cantik jelita anak Antang dan Benang. Ketika orang tuanya meninggal dunia, banyak orang yang berusaha melamarnya – padahal ia belum ada niat untuk menikah, karena orang tuanya yang baru saja meninggal- saat itu orang-orang yang berusaha melamar Lamiang, membunyikan meriam atau lelanya untuk menakut-nakuti Lamiang agar segera keluar dari rumahnya. Saat itu bahan makanan dirumah...
Lundju atau tombak adalah senjata yang sangat umum dikenal oleh semua sub suku dayak. Kadangkala lunndju juga disatukan dengan “Sipet” atau sumpit. Kadang mata tombak pada lundju ini akan diberi hiasan (namun sangat jarang) dan umumnya gagang lundju ini kayu ulin tanpa hiasan atau ukiran. Tetapi ada juga beberapa lundju istimewa yang diberi hiasan ukiran tertentu. Sumpit Dayak Salah Satu Tombak Dayak yang unik dari Troppen Museum Belanda – Mata Tomban Salah Satu Tombak Dayak yang unik dari Troppen Museum Belanda Salah Satu Tombak Dayak yang unik dari Troppen Museum Belanda – Ukiran Gagang Tombaknya Salah Satu Tombak Dayak yang unik dari Troppen Museum Belanda – Ukiran Gagang Tombaknya Salah Satu Tombak Dayak yang unik dari Troppen Museum Belanda – Ukiran Gagang Tombaknya Salah Satu Tombak Dayak yang unik dari Troppen Museum Belanda...
Pedang jenawi besar adalah pedang panjang sepert pedang Jepang yg dipukulkan dengan kedua belah tangan – ia bermata dua. Sumber: https://folksofdayak.wordpress.com/2013/09/12/senjata-khas-dayak-part-3/
Parang duku adalah senjata yang dikenal oleh kaum Dayak Iban – kegunaanya sama dengan candong. Sumber: https://folksofdayak.wordpress.com/2013/09/12/senjata-khas-dayak-part-3/
Parang Candong adalah semacam “machete” atau golok – biasanya digunakan berladang atau membuka lahan. Parang candong ini dikenal oleh kaum pesisir Kalimantan, biasanya orang Banjar dan Melayu. Sumber: https://folksofdayak.wordpress.com/2013/09/12/senjata-khas-dayak-part-3/
Jumbia atau Jambia adalah senjata yang asalnya dari Timur Tengah – kemungkinan Yamen, ketika bagian pesisir Kalimantan menjadi kesultanan maka pengaruh budaya arab sangat kuat, salah satunya ialah penggunaan Jumbia ini. Jambia adalah belati kecil melengkung – biasanya dikenakan disabuk. Sumber: https://folksofdayak.wordpress.com/2013/09/12/senjata-khas-dayak-part-3/