3.355 entri ditemukan

Entri per provinsi
Entri per provinsi

Entri Terkait

Gambar Entri
Tradisi Meron
Ritual Ritual
Jawa Tengah

Meron adalah tradisi memperingati kelahiran nabi Muhammad SAW juga berlangsung di kecamatan Sukolilo, 27 km arah selatan Pati. Upacara ini ditandai dengan arak-arakan nasi tumpeng yang menurut masyarakat setempat disebut Meron. Nasi tumpeng tersebut dibawa ke masjid Sukolilo sebagai kelengkapan upacara selamatan Prosesi Meron tersebut diikuti oleh aneka ragam kesenian tradisional setempat. Setelah upacara selamatan selesai, nasi Meron kemudian dibagikan kepada seluruh pengunjung. Dalam arak-arakan acara tersebut, diiring beberapa gunungan yang sangat khas, karena terbagi menjadi tiga bagian. 1. Bagian teratas adalah mustaka yang berbentuk lingkaran bunga aneka warna berisi ayam jago atau masjid. Ayam jago menyimbolkan semangat keprajuritan, masjid merupakan semangat keislaman, dan bunga simbol persaudaraan. 2. Bagian kedua gunungan itu terbuat dari roncean atau rangkaian ampyang atau kerupuk aneka...

avatar
Roro
Gambar Entri
Asal Usul Ngata Toro
Ritual Ritual
Sulawesi Tengah

Ngata Toro, sebuah perkampungan yang bersinggungan langsung dengan kawasan Taman Nasional Lore Lindu di Sulawesi Tengah. Ngata artinya desa, sedang Toro adalah nama desanya. Masyarakat Toro lebih senang memakai istilah Ngata ketimbang desa. Serupa dengan Nagari bagi masyarakat Minangkabau, di Sumatera Barat. Ngata Toro, masuk dalam administrasi Kecamatan Kulawi di Kabupaten Sigi. Berjarak sekitar 3 jam dari Palu, ibu kota provinsi Sulawesi Tengah. Topografi Ngata Toro berbentuk lembah dan dikelilingi hutan. Sebagian rumah penduduk halamannya ditanami padi organik. Asal usul Ngata Toro penuh dengan cerita mistik. Mereka sebelumnya berasal dari Malino, sebuah wilayah yang terletak di bagian timur, berbatasan dengan Ngata Katu, Kecamatan Lore Tengah, Kabupaten Poso. Wilayah ini juga sekarang masuk dalam administrasi Balai Besar Taman Nasional Lore Lindu. Kejadiannya sekitar satu setengah abad yang lalu. Ketika itu terjadi perang suku. Konon, peristiwa itu dipicu oleh pe...

avatar
Aze
Gambar Entri
Nyaeut
Ritual Ritual
Jawa Barat

Tradisi nyaeut . Dalam Bahasa Sunda berasal dari kata nyandeutkeun , yang berarti mendekatkan atau merekatkan. Tradisi ini merupakan kebiasaan minum teh hijau khas Garut, teh kejek, yang masih dalam Bahasa Sunda artinya diinjak. Pada prosesnya, daun teh diolah manual, diinjak-injak. Tujuannya menyempurnaan pengeluaran getah sehingga hasil fermentasinya bagus. Nyaneut biasanya digelar sebelum berangkat ke huma (ladang) dan usai kerja. Ada aspek sosial pada tradisi ini. Nyaeut menjunjung tinggi adat istiadat Sunda, s ilih asah, silih asih, silih asuh atau saling tenggang rasa nyaneut tidak hanya bicara soal kenikmatan teh, tetapi juga sarana silaturahim. Mengenai sejarah teh kejek sendiri, belum ada kepastian data. Namun, diperkirakan pembuatannya muncul seiring berjalanya usaha perkebunan teh Waspada di Cigedug dan Cikajang sekitar 1900-an. Perkebunan teh Waspada dirintis oleh Karel Frederik Holle, seorang kebangsaan Belanda yang tertarik mengembangkan potensi pe...

