Kuda renggong tumbuh dan berkembang di Kabupaten Majalengka sejak tahun 1950-an. Adalah sebuah seni pertunjukan rakyat yang bersifat helaran dan pada awalnya disiapkan melayani pesta sunat. Penampilannya kemudian bukan hanya untuk pesta sunat,-namun dipersiapkan juga untuk acara lain, seperti upacara hari besar, festival, menyambut tamu, dll. Menurut penuturan salah seorang pelatih kuda renggong di Desa Heuleut, Leuwimunding, melatih kuda untuk bisa menari sesuai irama kendang bukan hal yang mudah. Seperti halnya melatih hewan sirkus, melatih kuda memerlukan kesabaran dan_cukup banyak memakan waktu. Kemampuan menari sambil berjalan kemudian ditambah dengan kemampuan atraksi bermain pencak silat. Adegan yang tampak adalah kuda berdiri tertumpu pada sepasang kaki belakang, sedangkan pasangan kaki depan melakukan gerakan-gerakan silat. Ini merupakan puncak pertunjukan kuda renggong, yang biasanya ditampilkan setelah kuda renggong melakukan arak arakan keliling kampung ditunggangi a...
Balap kerbau merupakan budaya tradisional yang berkembang sejalan dengan potensi daerah Cipatujah sebagai daerah peternakan kerbau. Balap kerbau sebenarnya acara para peternak kerbau dalam mengisi kebutuhan rekreasi mereka disaat-saat senggang, diiringi kesenian rakyat seperti kendang penca, buncis dan dogdog. Balap kerbau berkaitan dengan agrowisata kerbau seluas 40 hektar yang masih di dalam area Pantai Cipatujah, didalamnya kita bisa melihat dan mempelajari bagaimana cara-cara para peternak beternak kerbau dengan pendekatan secara tradisional. Para wisatawan yang berkunjung ke daerah ini juga bisa menikmati acara kumpul kebo, yaitu berkumpul bersama kerbau dan para peternak kerbau. Atraksi lain yang bisa dilakukan di Pantai Cipatujah ini adalah menaiki kerbau yang dimiliki oleh para peternak, dan mencoba bertanding menjadi pembalap kerbau antar sesama wisatawan yang datang ke daerah ini. Atraksi ini sangat diminati oleh wisatawan yang datang, terutama dari wisatawan mancanega...
Pantai Pamayangsari tidak jauh dari Pantai Sindangkerta atau sekitar 7 Km dari Pantai Cipatujah. Pantai Pamayangsari merupakan pusat kegiatan aktivitas penangkapan ikan para nelayan di Pantai Selatan Tasikmalaya. Pantai yang merupakan perkampungan nelayan ini biasa diadakan kegiatan acara Pesta Nelayan yang dilaksanakan setiap tahun sebagai ungkapan rasa syukur atas kemudahan serta keberhasilan dalam penangkapan ikan para nelayan kepada Tuhan YME. Selain dari tujuan sebagai ungkapan rasa syukur para nelayan atas keberhasilan penangkapan ikan yang diperolehnya, Pemda Kabupaten Tasikmalaya memberdayakan dan menggairahkan acara event tahunan ini menjadi sebuah atraksi wisata yang dapat dinikmati oleh wisatawan yang datang ke daerah ini. Atraksi-atraksi lain di dalam kegiatan ini adalah lomba keterampilan nelayan (merajut jaring, membuat tali pemberat, tarik tambang perahu dll), Dialog antar para nelayan dan Pemda, bazar yang menyediakan produk masyarakat setempat dan pena...
Sejarah/asal usul Kampung Naga menurut salah satu versi nya bermula pada masa kewalian Syeh Syarif Hidayatullah atau Sunan Gunung Jati dengan koordinat Latitude -7.363722 dan Longitude 107.994425 , seorang abdinya yang bernama Singaparana ditugasi untuk menyebarkan agama Islam ke sebelah Barat. Kemudian ia sampai ke daerah Neglasari yang sekarang menjadi Desa Neglasari, Kecamatan Salawu, Kabupaten Tasikmalaya. Di tempat tersebut, Singaparana oleh masyarakat Kampung Naga disebut Sembah Dalem Singaparana. Suatu hari ia mendapat ilapat atau petunjuk harus bersemedi. Dalam persemediannya Singaparana mendapat petunjuk, bahwa ia harus mendiami satu tempat yang sekarang disebut Kampung Naga. Nenek moyang Kampung Naga yang paling berpengaruh dan berperan bagi masyarakat Kampung Naga "Sa Naga" yaitu Eyang Singaparana atau Sembah Dalem Singaparana yang disebut lagi dengan Eyang Galunggung, dimakamkan di sebelah Barat Kampung Naga. Makam ini dianggap oleh masyarakat Kampung Naga...
