Upacara Peta Kapanca merupakan salah satu tradisi dalam proses perkawinan yang berasal dari kebudayaan adat Bima. Prosesi ini dilaksanakan sehari sebelum pelaksanaan akad nikah, lebih tepatnya pada malam hari di rumah calon pengantin wanita. Calon pengantin wanita akan didandani dengan pakaian adat dan didudukkan di antara tamu yang hadir. Upacara Peta Kapanca adalah acara melumatkan daun pacar atau inai berwarna merah pada kuku-kuku sang mempelai wanita yang dilakukan secara bergantian oleh para wanita yang hadir pada acara tersebut. Hal tersebut dilakukan sebagai tanda bahwa sang calon pengantin wanita akan segera menikah keesokan harinya. Selain itu, upacara ini juga memberikan pesan kepada para hadirin khususnya yang wanita. Bagi seorang ibu, upacara ini menjadi sebuah pengharapan agar putrinya bisa mengikuti jejak calon pengantin, sedangkan para gadis dapat menjadikan upacara ini sebagai contoh untuk segera mengakhiri masa lajang. Upacara Peta Kapanca diawali dengan aca...
Lombok, selalu memiliki ragam budaya yang unik, budaya inilah yang menjadi daya tarik bagi setiap wisatawan, baik wisatawan lokal maupun wisatawan mancanegara. Seperti halnya Upacara Rebo Bontong yang menjadi rutinitas tahunan masyarakat Pringgabaya di Lombok Timur. Biasanya upacara adat ini dilaksanakan di Pantai Ketapang Pringgabaya. Upacara Rebo Bontong bertujuan untuk tolak bala (menolak marabahaya). Tradisi ini menjadi andalan bagi masyarakat Pringgabaya, sebab selain untuk ritual, Tradisi Rebo Bontong juga dijadikan sebagai salah satu event wisata tahunandi Pantai Ketapang dan Pantai Tanjung Menangis yang ada di Pringgabaya, Kabupaten Lombok Timur. Upacara ini disebut dengan istilah Rebo Bontong karena puncak pelaksanaannya dilaksanakan pada hari Rabu terahir di bulan Syafar. Upacara ini dilaksanakan setiap tahun, tepatnya pada minggu terahir bulan Syafar (perhitungan tahun Hijriah dan tahun Sasak). Sebelum dilaksanakannya acara puncak Rebo Bontong, masyarakat Prin...
Nusa Tenggara Barat atau yang biasa kita kenal dengan Kota Lombok, mempunyai banyak sekali budaya-budaya warisan nenek moyang mulai dari tarian, pakaian tradisional, alat musik, hingga adat istiadat. Salah satu adat istiadat yang termasuk unik berasal dari desa yang terletak di kecamatan Pujut, Lombok Tengah yaitu desa Sade. Desa sade memang terkenal dengan budaya suku sasak yang sangat kental budayanya yang terus dilestarikan hingg di zaman modern ini. para penduduk di desa ini memiliki cara yang unik untuk membersihkan lantai rumah mereka. rumah para penduduk di desa sade ini bukan seperti rumah-rumah di perkotaan pada umumnya. Bukan terbuat dari ubin, melainkan tanah yang diperhalus hingga rata layaknya ubin. Karena trebuat dari tanah, maka cara perawatannya pun sangat berbeda, yaitu menggunakan kotoran sapi. Cara ini pun terbilang unik karena umumnya kotoran membuat apapun yang terkenanya menjadi bau. namun, kotoran sapi yang digunakan untuk membersihkan lantai ini sama seka...
Setiap daerah memiliki adat isitidat yang berbeda, salah satunya adat ketika ada warganya yang meninggal. Seperti halnya di Lombok, tepatnya di Desa Pelambik Kabupaten Praya. Di desa ini, bila ada penduduk yang meninggal maka keluarga yang di tinggalkan harus menyembelih sapi atau kerbau minimal satu ekor. Hal ini dilakukan sebagai penghormatan terakhir kepada almarhum/almarhumah. Daging sapi atau kerbau tersebut sebagian dibagikan mentah kepada para pelayat yang datang ke rumah duka. Sebagian lagi dimasak untuk dihidangkan ketika pengajian pada hari kematian ke 3, 7, dan ke 9 . Lamanya pengajian yaitu sembilan hari secara berturut turut.