avatar
Aze
Gambar Entri
Mumi Jiwika
Ritual Ritual
Papua

Selain kaya akan sumber daya dan keindahan alam, Papua juga mempunyai ragam cerita budaya unik. Salah satunya apa yang mereka lakukan pada orang yang telah meninggal. Jika sebagian orang mengubur atau melakukan pembakaran terhadap orang yang sudah meninggal, namun ada juga suku yang mengawetkan jenazah atau yang dikenal dengan sebutan mumi. Salah satu mumi yang terkenal ada di Kampung Jiwika, Distrik Kurulu, Kabupaten Jayawijaya. Di tempat ini juga, masyarakat menjual cenderamata seperti gelang, koteka, noken, dan kalung dari taring babi. Berbeda dengan mumi dari Mesir, mumi Papua diawetkan dalam posisi jongkok dengan lutut ditekuk. Di bagian kepala masih lengkap dengan ciri khas adat. Mumi di sini usianya 320 tahun yang merupakan kepala suku zaman nenek moyang masyrakat kampung Jiwika. Untuk bisa bertahan lama maka mumi diawetkan dengan cara tradisional, yaitu melalui pengasapan dan dilumuri minyak babi. Tidak semua jenazah warga dibuat menjadi mumi, melainkan h...

avatar
Aze
Gambar Entri
Tradisi Jatakarma
Ritual Ritual
Bali

Pengertian Tradisi Jatakarma adalah tradisi yang dilakukan ketika seorang bayi baru saja lahir. Dilakukan upacara ini sebagai ungkapan kebahagiaan orang tua sang bayi. Selain itu upacara ini juga diyakini untuk memberikan keselamatan pada sang bayi hingga besar. Tata Cara Tradisi Makanan yang terdiri dari nasi tumpeng lengkap dengan lauk pauknya disiapkan beserta canang (persembahan yang berupa bunga) yang berfungsi sebagai atribut upacara. Kemudian seorang pemimpin upacara adat akan mendoakan bayi dengan persembahan dan makanan. Kemudian ari-ari sang bayi dibersihkan dan dimasukkan ke dalam kendi dan ditutup rapat. Sebelum akhirnya dibungkus dengan kain putih dan diberi bunga kendi biasanya dituliskan aksara Hindu. Setelah selesai semua kendi ditanam di halaman rumah dengan pengaturan di sebelah kanan pintu ruangan rumah (dilihat dari dalam rumah) jika anak laki-laki dan kiri jika perempuan. sumber: https://www.villa-bali.com/guide/id/5-tradisi-sepanjang-hidup-m...

avatar
Aze
Gambar Entri
Tradisi Pawiwahan
Ritual Ritual
Bali

Pengertian Perayaan pernikahan masyarakat Bali disebut dengan upacara pawiwahan. Tujuan diadakannya tradisi tersebut adalah untuk mewujudkan keluarga yang bahagia lahir batin hingga memiliki keturunan. Tata Cara Upacara Terdapat 8 langkah upacara. Pertama adalah Mapesedek . Upacara ini terlihat seperti upacara lamaran pada umumnya di mana mempelai pria datang ke rumah keluarga wanita untuk memberitahukan keinginan menikahi. Dilanjutkan dengan Makta Penangsek yaitu kunjungan keluarga pria ke keluarga wanita dengan membawa sesajen dan bingkisan. Ngambil Pengantin Istri adalah ritual berikutnya. Saat ini pria menjemput wanita untuk di bawa ke rumah sang pria. Dilanjutkan dengan Ngayab Pabiya Kaon yaitu ritual penyucian diri dari hal buruk yang mungkin menyertai kedua mempelai. Puncak acara dikenal sebakai Mekalan-kalan yaitu kelanjutan ritual penyucian diri. Tidak berhenti di situ, penyucian diri dan permohonan restu kepada Sang Hyang Widhi Wasa dalam manifesta...

