Dalam pewayangan,LIMBUK anak Cangik adalah seorang pelayan/emban yg melayani/mengasuh para putri dikeputren. Berperawakan sangat gemuk;berhidung pesek;berbibir tebal dan besar.Oleh karena itu sering dijadikan perumpamaan bagi gadis yg berbadan gemuk.Lagak lagunya genit,senang berhias,kemana saja pergi selalu membawa sisir ditangannya.Meyakini dirinya mempunyai daya tarik yg tinggi.Sering tampil dalam adegan minta kawin,tetapi dinasehati oleh ibunya untuk mempelajari hal2 kepandaian wanita lebih dahulu. CANGIK adalah pelayan tua yg melayani/mengasuh putri2 Kerajaan.Cangik kurus,lehernya panjang;kepalanya menjungkur kedepan.Meskipun sudah tua namun masih juga genit,ke-mana2 selalu membawa sisir dan menyisir.Suaranya kecil seperti suara orang yg tidak punya gigi.Dalam lakon biasanya berpasangan dgn anaknya Limbuk yg berperawakan gemuk.Munculnya mereka dalam lakon selalu memberikan hiburan dan gelak tawa bagi para penonton
Sekaa Gunung Sari Awal mulanya terbentuknya sebuah organisasi yaitu sekaa, pada tanggal/bulan/tahun : 24-11-1926, di Puri Kaleran Peliatan di bawah pimpinan A.A.Gede Mandera. Awal berdirinya menurut sumber yang tergabung dalam organisasi tersebut dari awal, dilaksanakan kegiatan mebarong-barongan (ngelawang) tiap hari Raya Galungan sampai Buda Kliwon Pang berakhir kegiatan tersebut dengan tujuan menetralkan Sang Kala Tiga. Setelah lama kelamaan organisasi tersebut berinisiatip membuat tarian Arja Laki, adapun anggota itu juga menjadi inti ditambah dengan beberapa simpatisan. Makin lama makin berkembang dari pendiri atau yang mengkordinir anggota ini disamping karena jenuh pentas terlalu larut, maka munculah ide membuat Sekaa Gong dengan masukan-masukan dari anggota itu sendiri seperti: A.A.Gede Mandera sebagai kelian. Pemucuk-pemucuknya: Gusti Kompyang Pangkung, Made Lebah, Pande Made Gerondong, Pande Made Gandut dll. Setelah sekaa gong...
Tari Kecak biasanya disebut sebagai tari "Cak" atau tari api (Fire Dance) merupakan tari pertunjukan masal atau hiburan dan cendrung sebagai sendratari yaitu seni drama dan tari karena seluruhnya menggambarkan seni peran dari "Lakon Pewayangan" seperti Rama Sita dan tidak secara khusus digunakan dalam ritual agama hindu seperti pemujaan, odalan dan upacara lainnya. Tari ini sakral namun biasanya digunakan juga pada saat penerimaan wisatawan baru di bali.
Angklung caruk merupakan pertunjukan angklung yang dilakukan secara duel. dua grup angklung saling berhadapan berlomba menampilkan performa terbaiknya. sistemnya, mereka saling menyahut. ketika grup pertama usai menunukan kebolehannya, grup kedua langsung meyahut. begitu seterusnya.
Sandiwara Cirebon, dikenal oleh masyarakat Jawa Barat dengan sebutan Masres pada tahun 1940-an, ketika Cirebon diduduki oleh kolonialis Jepang. Berdasarkan keterangan yang dihimpun oleh para tokoh sandiwara Cirebon saat ini, bahwa pada masa pendudukan Jepang di Indonesia, di daerah Cirebon muncul kesenian yang digemari oleh masyarakat yaitu reog Cirebonan yang terkenal dengan nama Reog Sepat. Pertunjukan Reog tersebut terdiri dari dua bagian. Pertama, berupa atraksi bodoran/lawakan; dan kedua, berupa drama yang mengambil cerita dari kebiasaan masyarakat daerah tersebut. Pada saat bersamaan, di daerah Jamblang Klangenan muncul pula sebuah kesenian yang lazim disebut Toneel dengan nama Cahya Widodo. Kesenian ini tiap hari bahkan berbulan-bulan melakukan narayuda (ngamen). Dari kedua jenis kesenian tersebut, kemudian mengilhami seorang pemuda dari kampung Langgen, desa Wangunarja, Klangenan Cirebon yang bernama Mursid untuk mendirikan kesenian baru di daerah Cirebon. Dikumpu...
seni pertunjukan teater musikal menggunakan bahasa osing dan gending-gending Banyuwangian
Kata mocoan berasal dari bahasa Jawa yang berarti "membaca". Sedangkan, konotasi dari kata Pacul adalah "mengejek". Ada 7 sampai 8 pemain dalam satu grup di Mocoan Pacul Goang dengan kendang, biola, gong dan kluncing sebagai alat musik utama. Para pemain membaca dan bernyanyi menggunakan versi dari lagu-lagu mocopat seperti kasmaran, arum-arum, Derma, Pangkur, sinom dan lainnya, dengan menggunakan gaya Blambangan. Pembacaan diambil dari lontar Yusuf. Dalam kegiatan Paculan atau mengejek adalah adegan terlucu dalam pertunjukan ini. Para paculan menggunakan pepatah, pantun atau lelucon. Untuk memulai paculan, para penonton biasanya mengatakan, "Paculan wis" (mari kita paculan) agar pemain mulai mengejek satu lainnya.
Festival kuwung adalah pawai tahunan, yang menjadi etalase yang memamerkan keaslian Banyuwangi, baik kekayaan budaya, adat, maupaun potensi unggulan yang ditampilkan oleh perwakilan 24 kecamatan se Kabupaten Banyuwangi. Sebanyak seribu orang peserta berpawai melintasi sepanjang jalan protocol sejauh 2 kilometer. Rutenya meliputi start dari depan kantor bupati Banyuwangi di jalan A. Yani, jalan PB. Sudirman, jalan Satsuit Tubun sampai finish di Taman Blambangan. Selain berbentuk parade berjalan, Festival Kuwung juga dikemas dengan parade mobil hias. Potensi local, seperti, kerajinan maupun destinasi wisata juga dikemas dalam festival kuwung. Kemeriahan semakin terasa dengan iringan musik khas, seperti hadrah, kundaran, dan jaranan dalam festival budaya otentik Banyuwangi ini. Tempat : Kota Banyuwangi. Hati tanggal : Sabtu, 14 Desember 2013.
Banyuwangi ethno carnival (BEC) merupakan karnaval yang sangat unik, karena mengangkat tema etnik tradisional kontemporer di budaya local. Tujuan utama Banyuwangi ethno carnival (BEC) adalah untuk menjembatani antara modernitas dengan seni budaya local khas Banyuwangi yang dikemas dalam karnaval bertaraf Internasional sehingga lebih memiliki nilai jual dalam perkambangan pariwisata seni dan budaya. Para peserta karnaval akan mengenakan kostum sesuai tema dari kreasi dan kreativitas dari setiap kostum yang akan menampilkan dan memberikan nuansa yang menonjolkan warna-warni yang menarik dengan design yang sangat indah. Gaung Banyuwangi ethno carnival (BEC) tidak hanya terasa di Kabupaten Banyuwangi tetapi terdengar di luar daerah diseluruh Indonesia, bahkan hingga luar negeri. Karnaval sepanjang jalan protocol Kabupaten Banyuwangi itu mampu menyedot antusias ribuan penonton tidak hanya di Banyuwangi saja, bahkan warga di luar Banyuwangi menyempatkan hadir untuk menonton karnaval spe...