Sekaa Gunung Sari
Awal mulanya terbentuknya sebuah organisasi yaitu sekaa, pada tanggal/bulan/tahun : 24-11-1926, di Puri Kaleran Peliatan di bawah pimpinan A.A.Gede Mandera. Awal berdirinya menurut sumber yang tergabung dalam organisasi tersebut dari awal, dilaksanakan kegiatan mebarong-barongan (ngelawang) tiap hari Raya Galungan sampai Buda Kliwon Pang berakhir kegiatan tersebut dengan tujuan menetralkan Sang Kala Tiga. Setelah lama kelamaan organisasi tersebut berinisiatip membuat tarian Arja Laki, adapun anggota itu juga menjadi inti ditambah dengan beberapa simpatisan. Makin lama makin berkembang dari pendiri atau yang mengkordinir anggota ini disamping karena jenuh pentas terlalu larut, maka munculah ide membuat Sekaa Gong dengan masukan-masukan dari anggota itu sendiri seperti:
Gerondong, Pande Made Gandut dll.
Setelah sekaa gong itu terbentuk mereka mengadakan latihan-latihan dengan meminjam atau menyewa Gamelan kelain tempat, waktu itu hanya beberapa tempat saja ada Gamelan. Setelah melakukan latihan dengan baik sekaa ini mengikuti lomba-lomba Gong antar Kabupaten (mepanduk) ini diperkirakan tahun 1930. Setelah itu dalam prosesnya ketika itu ada orang Asing yang bernama Jhon Cost menawarkan untuk diajak ke luar negeri yaitu ke Paris pada tahun 1931, pada waktu itu masih menggunakan kapal laut sehingga perjalanan sampai ke paris menempuh waktu enam bulan. Dari prosesnya di Paris mereka melakukan pementasan dengan baik, dengan membawa Tarian Legong Keraton, Janger, Kecak, Joged. Seusainya pentas para juru Sekaa melakukan kesepakatan sesampainya di Bali akan berencana membuat Gamelan, dengan kesepakatan dari anggota yang berjumlah pada waktu itu 25 orang untuk menyisihkan uang(dananya) sebagai saham untuk pembuatan Gamelan. Sebelum Sekaa itu datang dari luar negeri diceritakan seorang pengembala sapi yang sedang menyabit rumput dihalaman Pura Gunung Sari, si pengembala ini menemukan bilahan Ceng-ceng. Akhirnya begitu Sekaa atau rombongan itu tiba di Bali rencana pembuatan Gamelan ditindak lanjuti. Setelah istirahat selama dua minggu, akhirnya anggota dari Sekaa tersebut mengadakan rapat untuk menentukan hari baik pembuatan Gamelan dan menentukan Pande Gong yang akan dicari untuk pembuatan Gamelan. Setelah itu didengarlah bahwa ada seorang pengembala sapi menemukan bilahan Ceng-ceng oleh anggota tersebut, lalu diminta bilahan Ceng-ceng tersebut untuk dipakai Jatu dengan mengaturkan sesajen(Banten) di Pura Gunung Sari. Dari kesepakatannya kembali untuk pembembuatan Gamelan disepakati dibuat di Pande Asem dari Desa Tiingan Klungkung. Dalam pengerjaannya anggota dari Sekaa tersebut mencari kayu belalu ke Daerah Buleleng untuk dipakai membuat pelawah atau tempat dari bilahan atau daun Gamelan dengan berjalan kaki mendorong gedebeg, tidak diceritakan lamanya mencari kayu itu. Dalam proses pengrjaan yang begitu panjang selesailah satu barungan Gamelan tersebut dan lanjut di upacarai, setelah selesai semuanya, Gamelan tersebut diberi nama Gamelan Gunung Sari dan Sekaanya diberi nama Sekaa Gong Gunung Sari, dan pada tahun 1970 Sekaa Gong Gunung Sari kembali nunas Taksu ke Pura Gunung Sari dalam pembuatan Barong Ketet dan Rangda (nunas kayu pule).
v PENGALAMAN SEKAA GONG GUNUNG SARI
Sumber : kadekjuliantara (Dosen ISI)
Kelahiran seorang anak yang dinantikan tentu membuat seorang ibu serta keluarga menjadi bahagia karena dapat bertemu dengan buah hatinya, terutama bagi ibu (melahirkan anak pertama). Tetapi tidak sedikit pula ibu yang mengalami stress yang bersamaan dengan rasa bahagia itu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tentang makna dari pra-kelahiran seseorang dalam adat Nias khusunya di Nias Barat, Kecamatan Lahomi Desa Tigaserangkai, dan menjelaskan tentang proses kelahiran anak mulai dari memberikan nama famanoro ono khora sibaya. Metode pelaksanaan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode observasi dan metode wawancara dengan pendekatan deskriptif. pendekatan deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan fakta sosial dan memberikan keterangan yang jelas mengenai Pra-Kelahiran dalam adat Nias. Adapun hasil dalam pembahasan ini adalah pra-kelahiran, pada waktu melahirkan anak, Pemberian Nama (Famatorõ Tõi), acara famangõrõ ono khõ zibaya (Mengantar anak ke rumah paman)...
Prajurit pemanah dari komunitas pemanah berkuda indonesia (KPBI) mengikuti Festival Keraton Nusantara 2017. mewakili kesultanan kasepuhan cirebon. PAKAIAN: terdiri dari ikat kepala/ totopong khas sunda jenis mahkuta wangsa. kain sembongb berwarnaungu di ikat di pinggang bersamaan dengan senjata tajam seperti golok dan pisau lalu baju & celana pangsi sunda. dengan baju corak ukiran batik khas sunda di bagian dada. untuk alas kaki sebagian besar memakai sendal gunung, namun juga ada yang memakai sepatu berkuda. BUSUR: sebagian besar memakai busur dengan model bentuk turkis dan ada juga memakai busur model bentuk korea. ANAK PANAH: Semua nya memakai anak panah bahan natural seperti bambu tonkin, kayu mapple & kayu spruce QUIVER (TEMPAT ANAK PANAH): Semua pemanah menggunakan quiver jenis backside quiver atau hip quiver . yaitu quiver yang anak panah di pasang di pinggang dan apabila anak panah di pasang di dalam quiver , nock anak panah menghadap ke belaka...
Prajurit pemanah dari komunitas pemanah berkuda indonesia (KPBI) mengikuti Festival Keraton Nusantara 2017. mewakili kesultanan kasepuhan cirebon. PAKAIAN : terdiri dari ikat kepala/ totopong khas sunda jenis mahkuta wangsa. kain sembong berwarna ungu di ikat di pinggang bersamaan dengan senjata tajam seperti golok ataupun pisau lalu baju & celana pangsi sunda. dengan baju corak ukiran batik khas sunda di bagian dada. untuk alas kaki sebagian besar memakai sendal gunung, namun juga ada yang memakai sepatu berkuda. BUSUR : sebagian besar memakai busur dengan model bentuk turkis dan ada juga memakai busur model bentuk korea. ANAK PANAH : Semua nya memakai anak panah bahan natural seperti bambu tonkin, kayu mapple & kayu spruce QUIVER (TEMPAT ANAK PANAH): Semua pemanah menggunakan quiver jenis backside quiver atau hip quiver . yaitu quiver yang anak panah di pasang di pinggang dan apabila anak panah di pasang di dalam quiver , nock anak panah menghad...
aksi pertunjukan pusaka dan pasukan kesultanan kacirebonan dari balaikota cirebon sampai ke keraton kacirebonan
Para pasukan penjaga keraton Sumedang larang