Di Kalimantan Tengah terdapat tradisi khusus yang dilakukan untuk orang yang sudah lama meninggal. Upacara Tiwah ini biasa dilakukan oleh suku Dayak untuk pengantaran tulang orang yang sudah meninggal ke sebuah rumah yang disebut Sandung. Ritual ini bertujuan untuk meluruskan perjalanan arwah menuju Lewu Tatau atau surga. Selain itu ritual unik ini juga bertujuan untuk melepaskan kesialan bagi keluarga yang sudah ditinggalkan. Tiwah atau Tiwah Lale atau Magah Salumpuk Liau Uluh Matei ialah upacara sakral terbesar bagi suku Dayak Ngaju untuk mengantarkan jiwa atau roh manusia yang telah meninggal dunia menuju tempat yang dituju yaitu Lewu Tatau Dia Rumpang Tulang, Rundung Raja Dia Kamalesu Uhate, Lewu Tatau Habaras Bulau, Habusung Hintan, Hakarangan Lamiang atau Lewu Liau yang letaknya di langit ke tujuh
http://tugas-makalahmu.blogspot.co.id/2015/02/upacara-tradisional-di-riau.htUpacara Menumbai, adalah upacara untuk mengambil madu lebah di pohon Sialang. Keberadaan hutan alam bagi masyarakat Petalangan Pangkalan Kuras, Kabupaten Pelalawan, Provinsi Riau, sangat penting. Sebagian besar dari mereka menggantungkan hidup pada hasil hutan, mulai dari berburu, menangkap ikan, hingga menumbai. Menumbai adalah upacara adat untuk mengambil madu lebah di pohon sialang. Pohon Sialang yaitu pohon tinggi besar dan tempat yang disenangi lebah hutan untuk bersarang. Jenis pohon Sialang disana ada tiga jenis, Sulur Batang, Rumah Keluang dan Cempedak Air. Menumbai hanya dapat dilakukan dua hingga tiga kali dalam setahun. Prosesnya pun dengan ritual dan dikerjakan menggunakan peralatan tradisional. Di antaranya Tunam, terbuat dari sabut kelapa lalu dibungkus dengan kayu yang sudah kering. Gunanya untuk menguak lebah dari sarang lalu mengikuti bara api jatuh kebawah. Selain itu api Tunam juga berfun...
Balimau Kasai adalah sebuah upacara tradisional yang istimewa bagi masyarakat Kampar di Provinsi Riau untuk menyambut bulan suci Ramadan. Acara ini biasanya dilaksanakan sehari menjelang masuknya bulan puasa. Upacara tradisional ini selain sebagai ungkapan rasa syukur dan kegembiraan memasuki bulan puasa, juga merupakan simbol penyucian dan pembersihan diri. Balimau sendiri bermakna mandi dengan menggunakan air yang dicampur jeruk yang oleh masyarakat setempat disebut limau. Jeruk yang biasa digunakan adalah jeruk purut, jeruk nipis, dan jeruk kapas. Sedangkan kasai adalah wangi- wangian yang dipakai saat berkeramas. Bagi masyarakat Kampar, pengharum rambut ini (kasai) dipercayai dapat mengusir segala macam rasa dengki yang ada dalam kepala, sebelum memasuki bulan puasa. Sebenarnya upacara bersih diri atau mandi menjelang masuk bulan Ramadan tidak hanya dimiliki masyarakat Kampar saja. Kalau di Kampar upacara ini sering dikenal dengan nama Balimau Kasai, maka di Kota Pelalawan lebih d...
Menjelang Hari Raya Nyepi, masyarakat umat Hindu akan menjalani sejumlah ritual khas yang pada hakikatnya merupakan upaya dalam pensucian diri dan lingkungan sekitar. Pada 2 sampai 4 hari sebelum Nyepi, masyarakat akan menyucikan diri dan juga perangkat peribadahan di pura melalui Upacara Melasti. Sementara itu, satu hari sebelum Nyepi, akan dilakukan ritual Buta Yadnya (Bhuta Yajna). Buta Yadnya sendiri merupakan rangkaian upacara untuk menghalau kehadiran dari buta kala yang merupakan manifestasi unsur-unsur negatif di dalam kehidupan manusia. Dalam rangkaian Buta Yadnya, ada tradisi Pawai Ogoh-Ogoh yang membuat festival tahunan menjadi semarak, serta menjadi daya tarik pariwisata. Buta Yadnya terdiri dari 2 (dua) tahapan, yakni ritual mecaru (pecaruan) dan ngrupuk (pengerupukan). Mecaru sendiri merupakan upacara persembahan aneka sesajian ( caru ) terhadap buta kala. Upacara tersebut dilakukan dari tingkatan keluarga, banjar, kecamatan, kabupaten, kota, sampai tingkat p...
