Menjelang Hari Raya Paskah yang merupakan salah satu perayaan suci dalam umat nasrani, kota Larantuka menjadi pusat perhatian bagi para peziarah, baik itu dalam negeri maupun luar negeri. Tidak lain dan tidak bukan adalah karena di kota ini terdapat sebuah prosesia bernama Semana Santa, tradisi perayaan Pekan Suci Paskah yang telah berusia lebih dari 5 abad.
Semana Santa merupakan sebuah perayaan dalam umat Katolik di Larantuka, yang merupakan warisan dari bangsa Portugis pada waktu itu. Akulturasi budaya, agama, dan tradisi – tradisi lokal yang cukup kental menjadikan tradisi ini kuat, mengakar, dan tetap dijalankan setiap tahunnya dan menjadi salah satu prosesi adat yang diminati masyarakat katolik di dunia. Tidak tanggung – tanggung, dalam setiap perayaan paskah, kota Larantuka bisa didatangi hingga ribuan peziarah dari berbagai negara seperti Spanyol, Portugal, Italia, Brazil, Italia dan lain – lain.
Semana Santa berasal dari dua kata, Semana : pekan dan Santa : suci. Pekan Suci ini dilakukan dalam satu rangkaian panjang, mulai dari Rabu Abu, Kamis Putih, Jumat Agung, Sabtu Suci hingga Minggu Paskah. Prosesi Semana Santa ini merupakan sebuah prosesi agama sekaligus prosesi adat dimana mereka yang berperan dalam perayaan ini adalah suku – suku yang telah ditetapkan sejak dulu kala. Suku – suku yang bertugas adalah Suku Kabelen, Suku Lewai, Suku Raja Ama Koten (Diaz Viera Da Godinho), Suku Kea Alyandu, Suku Ama Kelen De Rosary, Suku Maran, Suku Sau Diaz, Suku Riberu Da Gomes, Suku Lamuri, Suku Mulowato, Suku Lewerang dan suku Kapitan Jentera.
Rabu Abu, atau Rabu Trewa dalam masyarakat setempat adalah prosesi dimana para umat akan berkumpul di kapel untuk melaksanakan ibadah mengenang peristiwa pengkhianatan yang dilakukan oleh Yudas Iskariot terhadap Tersus Kritus, yang berujung peristiwa penangkapan di Taman Getsemani.
Prosesi ini dimulai dari pagi hari, dimana pelaksanaan ibadah dilakukan dan diatur oleh suku – suku yang ada, dan mereka yang akan menjadi pemimpin atau pelaksana dalam prosesi ibadah. Pada malam harinya, seluruh kota Larantuka terdengar gaduh di mana-mana dengan memukul drum, menarik seng di jalan-jalan dan sebagainya sebagai tanda untuk mengingatkan akan gaduhnya prajurit dan serdadu memasuki Taman Getzemani menangkap dan menyeret Yesus.
Berlanjut pada perayaan Kamis Putih, esok harinya. Dalam kamis putih, sejenak Kota Larantuka akan menjadi hening dan syahdu, dimana tidak ada bunyi – bunyian apa pun atau aktivitas yang dengan tingkah kegaduhan yang tinggi. Dalam Kamis Putih, akan dilakukan pemasangan tikam turo (pagar lilin) di sepanjang rute prosesi jalan salib yang akan berlangsung esok harinya. selain itu, pada siang hari di Kamis Putih akan dilakukan upacara “Muda Tuan” yaitu upacara pembukaan peti yang telah ditutup selama satu tahun. Peti tersebut akan dibuka oleh petugas khusus yang telah disumpah sebelumnya untuk melakukan tugas itu.
Ada dua patug yang menjadi sosok penting dalam perayaan Semana Santa, yaitu Patung Tuan Ma dan Patung Tuan Ana. Tuan Ma adalah patung Bunda Maria, sedangkan Tuan Ma adalah patung Yesus Kristus. Patung Tuan Ma akan dimandikan dan dibalut dengan pakaian perkabungan, yaitu sehelai mantel beludru berwarna hitam, ungu dan atau biru. Selesai upacara Muda Tuan, umat akan dipersilahkan untuk bersujud dan memohon berkat.
Esoknya, diadakan prosesi Jumat Agung yang merupakan sebuah prosesi besar dalam pelaksanaan Semana Santa. Ini adalah puncak dari Perayaan Semana Santa. Dimulai dari prosesi mengarak Patung Tuan Meninu (masa kanak – kanak Yesus) yang berada dalam peti jenazah untuk diantar menuju pelabuhan. Di sana, perarakan akan dilakukan dengan menggunakan kapal dan diiringi oleh ratusan perahu.
