Di daerah Kebumen, Jawa Tengah dan sekitarnya terdapat suatu tradisi yang dinamakan acara Enthak-Enthik atau Bongkohan Acara ini biasa diadakan di pagi hari tanggal 10 Dzulhijjah atau bertepatan dengan hari raya Idul Adha. Acara ini memiliki sedikit perbedaan dalam teknis pelaksanaannya di tiap daerah, tetapi kesamaannya adalah setiap keluarga menghadirkan berbagai macam makanan serta jajanan dan dinikmati bersama-sama keluarga dan warga desa lainnya di tempat terbuka sebagai sarana membangun kekeluargaan, terutama bagi yang mudik dari kota. Di daerah Karangsari, Kutowinangun, Kebumen, teknis pelaksanaannya adalah sebagai berikut : 1. Dimulai malam Idul Adha, setiap keluarga di desa menyiapkan makanan dan snack untuk dinikmati bersama di pagi harinya 2. Pada pagi Hari Raya Idul Adha, seluruh keluarga di desa berkumpul di lahan terbuka dekat sawah dengan membawa makanan dan snack yang telah disiapkan malam hari sebelumnya 3. Sebelum makanan tersebut dinikmati, Pak...
Pada zaman dulu ada seorang berandal atau perampok yang bernama Loka Jaya. Pada suatu hari ia bertemu dengan Sunan Bonang dan ia berkeinginan untuk merampok beliau, tetapi Loka Jaya tidak bisa merampoknya. Sunan Bonang menunjuk ke pohon jati dengan jari telunjuknya lalu jadilah pohon tersebut menjadi emas. Dari kejadian itu Loka Jaya diberi nasehat oleh Sunan Bonang lalu Loka Jaya menyerah dan dia ingin menjadi murid Sunan Bonang. Sunan Bonang menyuruh Loka jaya untuk bertapa sambil menjaga tongkat, yang menurut cerita masyarakat sekitar kejadian itu terjadi di daerah Tuban. Ia disuruh Sunan Bonang untuk bertapa didaerah itu selama satu tahun. Setelah satu tahun berlalu, Loka Jaya didatangi oleh Sunan Bonang dan disuruh untuk melanjutkan perjalananya. Lalu berjalanlah dia menuju daerah ternadi dan disitulah ia disuruh untuk menjaga tongkat sunan bonang lagi selama 3 tahun. Ia bertapa didaerah tersebut. Setelah itu ia disuruh melanjutkan perjalanannya ke Demak. Sesampainya dis...
Perayaan syawalan Syawalan, ya sepertinya acara ini yang paling ditunggu-tunggu ketika memasuki lebaran idul fitri di Pekalongan. Seperti yang kita tau kegiatan perayaan syawalan pastinya selalu ada disetiap kota. Tetapi untuk bagaimana pelaksanaan perayaannya pasti berbeda tiap daerah. Begitu pula dengan pekalongan, sebelumnya saya akan menjelaskan terlebih dahulu apa sih yang dimaksudkan syawalan itu? Syawalan adalah perayaan hari ketujuh setelah lebaran yang sangat sayang bila dilewatan. Di Pekalongan sendiri mulai dari wilayah utara sampai ke selatan mempunyai cara perayaan yang berbeda pastinya, tetapi tetap pada satu tujuan bahwa diadakannya acara syawalan ini tidak lain tidak bukan merupakan ujub syukur terhadap rejeki yang telah diberikan oleh Tuhan YME, dengan cara apa? Berikut merupakan rangkaian acara yang dilakukan saat perayaan syawalan tiba : Balon udara Nah balon udara yang dimaksudkan disini bukan balon udara yang bisa di naiki oleh manusia tetapi b...
Keba atau acara tujuh bulanan dimaknai sebagai tradisi untuk meminta keselamatan dan pertolongan kepada Yang Maha Kuasa. Keba atau yang biasanya dikenal dengan acara tujuh bulanan merupakan salah satu tradisi adat jawa. Keba merupakan prosesi adat Jawa yang ditujukan untuk wanita yang sedang hamil pada masa tujuh bulan. Selain meminta doa akan keselamatan dan prtolongan, acara ini disertai pula dengan doa agar si anak menjadi pribadi yang baik dan sesuai yang diharapkan. Prosesinya dimulai dengan siraman dengan tujuan meminta keselamatan untuk si ibu dan bayi yang sedang dikandungnya. Air yang digunakan diambil dari tujuh sumber. Yang melakukan siraman pun adalah orang tua dari kedua belah pihak Dalam acara tersebut, si ibu pun membuat rujak untuk dibagikan kepada para tamu. Konon katanya semakin pedas rujak tersebut menandakan si bayi berjenis kelamin laki-laki. Keluarga si ibu juga membuat bubur, yaitu bubur merah dan bubur putih, yang nantinya bubur itu akan dibagik...
