Soma Ribek atau Senin ( Soma ) wara Pon wuku Sinta atau hari yang jatuhnya 2 hari setelah Hari Raya Saraswati selalu identik dengan sebutan hari pangan gaya Bali.Alasannya pada saat Soma Ribek , masyarakat Bali disadarkan akan pentingnya pangan dalam kehidupan, mengingat tanpa pangan manusia tidak bisa hidup dan menjalani kehidupannya. Dalam sebuah artikel berjudul “Hari Soma Ribek dan Kutukan Dewi Sri” yang dimuat dalam mantrahindu.com disebutkan bahwa berdasarkan tradisi Bali, cara mensyukuri karunia ibu pertiwi adalah dengan menjaga dan merawat serta menanam segala jenis tanaman sumber kehidupan. Mengingat kegiatan menanam tidak saja memberi sumber kehidupan tetapi juga menyegarkan tanah. Sedangkan dalam swarahindudharma.com disebutkan yang dipuja saat Soma Ribek adalah Sang Hyang Tri Pramana yaitu: Dewi Sri, Bhatara Sadhana dan Dewi Saraswati, dengan menghaturkan upakara di lumbung dan di pulu ( gentong beras ). Banten atau sesaj...
Sehari setelah Hari Saraswati, pada Minggu Paing Sinta umat Hindu melanjutkannya dengan malaksanakan prosesi Banyu Pinaruh . Secara filosofi Banyu Pinaruh bermakna menyucikan pikiran dengan menggunakan air ilmu pengetahuan. Demikian terungkap dalam sebuah artikel berjudul “Banyu Pinaweruh: Bersihnya Jiwa Dengan Air Pengetahuan” yang ditulis oleh Drs. I Wayan Astika, M.Si dan dipublikasikan dalam phdi.or.id . Banyu Pinaruh , berasal dari kata banyu (air) dan pinaruh atau pangewuruh (pengetahuan). Secara nyata, umat memang membersihkan badan, mandi, keramas di laut atau sumber-sumber air. Sebagaimana diuraikan dalam pustaka Bagavadgita sebagai berikut: ” Abhir gatrani sudyanti manah satyena sudayanti .” Artinya, badan dibersihkan dengan air sedangkan pikiran dibersihkan dengan ilmu pengetahuan. Disebutkan dalam artikel tersebut bahwa Banyu Pinaruh diibartkan sebagai air ilmu pengetahuan. Pada hari ini umat Hindu membersihkkan di...
Hari Saraswati atau disebut juga Piodalan Sang Hyang Aji Saraswati yang jatuh pada hari Saniscara (Sabtu) Umanis wuku Watugunung sering dikaitkan dengan adanya larangan untuk membaca dan menulis selama satu hari (24 jam). Larangan tersebut berkaitan dengan pelaksanaan Brata Saraswati .Demikian terungkap dalam sebuah artikel ilmiah berjudul “Motivasi Belajar dan “Beasiswa Dewi Saraswati di Tengah Perayaan Hari Saraswati” yang ditulis oleh Ketut Sumadi dari Fakultas Dharma Duta IHDN Denpasar dan dipublikasikan pada Jurnal Guna Widya, Volume 3, No.1, tahun 2011. Ketut Sumadi menuliskan sebelum pemujaan Saraswati dilaksanakan dan sebelum lewat tengah hari tidak boleh membaca atau menulis mantra dan kesusastraan. Bagi orang yang melaksanakan brata saraswati secara penuh dengan melakukan meditasi, yoga, samadhi , tidak diperkenankan membaca dan menulis selama 24 jam. Dalam mempelajari segala ilmu pengetahuan agar senantiasa dilandasai...
Petani di Bali khususnya di subak Uma Utu Desa Adat Babahan, Kecamatan Penebel, Kabupaten Tabanan memiliki cara unik untuk menyampaikan bentuk rasa syukur atas keberhasilan panen padi yaitu melalui upacara ngusaba padi .Makna upacara Ngusaba Padi yang dilaksanakan di Pura Subak Uma Utu Desa Adat Babahan ialah sebagai bentuk rasa syukur terhadap Dewi Sri atau manifestasi Tuhan Sebagai Dewi kemakmuran atau kesuburan. Para peneliti I Made Krisna Dinata, I Nyoman Sueca, dan Ni Nyoman Mariani dalam artikel berjudul “Nilai Pendidikan Agama Hindu Dalam Upacara Ngusaba Padi D i Pura Subak Uma Utu , Desa Adat Babahan, Kecamatan Penebel, Kabupaten Tabanan” menuliskan bahwa rasa syukur adalah ungkapan untuk merefleksikan suatu rasa terimakasih kepada Tuhan atas pencapaian yang telah diperoleh, jika dalam konteks Upacara Ngusaba Padi , rasa syukur tersebut adalah ketika mendapati hasil panen sesuai yang diharapkan. Rasa syukur tersebut dicurahkan oleh masyarakat Desa B...