Arak – arakan besar mengelilingi Kota Larantuka adalah proses jalan salib untuk mengenang prosesi penyaliban Yesus Kristus yang dimulai dengan penyiksaan, perjalanan memanggul salib hingga penyaliban di Bukit Golgota. Masyarakat akan melakukan arak – arakan dengan Patung Tuan Ana yang mengalami penderitaan memilkul salib, sementara Patung Tuan Ma juga ikut diarak, menggambarkan Maria yang sedang berduka melihat putranya disiksa. Dalam arak – arakan tersebut, terdapat delapan titik perhentian agung (armida) , yakni Misericordia (merenungkan janji Tuhan yang mengutus putra-Nya ke dunia), Tuan Meninu (merenungkan Kanak-kanak Yesus), Santo Philipus (merenungkan masa hidup dan karya Yesus selama di dunia), Tuan Trewa (merenungkan Yesus yang ditangkap dan diadili),
Selanjutnya adalah Armida Mater Dolorosa (bersatu dengan Maria mengikuti Jalan Salib Yesus), Benteng Daud (merenungkan saat Yesus dijatuhi hukuman mati), Kuce (merenungkan Yesus yang telah wafat di kayu salib) dan Tuan Ana (merenungkan Yesus yang sudah diturunkan dari salib). Di Armida ini, prosesi berarak kembali menuju Gereja Katedral sebagai akhir dan pusat dari prosesi Jumat Agung. Di armida ini juga Yesus diturunkan dari Salib dan diletakkan pada pangkuan Bunda Maria. Di sini akhir dari sengsara Yesus, seluruh umat dihantar Yesus masuk ke dalam Gereja Reinha Rosari Larantuka.
Malamnya, diadakan Lamnetasi Jumat agung lalu dilanjutkan dengan Sesta Vera pada pukul 20.00 – 01.00. Sesta Vera adalah arak – arakan mengelilingi kota Larantuka dalam keadaan diam dengan ribuan lilin yang dibawa oleh masing – masing peziarah. Suasana duka dan perkabungan menyelimuti prosesi Sesta Vera ini.
Esok harinya, dalam perayaan Sabtu Suci, semua patung diarak kembali ke rumahnya masing – masing. Sesuai tradisi, ketika Patung Tuan Ma dan Tuan Ana telah dikembalikan ke rumah mereka, maka semua patung sudah harus berada di kediaman masing – masing kecuali patung Tuan Menino yang diarak di laut dan masih berada di Selat Gonzalu. Malamnya akan diadakan misa malam paskah di Katedral maupun gereja – gereja yang ada. Esok harinya, di Minggu Paskah diadakan misa untuk merayakan kebangkitan Yesus Kristus.
Prosesi yang telah berlangsung selama ratusan tahun ini merupakan salah satu bentuk dari akulturasi yang ada dalam agama dan budaya. Tradisi yang telah dipelihara sejak 1510 ini merupakan salah satu bentuk devosi yang kuat dari umat Katolik di Larantuka terhadap keyakinan mereka namun tidak melepaskan tradisi dan adat istiadat nenek moyang. Larantuka memang dikenal sebagai kota Reinha de Rosari, Kota Ratu, Kota Maria.
1. Rendang (Minangkabau) Rendang adalah hidangan daging (umumnya sapi) yang dimasak perlahan dalam santan dan bumbu rempah-rempah yang kaya selama berjam-jam (4–8 jam). Proses memasak yang sangat lama ini membuat santan mengering dan bumbu terserap sempurna ke dalam daging. Hasilnya adalah daging yang sangat empuk, padat, dan dilapisi bumbu hitam kecokelatan yang berminyak. Cita rasanya sangat kompleks: gurih, pedas, dan beraroma kuat. Rendang kering memiliki daya simpan yang panjang. Rendang adalah salah satu hidangan khas Indonesia yang paling terkenal dan diakui dunia. Berasal dari Minangkabau, Sumatera Barat, masakan ini memiliki nilai budaya yang tinggi dan proses memasak yang unik. 1. Asal dan Filosofi Asal: Rendang berasal dari tradisi memasak suku Minangkabau. Secara historis, masakan ini berfungsi sebagai bekal perjalanan jauh karena kemampuannya yang tahan lama berkat proses memasak yang menghilangkan air. Filosofi: Proses memasak rendang yang memakan waktu lama mela...