Sepasaran bayi merupakan sebuah ritual atau upacara adat Jawa yang umumnya dilakukan oleh masyarakat Jawa Tengah ketika bayi berumur 5 hari. Upacara ini dilaksanakan berdasarkan pancawara atau sistem lima hari masyarakat jawa yang terdiri dari Pon, Wage, Kliwon, Legi, dan Pahing. Jadi, jika misalnya bayi lahir pada hari Senin-Pon, maka upacara Sepasaran ini akan dilaksanakan pada hari Jum’at-Pahing. Namun, terkadang upacara ini dilakukan setelah tali pusar bayi putus yang biasanya terjadi dalam waktu 5 hari setelah kelahiran. Selama 5 hari setelah kelahiran bayi, tetangga serta keluarga besar akan datang bertamu pada malam hari, menunggu sang bayi untuk dinamakan serta memohon keselamatan bagi sang bayi. Tradisi ini disebut juga sebagai jagong bayen atau jagong bayi . Pada malam kelima upacara sepasaran bayi ini tamu yang data...
Tedhak Siten atau yang bisa disebut juga pitonan merupakan upacara adat jawa yang dilakukan ketika anak baru memasuki usia tujuh bulan. Itulah mengapa penulis membuat judul di tahap awal kehidupan karena upacara ini dilakukan saat anak berumur kurang dari satu tahun meskipun ada beberapa upacara yang dilakukan juga sebelum itu. Upacara ini dilakukan dengan tujuan agar anak tumbuh menjadi seorang yang mandiri. Tedhak Siten sendiri diambil dari Bahasa jawa, ‘tedhak’ berarti turun dan ‘siten’ yang berarti tanah. Upacara ini dilakukan di bulan ketujuh dari kelahirannya. Dalam kalender jawa satu bulan terdiri dari 36 hari maka 7 bulan kalender jawa kira-kira setara dengan 8 bulan pada tahun masehi. Untuk para leluhur, upacara ini dilaksanakan untuk menghormati bumi tempat anak pertama kali berpijak atau berjalan. Selain itu upacara ini juga diiringi doa oleh orang tuanya agar anak tersebut kelak menjadi anak yang sukses. Prosesi Tedhak Siten bermula pada p...
Apa itu Ruwatan? Ruwatan adalah salah satu upacara adat Jawa yang bertujuan untuk membebaskan orang dan/atau komunitas yang wilayahnya rawan marabahaya. Inti upacara ini adalah berdoa, meminta perlindungan dari Gusti Allah dari ancaman bahaya mulai dari bencana alam hingga pengampunan dosa-dosa dan kesalahan yang telah dilakukan hingga mengakibatkan bencana. Upacara yang berasal dari ajaran budaya Jawa ini bersifat sinkretis yang sekarang diadaptasikan sesuai ajaran agama. Apa makna dari Ruwatan? Ruwatan berarti ‘mengembalikan kepada keadaan sebelumnya’—jika keadaannya yang sekarang kurang baik, maka dikembalikan ke keadaan sebelumnya yang baik. Ruwatan bisa juga dianggap upacara adat untuk menolak bala, hingga membuang sial. Apa sejarah dari Ruwatan? Upacara adat ini berasal dari cerita Bathara Kala, yaitu buto (raksasa) yang doyan memakan manusia. Sesajen Sesajen ya...
pelaku cowongan yang harus terdiri dari wanita yang tengah dalam keadaan suci (tidak sedang haid,nifas ataupun habis bersetubuh). Pelaku upacara akan menyanyikan tembang-tembang tertentu yang sesungguhnya itu adalah do’a-do’a/mantra. Cowongan hanya dilakukan pada musim kemarau yang sangat panjang . biasanya ritual ini dilaksanakan mulai pada akhir massa kapat (hitungan dalam kalender jawa) atau sekitar bulan september. Pelaksanaanya setiap pada malam jum’at dimulai pada malam jum’at kliwon. Dalam tradisi masyarakat banyumas, cowongan dilakukan pada itungan ganjil misalnya, 1 kali,3 kali,5 kali, atau 7 kali. Apabila ketika dilaksanakan cowongan satu kali belum turun hujan maka dilaksanakan kali. Begitu pula jika pada ke 3 kali tak lagi turu hujan maka dilaksanakan 5 kali demikian seterusnya hingga turun hujan. Ritual cowongan dimulai dengan mempersiapkan siwur/irus, kemudian irus yang disiapkan ditancapka...
Mayoritas warga Indonesia tentunya familiar dengan Kota Solo. Kota yang menjadi tempat kelahiran Bapak Jokowi ini memiliki budaya yang sangat beragam, mulai dari hasil kerajinan tangan hingga Batik Solo yang terkenal. Tak hanya itu, ternyata kota ini juga memiliki ritual yang tak kalah menarik, yakni ritual malam satu Suro di Keraton Surakarta. Untuk daerah Keraton yang memang masih kental unsur budayanya, malam satu Suro memang dianggap sangat sakral. Untuk merayakannya, Keraton Surakarta akan melepas beberapa ekor kerbau. Kerbau-kerbau yang biasanya ada di kandangnya di keraton ini dibiarkan berkeliaran ke mana pun kerbau itu mau. Kerbau yang dilepas juga bukanlah sembarang kerbau, melainkan kerbau albino atau yang lebih dikenal dengan sebutan "Kebo Bule" yang memang dirawat secara khusus di keraton yang menyimpan cerita unik tersendiri. Ketika kerbau-kerbau ini dilepas, warga akan berbondong-bondong datang untuk menyambut dan melihat bahkan sebisa mungkin menyentuh...