230 entri ditemukan

Entri per provinsi
Entri per provinsi

Entri Terkait

Gambar Entri
Sejarah Tentang Adanya Ogoh-Ogoh di Bali
Ritual Ritual
Bali

Ogoh-ogoh merupakan salah satu tradisi Umat Hindu khususnya di Bali dalam menyambut Hari Raya Nyepi. Tradisi mengarak ogoh-ogoh di Bali biasa disebut dengan “pengerupukan”. Pengerupukan biasanya dilakukan tepat sehari sebelum Hari Raya Nyepi . Sejarah asal muasal dari ogoh-ogoh khususnya di Bali ada beberapa versi yang berbeda. Ada yang mengatakan ogoh-ogoh dikenal sejak jaman Dalem Balingkang dimana pada saat itu ogoh-ogoh dipakai pada saat upacara pitra yadnya. Ada pula yang berpendapat bahwa ogoh-ogoh tersebut terinspirasi dari tradisi Ngusaba Ndong-Nding di desa Selat Karangasem. Informasi lain menyebutkan bahwa ogoh-ogoh muncul sekitar tahun 70an. Apapun pendapat tentang sejarah asal muasal ogoh-ogoh di Bali, dewasa ini meski Jaman semakin berkembang, teknologi semakin maju tapi ogoh -ogoh juga semakin dikenal bahkan menjadi salah satu tradisi yang ditunggu-tunggu oleh warga Bali bahkan wisatawan lokal ataupun mancanegara. Ogoh-ogoh adalah t...

avatar
Aze
Gambar Entri
Mekotek, Tradisi Unik Menolak Bala
Ritual Ritual
Bali

Setiap 6 bulan sekali atau 210 hari (berdasarkan Kalender Bali) pada hari Sabtu Kliwon Kuningan tepat di hari raya Kuningan dilakukan Upacara Mekotek. Mekotek adalah salah satu tradisi tolak bala dari Desa Munggu, Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung, Bali. Upacara Mekotek dilaksanakan dengan tujuan memohon keselamatan. Upacara Mekotek juga dikenal dengan istilah ngerebek. Mekotek merupakan warisan leluhur yang dilaksanakan turun temurun hingga saat ini oleh umat Hindu di Bali khususnya Desa Munggu. Pada awalnya Mekotek dilakukan untuk menyambut prajurit Kerajaan Mengwi yang datang dengan membawa kemenangan atas Kerajaan Blambangan di Jawa dan kemudian menjadi tradisi hingga sekarang. Pada masa pemerintahan Belanda tahun 1915, Mekotek pernah dihentikan, karena Belanda khawatir akan ada pemberontakan. Namun, terjadi wabah penyakit sehingga Mekotek dilaksanakan lagi untuk tolak bala.Dahulu, perayaan Mekotek menggunakan besi, yang memberikan semangat juang untuk ke medan perang...

avatar
Aze
Gambar Entri
Sitari-tari
Ritual Ritual
Bali

Ini merupakan bentuk perkawinan yang dianggap paling baik atau ideal karena hak dan kewajiban pengantin laki-laki dan perempuan telah terpenuhi. Dalam upacara perkawinan ini dilalui beberapa tahapan. Sumber : Dok.Suku Batak Pakpak sumber : https://bataksiana.blogspot.com/2017/07/jenis-jenis-perkawinan-dalam-masyarakat-pakpak.html

avatar
Roro
Gambar Entri
MENGLOLO/MENGKATA UTANG.
Ritual Ritual
Bali

Tahapan berikutnya adalah menglolo/mengkata utang(menentukan mas kawin.Tim yang datang untuk menglolo atau mengkata utang yang berangkat terlebih dahulu orang tua sicalon pengantin perempuan mengundang keluarga dekat untuk menyampaikan akan datangnya tim pengkata utang dari calon pengantin laki2.mereka yang berkumpul terdiri dari berru mbelen ,sinina dan para perkaing(yang berhak menerima mas kawin) dan menjelaskan kepada kerabatnya apa2 yang perlu dimintakan sebagai mas kawin.pada saat itu juga ditunjuk seorang juru bicara persinabul daripihak perempuan dan sebagai tanda Keseriiusan kepadanya diberikanberas dan seekor ayam.yang ditunjuk biasanya adalah dari kerabat semarganya yang paham akan adat. Ada dua hal yang diperlukan seorang persinabul pihak calon pengantin laki2 sebelum berangkat kerumah orang tua sigadis antara lain:     A . Menanyakan kepada orang tua calon pengantin laki2,2 yang akan diberikan sebagai mas kawin.Biasa mas kawin dalam etnis pakpak y...

avatar
Roro
Gambar Entri
Mepasah
Ritual Ritual
Bali

Tempat ini bernama Desa Trunyan. Terletak di kawasan Kintamani, Kabupaten Bangli, Bali. Trunyan merupakan desa terpencil di tepi Danau Batur, sehingga bagi para pelancong yang ingin memasuki Desa Trunyan mesti menyebrang menggunakan sampan melewati Danau Batur. Desa Trunyan yang merupakan salah satu wilayah dihuni oleh  Suku Bali Aga atau Bali Mula yang masih teguh memegang kepercayaan leluhurnya. Bali Aga atau Bali Mula merupakan suku bangsa yang pertama mendiami Pulau Bali. Hingga kini suku Bali Aga dan segala keunikannya masih dapat ditemui salah satunya di Desa Trunyan. Dalam keseharian masyarakat Bali pada umumnya beragama “Hindu”, bila ada kerabat yang meninggal maka biasanya dilakukan kremasi atau mengubur jenazah tersebut sesuai dengan diajarkan oleh agama Hindu. Di Desa Trunyan, jenazah tidak dikubur atau dikremasi seperti yang umumnya terjadi di wilayah lainnya, masyarakat Desa Trunyan menyimpan jenazah kerabatnya yang telah meninggal di...