Ayam goreng adalah salah satu menu favorit keluarga yang tidak pernah membosankan. Namun, jika kamu ingin mencoba variasi yang lebih gurih dan harum, ayam goreng bawang putih renyah adalah pilihan yang tepat. Ciri khasnya terletak pada aroma bawang putih yang kuat serta kriukannya yang renyah saat digigit. Resep ini juga sangat mudah dibuat, cocok untuk menu harian maupun ide jualan. Bahan-Bahan Bahan Ayam Ungkep ½ kg ayam (boleh potong kecil agar lebih cepat matang) 5 siung bawang putih 4 siung bawang merah 1 sdt ketumbar bubuk 1 ruas kunyit (opsional untuk warna) Garam secukupnya Kaldu bubuk secukupnya Air ± 400 ml Bahan Kriuk Bawang 5–6 siung bawang putih, cincang halus 3 sdm tepung maizena ¼ sdt garam ¼ sdt lada Minyak banyak untuk menggoreng Cara Membuat Ungkep ayam terlebih dahulu Haluskan bawang putih, bawang merah, kunyit, dan ketumbar. Tumis sebentar hingga harum. Masukkan ayam, aduk rata, lalu tuang air. Tambahkan garam dan kaldu...
Ayam ungkep bumbu kuning adalah salah satu menu rumahan yang paling praktis dibuat. Rasanya gurih, aromanya harum, dan bisa diolah lagi menjadi berbagai hidangan seperti ayam goreng, ayam bakar, hingga pelengkap nasi kuning. Keunggulan lainnya, resep ini termasuk cepat dan cocok untuk kamu yang ingin memasak tanpa ribet namun tetap enak. Berikut resep ayam ungkep bumbu kuning cepat yang bisa kamu coba di rumah. Bahan-Bahan ½ kg ayam, potong sesuai selera 4 siung bawang putih 5 siung bawang merah 1 ruas kunyit 1 ruas jahe 1 ruas lengkuas (geprek) 2 lembar daun salam 2 lembar daun jeruk 1 batang serai (geprek) 1 sdt ketumbar bubuk (opsional) Garam secukupnya Kaldu bubuk secukupnya Air ± 400–500 ml Minyak sedikit untuk menumis Cara Membuat Haluskan bumbu Blender atau ulek bawang merah, bawang putih, kunyit, jahe, dan ketumbar bubuk (jika dipakai). Semakin halus bumbunya, semakin meresap ke ayam. Tumis bumbu hingga harum Panaskan sedikit m...
Sumber daya air merupakan sebuah unsur esensial dalam mendukung keberlangsungan kehidupan di bumi. Ketersediaan air dengan kualitas baik dan jumlah yang cukup menjadi faktor utama keseimbangan ekosistem serta kesejahteraan manusia. Namun, pada era modern saat ini, dunia menghadapi krisis air yang semakin mengkhawatirkan (Sari et al., 2024). Berkurangnya ketersediaan air disebabkan oleh berbagai faktor global seperti pemanasan, degradasi lingkungan, dan pertumbuhan penduduk yang pesat. Kondisi tersebut menuntut adanya langkah-langkah strategis dalam pengelolaan air dengan memperhatikan berbagai faktor yang tidak hanya teknis, tetapi juga memperhatikan sosial dan budaya masyarakat. Salah satu langkah yang relevan adalah konservasi air berbasis kearifan lokal. Langkah strategis ini memprioritaskan nilai-nilai budaya masyarakat sebagai dasar dalam menjaga sumber daya air. Salah satu wilayah yang mengimplementasikan konservasi berbasis kearifan lokal yaitu Goa Ngerong di kecamatan Rengel,...
Kelahiran seorang anak yang dinantikan tentu membuat seorang ibu serta keluarga menjadi bahagia karena dapat bertemu dengan buah hatinya, terutama bagi ibu (melahirkan anak pertama). Tetapi tidak sedikit pula ibu yang mengalami stress yang bersamaan dengan rasa bahagia itu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tentang makna dari pra-kelahiran seseorang dalam adat Nias khusunya di Nias Barat, Kecamatan Lahomi Desa Tigaserangkai, dan menjelaskan tentang proses kelahiran anak mulai dari memberikan nama famanoro ono khora sibaya. Metode pelaksanaan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode observasi dan metode wawancara dengan pendekatan deskriptif. pendekatan deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan fakta sosial dan memberikan keterangan yang jelas mengenai Pra-Kelahiran dalam adat Nias. Adapun hasil dalam pembahasan ini adalah pra-kelahiran, pada waktu melahirkan anak,Pemberian Nama (Famatorõ Tõi), acara famangõrõ ono khõ zibaya (Mengantar anak ke rumah paman),...