avatar
Aze
Gambar Entri
Ngampung atau manyi
Ritual Ritual
Bali

Ngampung atau manyi merupakan ritual yang yang digelar oleh petani di Bali saat panen padi. Sarananya terdiri atas nasi kuning, dilengkapi dengan kuning telur serta bunga-bunga berwarna kuning.Secara filosofis hal ini menggambarkan kuning adalah warna padi yang telah siap dipanen sehingga digambarkan dengan sesajen yang mayoritas berwarna kuning. sebelum panen ( manyi ) harus dilakukan ritual mecaru di bawah sanggah penanduran.Rangkaian ini merupakan ritual persembahan kepada makhluk-mahkluk seperti Sedahan Be Julit dan Sedahan Yuyu (kepiting), Juru Tumbuk dan Sedahan Padi berupa jaja kukus maunti, pisang sasih nasak, beras merah, putih, kuning ditempatin di takir 5 biji. Tujuannya adalah minta keselamatan dan tidak diganggu dalam acara panen padi. Ritual ini penuh dengan simbol-simbol yang memiliki makna mendalam bagi masyarakat Bali terutama para petani Bali yang masih melaksanakan ritual ini. sumber : https://www.beritabali.com/read/2018/10/11/201810100018/Ngampu...

avatar
Aze
Gambar Entri
Tebu dalam Upacara Potong Gigi
Ritual Ritual
Bali

Dalam Upacara Potong GIgi, tebu digunakan sebagai sarana  sesajen / banten dan sebagai singgang gigi/ pedangal agar mulut tetap terbuka, sehingga mudah dilakukan pengikiran/pemotongan. Upacara ini bertujuan untuk mengurangi/ mengendalikan hawa nafsu yaitu sifat manusia yang dianggap kurang baik, bahkan sering dianggap sebagai musuh di dalam diri sendiri. Tebu dipandang memiliki makna sebagai simbul rasa untuk merasakan dan membedakan “ sad rasa ” (enam rasa) yang hanya dapat dirasakan di dalam mulut. Keenam rasa tersebut yaitu manis, pahit, asin ( pakeh) , pedas ( lalah) , asam ( masem) dan kecut ( sepet) . Varietas tebu yang digunakan dalam upacara potong gigi adalah tebu ratu, tebu kuning, tebu hitan, tebu malem , tebu tiying, dan tebu swat . Terdapat 8 varietas tebu yang dimanfaatkan dalam upacara adat yakni: tebu ratu/raja, tebu tiying , tebu kuning, tebu selem (hitam/ cemeng / ireng ), tebu malem , tebu tawar , tebu salah dan tebu swat...

avatar
Aze
Gambar Entri
Pemakaian Saput Poleng Pada Pohon di Bali
Ritual Ritual
Bali

Pemakaian saput poleng pada pohon-pohon besar di Bali merupakan bentuk upaya pelestarian lingkungan hidup yang dilakukan masyarakat Bali. Demikian terungkap dalam sebuah artikel ilmiah berjudul “Ideologi Pelestarian Lingkungan Hidup Dibalik Pemakaian Saput Poleng Pada Pohon Besar di Bali” yang ditulis oleh I Ketut Suda dari Fakultas Ilmu Agama, Universitas Hindu Indonesia (UNHI) Denpasar yang dipublikasikan dalam Jurnal Bumi Lestari, Volume 10, Nomor 2 Tahun 2010. Ketut Suda menuliskan upaya masyarakat Bali melilitkan saput poleng pada pohon besar bukan sekedar perbuatan iseng yang terjebak pada utopia, melainkan memiliki latar belakang ideologis. Artinya dibalik budaya melilitkan saput poleng pada pohon besar yang merupakan bagian dari sistem nilai masyarakat Bali mengandung pula nilai-nilai kearifan ekologis. Ideologi yang terkandung disini yaitu konsep Tri Hita Karana . Harmonisasi hubungan antara manusia dengan Tuhannya yang diaktualisasikan dala...

avatar
Aze