Meluspusin merupakan ritual yang biasa digelar oleh petani di Bali ketika tanaman sudah mulai berbuah (berisi) atau padi wau mawoh. Ritual ini adalah ritual untuk memohon kepada Tuhan (Ida Sang Hyang Widi Wasa) sebagai Sedan Carik agar padi tidak diserang hama seperti wereng, ulat, burung dan sebagainya. Peneliti dari Universitas Airlangga Ni Wayan Sartini dalam sebuah artikel ilmiah berjudul “Makna simbolik bahasa ritual pertanian masyarakat Bali” yang dipublikasikan dalam Jurnal Kajian Bali Volume 07, Nomor 02, tahun 2017 menuliskan bahwa ritual meluspusin juga disebut mabahin ‘padi berbuah’. Upacaranya disertai dengan memasang sanggah catu yang berisi kober gana (bendera) pemujaan kepada Sanghyang Siwa yang ditemani oleh Dewi Uma sebagai istri dewa Siwa. Terdapat pemujaan kepada dewa-dewa di Pura Ulun Danu (Batur) sebagai pradhana. Berdasarkan hal ini ketika bertani sudah ada pemujaan purusa dan pradana. Ritual...
Ritual Byakukung merupakan salah satu upacara yang dilakukan petani di Bali saat tanaman padi mulai mengandung( beling ). Ritual byakukung ini adalah ritual untuk menghilangkan bahaya (untuk keselamatan) padi yang sedang hamil dan siap untuk melahirkan. emikian dituliskan peneliti dari Universitas Airlangga Ni Wayan Sartini dalam sebuah artikel ilmiah berjudul “Makna simbolik bahasa ritual pertanian masyarakat Bali” yang dipublikasikan dalam Jurnal Kajian Bali Volume 07, Nomor 02, tahun 2017. Sartini memberikan ulasan bahwa kata byakukung berasal dari kata bya dan kukung. Bya dari kata byut ‘bahaya’, kata kukung berasal dari bahasa Jawa Kuno makukung ‘badan’, tertelungkup bungkuk, bagian tengah terangkat ke atas. Badan yang tertelungkup bungkuk itu menyerupai orang yang sedang hamil. Pendapat lain mengatakan bahwa byakukung berasal dari bya ‘prabea’ dan kung ‘kasmaran’. Dalam hal ini...
Petani di Bali benar-benar memperlakukan tanaman padi ibarat manusia. Buktinya pada saat tanaman padi berumur 35 hari dibuatkan sebuah ritual yang dinamakan dedinan kapertama atau dedinan pertama. Peneliti dari Universitas Airlangga Ni Wayan Sartini dalam sebuah artikel ilmiah berjudul “Makna simbolik bahasa ritual pertanian masyarakat Bali” yang dipublikasikan dalam Jurnal Kajian Bali Volume 07, Nomor 02, tahun 2017 menuliskan bahwa sama halnya dengan ritual manusia, pada usia satu bulan Bali yaitu 35 hari juga dilakukan ritual dedinan pertama. Ketika tanaman padi berusia 35 hari sarana ritualnya semakin kompleks antara lain nanceb sanggah catu, sesajen ketipat dampulan, asem panca pala, kalungah maksturi, bjayang muah ketipat sari,mesawen kayu sugih, kayu gegirang. Memberi persembahan kepada Rare Angon yaitu nasi takilan, ulam bawang, sambel telengis,tipat lepet, maulam sudang taluh dan tak berem. Ritual juga disertai juga dengan pecut lidi 3 batang,...
Ritual yang dilakukan masyarakat Hindu di Bali merupakan implementasi dari Tri Hita Karana yang terdiri atas tiga hubungan harmonis. Salah satunya yang dilakukan para petani di Bali yaitu ritual pantun mayusa . Sebuah ritual dimana petani memperlakukan tanaman padi ibarat memperlakukan manusia. Peneliti dari Universitas Airlangga Ni Wayan Sartini dalam sebuah artikel ilmiah berjudul “Makna simbolik bahasa ritual pertanian masyarakat Bali” yang dipublikasikan dalam Jurnal Kajian Bali Volume 07, Nomor 02, tahun 2017 menuliskan Pantun mayusa berasal dari kata pantun ‘tanaman padi’ mayusa artinya ‘berumur, berusia’. Rangkaian ritual pertanian yang dilakukan ini sesuai dengan umur tanaman padi yaitu 12 hari, 17 hari, 27 hari, 35 hari, 24 hari dan 70 hari. Setiap peringatan terhadap usia tanaman padi tersebut dilakukan ritual sesuai dengan usia tanaman padi. Hal ini menunjukkan sebuah tradisi budaya memperlakukan tanaman padi ibara...
Upacara ngurit menjadi salah satu bagian ritual yang dilakukan oleh para petani atau karma subak di Bali. Ngurit secara simbolik memiliki makna permohonan anugerah dan perlindungan kepada Dewa Surya (Matahari) dan Ibu Pertiwi (tanah) karena petani akan mulai menanam benih. Mohon perlindungan agar benih-benih yang akan ditanam dapat tumbuh dengan baik di atas tanah sebagai ciptaan Tuhan. Peneliti dari Universitas Airlangga Ni Wayan Sartini dalam sebuah artikel ilmiah berjudul “Makna simbolik bahasa ritual pertanian masyarakat Bali” yang dipublikasikan dalam Jurnal Kajian Bali Volume 07, Nomor 02, tahun 2017 menuliskan bahwa Ngurit atau disebut juga mawinih adalah upacara untuk penyemaian benih. Dalam proses ngurit ini petani melaksanakan ritual dengan sarana banten atau sesajen yang terdiri atas nasi kojongan, bunga pucuk bang, segehan putih kuning , yang diletakkan di hulu sawah ( pengalapan ). Sesaji atau banten tersebut merupakan bagia...