Ritual Tifol Tol adalah ritual membuka lahan Suku Abui. Ritual ini biasa dilakukan setahun sekali. Di setiap ritual adat, Suku Abui selalu melakukan tarian lego-lego. Lego-lego ditarikan dengan cara setengah lingkaran dan memutar di tumpukan batu disebut Mesbah yang biasa digunakan suku Abui untuk melakukan ritual adat sambil bersenandung meminta berkah dari para leluhur, dewa matahari, bulan, sungai dan laut. Setelah menari lego-lego, ketua adat memetik buah pinang yang merupakan simbol kesuburan dan kemakmuran agar nanti hasil panen berlimpah. Selanjutnya penghormatan pada leluhur dipimpin ketua adat diatas panggung. Setelah itu, nia tertua memetik semua pinang dan dibagikan masing-masing dua buah untuk tiap orang. Dua pinang mempunyai filosofi bahwa di dunia ada dua hal yang terpenting yaitu hidup dan mati, juga lahir dan meninggal dunia. Setelah pinang dibagi baru semuanya dapat membuka lahan. Sumber: Indonesia Bagus NET https://www.youtube.com/watch?v=dtnNQK5SJp4 Di...
Kematian dan pemakaman menurut adat Sumba berkaitan dengan kebiasaan menurut aliran kepercayaan Marapu. 1. Saat Wafat. Bila seorang Bangsawan wafat, tidak diperkenankan untuk menangis dan belum boleh memberitahu keluarga lain. Jika wafat di rumah sakit, maka almarhum dibawa ke kampungnya untuk diadakan acara Memanggil. Salah satu orang tua harus melakukan pemanggilan dengan menyebutkan nama orang yang wafat sebanyak empat kali. Jika tidak menjawab, maka dikatakan sudah wafat. Ungkapan wafat bagi orang Sumba adalah jika yang wafat seorang bangsawan perempuan, dikatakan " Namberanyaka mbalu, Nanjorunyaka Au " artinya tempayan airnya pecah, balai-balai dapurnya roboh. Jika yang wafat seorang bangsawan laki-laki maka dikatakan " Na Njorunyaka Njara, Na mbatanyaka Landu " artinya Jatuh dari Kuda, patah jambul di kepalanya. 2. Pa Hadangu artinya "Membangunkan" Kepercayaan Marapu berkeyakinan bahwa yang wafat sudah kembali ke negeri leluhur, karena itu Jenaza...
Kampung Kamaru, Desa Tanamanang Kecamatan Pahunga Lodu Kabupaten Sumba Timur - NTT Ritual budaya untuk memohon berkat kepada Sang Khalik agar di musim penghujan tahun berikutnya, tepat pada waktunya yaitu bulan November atau Awal Desember. Ritual tersebut bertempat di muara sungai (mananga). Prosesi ritual adalah : - Pertama, ritual dilakukan di rumah adat Kampung Kamaru dengan tujuan Mohon Ijin pada Sang Khalik bahwa pada hari esoknya akan dilaksanakan ritual adat. - Kedua, mereka pergi ke Muara Sungai untuk melaksanakan Ritual Adat tersebut. - Setelah selesai di muara sungai, kembali ke kampung untuk sembahyang di rumah adat, menyatakan terima kasih kepada Sang Khalik bahwa ritual adat telah selesai dengan lancar dan aman
Pada awalnya sebuah kampung didirikan oleh satu keluarga bersaudara. Kemudian mereka masing masing berkeluarga. Turunan dari setiap keluarga pendiri kampung itu disebut "kilo". Dari generasi ke generasi berikutnya kilo ini bertambah besar dan mereka tetap tinggal bersama dalam satu rumah, makan bersama dari satu periuk yang sama, dari sumber yang sama, dan semuanya dikelola bersama pula. Kehidupan bersama dalam satu keluarga ini dalam bahasa Manggarai disebut "kilo hang neki" yang dalam bahasa Indonesia berarti keluarga besar dan para antropolog mengatakannya extended family. Bila kilo hang neki ini jumlah anggota sudah semakin besar mereka lalu membentuk "panga" sendiri. Panga berarti cabang suku. Namun demikian dalam pembentukan panga baru ini status adik dan kakak tetap dipertahankan. Karena itu ada "panga ase" (adik) dan ada "panga kae" (kakak). Jadi kilo hang neki adalah "wau" (suku) dalam bentuk paling kecil, jadi susunannya adalah, kilo hang neki (keluarga besa...
