|
|
|
|
Group Penari Sekaa Gunung Sari Tanggal 04 Aug 2014 oleh Eviakbarwati . |
Sekaa Gunung Sari
Awal mulanya terbentuknya sebuah organisasi yaitu sekaa, pada tanggal/bulan/tahun : 24-11-1926, di Puri Kaleran Peliatan di bawah pimpinan A.A.Gede Mandera. Awal berdirinya menurut sumber yang tergabung dalam organisasi tersebut dari awal, dilaksanakan kegiatan mebarong-barongan (ngelawang) tiap hari Raya Galungan sampai Buda Kliwon Pang berakhir kegiatan tersebut dengan tujuan menetralkan Sang Kala Tiga. Setelah lama kelamaan organisasi tersebut berinisiatip membuat tarian Arja Laki, adapun anggota itu juga menjadi inti ditambah dengan beberapa simpatisan. Makin lama makin berkembang dari pendiri atau yang mengkordinir anggota ini disamping karena jenuh pentas terlalu larut, maka munculah ide membuat Sekaa Gong dengan masukan-masukan dari anggota itu sendiri seperti:
Gerondong, Pande Made Gandut dll.
Setelah sekaa gong itu terbentuk mereka mengadakan latihan-latihan dengan meminjam atau menyewa Gamelan kelain tempat, waktu itu hanya beberapa tempat saja ada Gamelan. Setelah melakukan latihan dengan baik sekaa ini mengikuti lomba-lomba Gong antar Kabupaten (mepanduk) ini diperkirakan tahun 1930. Setelah itu dalam prosesnya ketika itu ada orang Asing yang bernama Jhon Cost menawarkan untuk diajak ke luar negeri yaitu ke Paris pada tahun 1931, pada waktu itu masih menggunakan kapal laut sehingga perjalanan sampai ke paris menempuh waktu enam bulan. Dari prosesnya di Paris mereka melakukan pementasan dengan baik, dengan membawa Tarian Legong Keraton, Janger, Kecak, Joged. Seusainya pentas para juru Sekaa melakukan kesepakatan sesampainya di Bali akan berencana membuat Gamelan, dengan kesepakatan dari anggota yang berjumlah pada waktu itu 25 orang untuk menyisihkan uang(dananya) sebagai saham untuk pembuatan Gamelan. Sebelum Sekaa itu datang dari luar negeri diceritakan seorang pengembala sapi yang sedang menyabit rumput dihalaman Pura Gunung Sari, si pengembala ini menemukan bilahan Ceng-ceng. Akhirnya begitu Sekaa atau rombongan itu tiba di Bali rencana pembuatan Gamelan ditindak lanjuti. Setelah istirahat selama dua minggu, akhirnya anggota dari Sekaa tersebut mengadakan rapat untuk menentukan hari baik pembuatan Gamelan dan menentukan Pande Gong yang akan dicari untuk pembuatan Gamelan. Setelah itu didengarlah bahwa ada seorang pengembala sapi menemukan bilahan Ceng-ceng oleh anggota tersebut, lalu diminta bilahan Ceng-ceng tersebut untuk dipakai Jatu dengan mengaturkan sesajen(Banten) di Pura Gunung Sari. Dari kesepakatannya kembali untuk pembembuatan Gamelan disepakati dibuat di Pande Asem dari Desa Tiingan Klungkung. Dalam pengerjaannya anggota dari Sekaa tersebut mencari kayu belalu ke Daerah Buleleng untuk dipakai membuat pelawah atau tempat dari bilahan atau daun Gamelan dengan berjalan kaki mendorong gedebeg, tidak diceritakan lamanya mencari kayu itu. Dalam proses pengrjaan yang begitu panjang selesailah satu barungan Gamelan tersebut dan lanjut di upacarai, setelah selesai semuanya, Gamelan tersebut diberi nama Gamelan Gunung Sari dan Sekaanya diberi nama Sekaa Gong Gunung Sari, dan pada tahun 1970 Sekaa Gong Gunung Sari kembali nunas Taksu ke Pura Gunung Sari dalam pembuatan Barong Ketet dan Rangda (nunas kayu pule).
v PENGALAMAN SEKAA GONG GUNUNG SARI
Sumber : kadekjuliantara (Dosen ISI)
Gambus
Oleh
agus deden
| 21 Jun 2012.
Gambus Melayu Riau adalah salah satu jenis instrumental musik tradisional yang terdapat hampir di seluruh kawasan Melayu.Pergeseran nilai spiritual... |
Hukum Adat Suku...
Oleh
Riduwan Philly
| 23 Jan 2015.
Dalam upaya penyelamatan sumber daya alam di kabupaten Aceh Tenggara, Suku Alas memeliki beberapa aturan adat . Aturan-aturan tersebut terbagi dala... |
Fuu
Oleh
Sobat Budaya
| 25 Jun 2014.
Alat musik ini terbuat dari bambu. Fuu adalah alat musik tiup dari bahan kayu dan bambu yang digunakan sebagai alat bunyi untuk memanggil pend... |
Ukiran Gorga Si...
Oleh
hokky saavedra
| 09 Apr 2012.
Ukiran gorga "singa" sebagai ornamentasi tradisi kuno Batak merupakan penggambaran kepala singa yang terkait dengan mitologi batak sebagai... |