avatar
Aze
Gambar Entri
Mesabat-Sabatan Biu
Ritual Ritual
Bali

Mesabat-sabatan biu adalah tradisi turun-temurun yang dilaksanakan di Desa Tenganan Dauh Tukad, Desa Tenganan, Kecamatan Manggis, Kabupaten Karangasem. Kata “Mesabatsabatan biu” terdiri dari kata mesabatan yang bermakna saling lempar; dan biu berarti pisang, sehingga dapat diartikan dengan “perang pisang”. Sejarah munculnya tradisi mesabat-sabatan biu ini belum diketahui secara pasti karena tidak ada bukti tertulis yang menyatakannya, namun tradisi ini dilaksanakan sebagai sebuah rangkaian pelaksanaan Usaba katiga. Sebelum tradisi ini berlangsung, terlebih dahulu dilaksanakan proses ngelawang, yakni para pemuda berkeliling desa dengan membawa sok bodag sebagai tempat menaruh sumbangan dari warga. Setelah itu proses ngalang yakni memetik buah pisang dan kelapa oleh para pemuda, yang nantinya akan dipergunakan sebagai sarana pada tradisi mesabat-sabatan biu tersebut. Tradisi mesabat-sabatan biu ini dilaksanakan di depan Pura Bale Agung oleh dua kelompok pem...

avatar
Sri sumarni
Gambar Entri
BASMERAH (Nyambleh Sasih Kanem) Desa Taman Pohmanis
Ritual Ritual
Bali

Basmerah merupakan sebuah ritual yang rutin dilaksanakan setiap satu tahun sekali oleh masyarakat di Desa Pekraman Taman Pohmanis Denpasar, tepatnya pada hari Kajeng Kliwon sasih kanem (sekitar bulan November–Desember). Ritual Basmerah ini oleh masyarakat setempat disebut juga dengan istilah Mecaru dan Nyambleh sasih kanem, yang fungsi pelaksanaannya hampir sama dengan ritual Nangluk merana pada umumnya di Bali, tetapi bentuk dan filosofinya memiliki keunikan yang terlihat pada salah satu prosesinya yang melakukan proses nyambleh (memotong) leher kucit butuan (anak babi jantan); kemudian darahnya dioleskan pada dahi masyarakat sebagai gecek (tanda) telah mengikuti ritual ini. Kata “Basmerah” terdiri dari kata, “Basme” dalam bahasa Sansekerta berarti segala sesuatu yang dihancur leburkan api atau abu; kata “Basme” dalam bahasa Jawa Kuna berarti abu atau sejenenis urap yang diolaskan pada dahi sebagai penanda sekte; dan kata “rah”...

avatar
Sri sumarni
Gambar Entri
Ngarebong Kesiman
Ritual Ritual
Bali

Ngarebong merupakan rangkaian upacara ngilen di Desa Pakraman Kesiman yang dilaksanakan setiap 210 hari sekali, yang dimulai dari Pangebekan pada Umanis Galungan (Kamis Umanis Wuku Dungulan) yang identik dengan Ngusabha Desa, Pamagpagan pada Paing Kuningan (Senin Paing Wuku Langkir) yang identik dengan Ngusabha Nini, dan Ngarebong pada Redite Pon Medangsia (Minggu Pon Wuku Medangsia) yang identik dengan Ngusabha Dalem. Upacara ini merupakan bentuk pelestarian sistem pemerintahan raja-raja yang dikemas dengan sistem religi yang sarat makna untuk menjaga keseimbangan/keharmonisan baik sosial, ekonomi, lingkungan dan spiritual (Tri Hita Karana). Ngarebong selain sebagai bentuk ruwatan alam, juga sebagai sebuah peringatan kejayaan pemimpin (raja) Kesiman pada era tahun 1860-an, sebagai pengendali politik untuk Bali-Lombok. Ngerebong sebagai ritual upacara dilaksanakan dengan tujuan untuk menyeimbangkan dua kekuatan yang bersifat bertentangan (rwa bhineda) yang terdapat di alam semes...

avatar
Sri sumarni
Gambar Entri
Nyakan Diwang
Ritual Ritual
Bali

Nyakan diwang merupakan sebuah tradisi dari Kecamatan Banjar Kabupaten Buleleng, tradisi ini sudah berusia ratusan tahun yang dikenal dengan menanak nasi di luar rumah, tepatnya di pinggir jalan di Desa Banjar. Menurut kisah Leluhur Nyakan Diwang ini merupakan rangkaian perayaan Hari Raya Nyepi, yang dinyatakan sebagai bentuk pembersihan rumah terutama penyepian dapur setiap keluarga di Desa Banjar. Pelaksanaan nyakan diwang ada waktunya, yakni tepat pukul 03.00 Wita dini hari, seluruh krama Desa Banjar secara serentak keluar rumah, di sela- sela menanak nasi ada juga tradisi saling mengunjungi tetangga untuk bersilaturahmi yang dilakukan tepat pukul 04.00 Wita. Nyakan diwang (memasak di luar rumah) memiliki makna sebagai alat memumpuk kekerabatan serta tali persahabatan antara satu dengan yang lainnya, serta di yakini dapat mensucikan lingkungan dapur yang ada di masing-masing keluarga, sehingga kebahagiaan keluarga dapat terjaga dengan adanya tradisi ini. Sumber : Buku Pen...

avatar
Sri sumarni