Ada banyak kesenian tradisional di nusantara yang menggunakan satwa kuda sebagai pemain dan daya tariknya. Salah satunya adalah Jaran jenggo, kesenian tradisional yang khas di Kabupaten Lamongan - Jawa Timur. Jaran Jenggo ini dalam setiap pementasannya selalu menarik perhatian banyak warga. Selain dengan pesona dan daya tariknya yang eksotis, juga karena dalam kesenian itu juga terdapat unsur magis karena beberapa pemainnya mengalami tance ( kesurupan ). Jaran Jenggo yang berarti Kuda Jenggo itu juga bisa melakukan gerakan-gerakan tertentu yang seolah seperti menari mengikuti irama musik atau lagu yang diputar. Kuda Jenggo itu sendiri tidak bisa dijumpai setiap saat karena hanya dipentaskan jika ada warga yang sedang punya hajatan untuk memeriahkannya. Sungguh menarik menyimak Jaran Jenggo yang merupakan kesenian tradisional ala Lamongan ini.
budaya ini sudah menjadi ciri khas warga jawa barat, terkhusus subang..dimana ketika ada seseorang yang disunat maka tari/seni semacam ini sering ditampilkan sebagai bentuk hiburan
Benjang adalah jenis kesenian tradisional Tatar Sunda, yang hidup dan berkembang di sekitar Kecamatan Ujungberung, Kabupaten Bandung hingga kini. Dalam pertunjukannya, selain mempertontonkan ibingan (tarian) yang mirip dengan gerak pencak silat, juga dipertunjukkan gerak-gerak perkelahian yang mirip gulat. Benjang merupakan suatu bentuk permainan tradisional yang tergolong jenis pertunjukan rakyat. Permainan tersebut berkembang (hidup) di sekitar Kecamatan Ujungberung, Cibolerang, dan Cinunuk yang mulanya kesenian ini berasal dari pondok pesantren, yaitu sejenis kesenian tradisional yang bernapaskan keagamaan (Islam), dihubungkan dengan religi, benjang dapat dipakai sebagai media atau alat untuk mendekatkan diri dengan Kholiqnya sebab sebelum pertunjukan, pemain benjang selalu melaksanakan tatacara dengan membaca doa agar dalam pertunjukan benjang tersebut selamat tidak ada gangguan. Adapun alat yang digunakan dal...
Kuda kosong atau Pawai kuda kosong adalah budaya dan tradisi turun temurun di Cianjur. budaya asli dari Cianjur ini, biasanya di adakan satu tahun sekali. biasanya di gelar bertepatan dengan hari jadi Kota Cianjur, yang pelaksanaan nya sering di satukan dengan perayaan hari Kemerdekaan Republik Indonesia , yaitu pada 17 Agustus setiap tahunnya.
Maenpo adalah ilmu bela diri yang berasal dari Jawa Barat. Kata maenpo berasal dari istilah maen nu tara mere tempo yang berarti permainan yang tidak pernah memperlihatkan bentuknya kepada lawan. Sedangkan maenpo yang menitikberatkan pada permainan pukulan ( meupeuh ), dinamakan Maenpo Peupeuhan. Maenpo diperkenalkan pertama kali pada pertengahan abad ke-19 oleh pendekar pencak yang bernama Mohammad Kosim, yang terkenal juga dengan sebutan Mama Sabandar. Beliau mengembangkan cikal-bakal teknik dan jurus dasar yang kini digunakan dalam Paguron Maenpo Peupeuhan. Tidak sedikit yang datang kepada Mama Kosim untuk diangkat menjadi murid. Namun hanya beberapa orang saja yang ia terima, karena beliau takut bela diri ini disalahgunakan.