Ritual untuk mensyukuri panen yang pertama adalah Ekak Na Luwo. Ekak Na Luwo adalah ritual yang dilakukan oleh Suku Soge, di Sikka, Flores. Ritual Ekak Nalu Wo biasanya dilakukan pada kebun adat Suku Soge di wilayah Tana Ai (sebutan bagi etnis yang mendiami wilayah timur Maumere). Ritual ini harus dilakukan di lokasi kebun adat untuk meminta restu para penjaga kampong dan leluhur. Ekak Nalu Wo merupakan ritual adat keempat dimana sebelumnya sudah digelar ritual adat Pahe Uma Weru, Segang, dan Ekak Watar. Prosesi dimulai dengan persiapan beberapa sajian. Sajian tersebut berupa delapan butir telur ayam diletakkan di dalam karak (tempurung kelapa), ditambah sirih pinang, pelang (beras tumbuk) yang juga diletakkan di dalam korak. Ritual dimulai dengan pelang dan sebuah telur ayam diletakkan ke dalam tempat sesaji berupa daun lontar berbentuk segi empat. Pelang ditaruh diatas batu ceper dan isi telur ayam yang sudah dipecahkan juga...
Dalam upacara tradisional Indonesia ini, akan ada dua kelompok yang melakukan “perang-perangan”. Setiap kelompok yang terdiri atas lebih dari 100 pemuda itu “berperang” dengan bersenjatakan tombak dari kayu yang ujungnya tumpul, dan juga mengenakan baju perang dalam adat mereka. Pada bulan Februari atau Maret setiap tahunnya, upacara ini akan digelar untuk menyampaikan doa kepada Tuhan, agar panen mereka pada tahun itu bisa berhasil. Sumber: https://pusakapusaka.com/5-upacara-tradisional-indonesia-yang-unik-dan-khas.html
Menjelang Hari Raya Paskah yang merupakan salah satu perayaan suci dalam umat nasrani, kota Larantuka menjadi pusat perhatian bagi para peziarah, baik itu dalam negeri maupun luar negeri. Tidak lain dan tidak bukan adalah karena di kota ini terdapat sebuah prosesia bernama Semana Santa, tradisi perayaan Pekan Suci Paskah yang telah berusia lebih dari 5 abad. Semana Santa merupakan sebuah perayaan dalam umat Katolik di Larantuka, yang merupakan warisan dari bangsa Portugis pada waktu itu. Akulturasi budaya, agama, dan tradisi – tradisi lokal yang cukup kental menjadikan tradisi ini kuat, mengakar, dan tetap dijalankan setiap tahunnya dan menjadi salah satu prosesi adat yang diminati masyarakat katolik di dunia. Tidak tanggung – tanggung, dalam setiap perayaan paskah, kota Larantuka bisa didatangi hingga ribuan peziarah dari berbagai negara seperti Spanyol, Portugal, Italia, Brazil, Italia dan lain – lain. Semana Santa berasal dari dua kata, ...
Proses meminang anak gadis di kalangan suku Lamaholot, Nusa Tenggara Timur, tergolong unik. Meski masyarakat daerah ini tidak pernah memelihara gajah, sejak ratusan tahun lalu gading gajah dijadikan mahar kawin. Mahar kawin jenis ini, yang dalam masyarakat Lamaholot disebut belis, tak jarang menimbulkan masalah yang cukup rumit, bahkan bagi masyarakat Lamaholot sendiri. Pembicaraan paling alot antara pihak keluarga perempuan (calon istri) dan laki-laki (calon suami) adalah soal berapa banyak gading gajah yang harus diberikan pihak laki-laki sebagai belis bagi calon istri. Dalam konteks itu, status sosial seseorang dijadikan ukuran untuk menentukan banyak/sedikit, panjang/pendek, dan besar/kecil-nya gading. Jika calon istri berasal dari keluarga dengan status sosial tinggi, jumlah gading gajah harus banyak dan panjang. Jika perempuan yang bersangkutan berasal dari keluarga sederhana, jumlah dan ukuran gading bisa dikompromikan. Bagi suku Lamaholot (Flores Timur daratan, Pul...
Parade Kuda Sandalwood di langsungkan di Sumba, Nusa Tenggara Timur. Sumber: https://www.travelagent.co.id/article/traveling-ideas/8-ritual-dan-tradisi-tahun-2018