Setiap daerah memiliki adat isitidat yang berbeda, salah satunya adat ketika ada warganya yang meninggal. Seperti halnya di Lombok, tepatnya di Desa Pelambik Kabupaten Praya. Di desa ini, bila ada penduduk yang meninggal maka keluarga yang di tinggalkan harus menyembelih sapi atau kerbau minimal satu ekor. Hal ini dilakukan sebagai penghormatan terakhir kepada almarhum/almarhumah. Daging sapi atau kerbau tersebut sebagian dibagikan mentah kepada para pelayat yang datang ke rumah duka. Sebagian lagi dimasak untuk dihidangkan ketika pengajian pada hari kematian ke 3, 7, dan ke 9 . Lamanya pengajian yaitu sembilan hari secara berturut turut.
Pada Suku Sasak Lombok, NTB terdapat tradisi yang unik menyangkut tata cara pernikahan. Seperti yang kita ketahui, biasanya sebelum diberlangsungkan pernikahan, ada yang namanya acara lamaran. Dalam acara lamaran, calon pengantin pria akan datang menemui orangtua calon pengantin perempuan untuk meminta izin menikahinya. Di dalam tradisi ada kebiasaan unik sebelum acara lamaran berlangsung, dimana sebelum calon pengantin pria datang kepada orangtua calon pengantin perempuan, calon pengantin pria akan terlebih dahulu "menculik" calon pengantin perempuan. Dalam tradisi ini, "penculikan" pengantin bukan dengan paksaan. Sebelum calon pengantin pria "menculik" calon pengantin perempuan akan mengadakan janjian untuk proses "penculikan" tersebut. Pada waktu yang telah dijanjikan, calon pengantin pria akan datang ke rumah calon pengantin perempuan lalu membawa pergi calon pengantin perempuan tanpa sepengetahuan orangtua calon pengantin perempuan. Baru keesokan harinya calon pengantin pri...
Budaya Bejariq Minyak Toaq adalah budaya nenek moyang yang masih lestari hingga kini di kalangan masyarakat Desa Songak, sebuah desa di kabupaten Lombok Timur. Jika ditilik dari asal katanya, Bejariq artinya membuat. sedangkan, Toaq artinya tua. Sehingga, secara harfiah Bejariq Minyak Toaq artinya proses pembuatan Minyak Tua. Dinamai demikian karena dalam proses pembuatannya banyak melibatkan penoaq (sesepuh), terutama untuk memimpin ritual berdoanya. Nama lain dari minyak ini adalah Minyak Songak sesuai dengan nama desa pembuatnya. Proses ritual pembuatan Minyak Toaq ini cukup unik. Keunikan tersebut dapat dirinci sebagai berikut : ritual ini hanya dapat dilakukan pada tanggal 12 rabiul awal bertepatan dengan maulid Nabi Muhammad SAW seperti minyak pada umumnya, minyak ini juga terbuat dari kelapa. Dari ratusan kelapa tersebut, ada satu kelapa yang dijuluki sebagai "ibunya kelapa". kelapa yang berpredikat "ibu" ini menurut adat setempat tidak boleh m...
Orang Sasak di Lombok percaya bahwa nama yang tidak cocok akan mengundang nasib buruk. Maka dari itu, pemberian nama tidak dapat dilakukan sembarangan. Orang tua bayi biasanya berkonsultasi dengan Kiai atau Pemangku mengenai nama yang akan diberikan kepada buah hatinya. Tradisi pemberian nama atau Medak Api sendiri dilaksanakan setelah bayi berusia tujuh atau sembilan hari. https://www.orami.co.id/magazine/6-tradisi-merayakan-kelahiran-bayi-yang-hanya-ada-di-indonesia/
Tiba Raki berasal dari dua suku kata, Tiba dan Raki. Tiba berarti membuang dan Raki berarti sesajen. Dalam konteks ini Tiba Raki dimaknai sebagai ritual pemberian sesajen dengan mengharapkan kesembuhan terhadap penyakit yang dilandasi dengan keyakinan kepada Allah SWT bahwa hanya karena Allah SWT penyakit tersebut dapat disembuhkan. Ketua Adat Desa Pulau Bungin, Marsono, mengemukakan, bahwa selama prosesi Tiba Raki berlangsung, Sandro menggunakan mantra atau doa yang selalu diawali dengan kalimat Basmalah (Bismillahirrahmanirrahim) yang menandakan bahwa semua rangkaian ritual Tiba Raki tidak menggunakan kata-kata atau mantra di luar ketentuan ajaran agama Islam. Para tokoh agama dalam hal ini Imam Masjid di Pulau Bungin selalu menjadi figur untuk berkonsultasi terkait ritual adat suku Bajo di Pulau Bungin. Jika ritual adat bertentangan di ajaran Islam, maka para tokoh agama akan menentang dan melarang praktiknya. Adapun Raki dalam prosesi ini merupakan sebuah penghormatan bagi ala...