Upacara Yadnya Kasada atau Kasodo merupakan sebuah ritual yang dilakukan setahun sekali guna menghormati Gunung Brahma atau Gunung Bromo yang dianggap suci oleh para penduduk suku Tengger. Upacara ini dapat dikatakan sebagai salah satu ucapan syukur dari masyarakat di sana kepada Tuhan Yang Maha Esa. Upacara ini bertempat di sebuah pura yang berada di bawah kaki Gunung Bromo utara dan kemudian dilanjutkan ke puncak gunung Bromo. Upacara Yadnya Kasada atau Kasodo biasanya diadakan pada tengah malam sampai dini hari setiap bulan purnama sekitar tanggal 14 atau tanggal 15 di bulan Kasodo (kesepuluh) menurut penanggalan Jawa. Dalam pelaksanaan Upacara Kasodo, terdapat beberapa tahap yang harus dilalui pada saat upacara Kasada berlangsung, yaitu Puja purkawa, Manggala upacara, Ngulat umat, Tri sandiya, Muspa, Pembagian bija, Diksa widhi, dan Penyerahan sesaji di kawah Bromo. Ritual Yadnya Kasada Ritual Yadnya Kasada ...
Kata Tumbilotohe berasal dari dua kata, yaitu tumbilo yang artinya pasang dan tohe yang artinya lampu. Dengan demikian, Tumbilotohe adalah malam pemasangan lampu dalam rangka untuk menyambut hari raya Idul Fitri. Lampu-lampu ini mulai dipasang tiga hari sebelum hari lebaran. Biasanya lampu-lampu yang dipasang berupa lampu dari botol atau dari kaleng bekas yang bersumbu dan berbahan bakar minyak tanah atau jenis lainnya yang akan dipasang dengan berbagai bentuk. Tradisi Tumbilotohe telah ada sejak beberapa abad lalu. Di saat itu listrik masih langka, di penghujung bulan Ramadhan masyarakat Gorontalo akan memasang lampu di halaman rumah dan di sepanjang jalan menuju tempat ibadah secara sukarela. Hal tersebut ditujukan untuk mempermudah para warga yang akan pergi ke tempat ibadah dan juga untuk mempermudah para warga yang akan membagikan zakat fitrah di malam hari. Lampu-lampu yang digunakan masih terbuat dari damar dan juga getah pohon, hal tersebut...
Tepuk Tepung Tawar adalah suatu adat di negeri-negeri Melayu, khusunya di Kepulauan Riau yang hidup dan berkembang dalam masyarakat sejak masa raja-raja dahulu hingga saat ini. Upacara tepung tawar ini sebenarnya diadopsi dari Ritual Hindu yang sudah lebih dulu dianut masyarakat Indoensia. Ketika para pedagang dari Gujarat dan Hadralmaut membawa ajaran Islam ke kawasan ini sekitar abad ke-7 masehi, mereka berhadapan dengan kepercayaan animisme (kepercayaan pada kehidupan roh) dan dinamisme (kepercayaan pada kekuatan gaib benda-benda) yang direstui agama Hindu. Kepercayaan ini sangat kuat disetiap lapisan masyarakat saat itu. Salah satunya adalah upacara tepuk tepung tawar, upacara ini menyertai berbagai peristiwa penting dalam masyarakat, seperti kelahiran, khitanan, perkawaninan, pintu rumah, pembukaan lahan baru, jemput semangat bagi orang yang baru luput dari mara bahaya, dan sebagainya. Dalam perkawinan, misalnya, Tepuk Tepung Tawar a...
Safar umumnya disebut oleh suku Melayu dengan sebutan Safaran atau bulan naas yang dilakukan oleh masyarakat dari suku Melayu Kalimantan Barat, hal ini seperti menjadi suatu kewajiban bagi suku tersebut, akan tetapi bukan bagian dari kewajiban agama Islam. Sehingga masyarakat dari suku Melayu hanya sebagian yang masih melakukannya dan pada umumnya mereka yang masih tinggal di daerah-daerah pedalaman dan juga daerah perkotaan. Upacara mandi safar yang dilakukan pada bulan Safar, umumnya dimuara sungai maupun digang-gang yang mempunyai paret – paret kecil dan juga di dalam rumah. Keluarga besar di dalam sebuah perkampungan yang masih mempunyai adat istiadat yang kuat, jika tidak dilakukan pada tempat terbuka maka ada juga yang melakukannya di dalam atau pada tempat yang tertutup pada umumnya air yang disediakan adalah air khusus yang sudah dibacakan oleh tetua kampung. sumber : http://ace-informasibudaya.blogspot.co.id/2010/01/upacara-mandi-safar.html...
ADAT LAMARAN DI LAMONGAN Lamongan selain memiliki keunikan dalam bahasanya, masakan, juga memiliki adat yang unik. Salah satu adat yang unik tersebut adalah kebiasaan dalam prosesi lamaran. Disebagian besar kota di Jawa Timur, lelaki biasanya melamar perempuan. Tetapi di Kabupaten lamongan justru perempuan yang melamar lelaki. Hal tersebut termasuk dialami oleh penulis. Dalam prosesi lamaran hal yang dibicarakan oleh pelamar adalah kesdiaan calon mempelai putra menerima calon mempelai putri, kesepakatan hari pernikahan dan kesepakatan lain. Pelamar umumnya adalah orang tua calon mempelai putri atau keluarga yang dianggap tua si keluarga putri. Sedangkan yang menerima tamu biasanya adalah orang tua calon mempelai putra. Kadang-kadang calon pengantin putra ikut menemui tamu. Pada zaman dahulu pelamar biasanya membawa makanan sebagai berikut : gemblong, wingko, pisang, Nasi besrta lauknya, lemet, dan rengginang. Di masa sekarang bawaan tersebut lebih berva...