Ritual
Ritual
Ritual Jawa Tengah Pekalongan
Perayaan Syawalan di Pekalongan

Perayaan syawalan

Syawalan, ya sepertinya acara ini yang paling ditunggu-tunggu ketika memasuki lebaran idul fitri di Pekalongan. Seperti yang kita tau kegiatan perayaan syawalan pastinya selalu ada disetiap kota. Tetapi untuk bagaimana pelaksanaan perayaannya pasti berbeda tiap daerah. Begitu pula dengan pekalongan, sebelumnya saya akan menjelaskan terlebih dahulu apa sih yang dimaksudkan syawalan itu? Syawalan adalah perayaan hari ketujuh setelah lebaran yang sangat sayang bila dilewatan. Di Pekalongan sendiri mulai dari wilayah utara sampai ke selatan mempunyai cara perayaan yang berbeda pastinya, tetapi tetap pada satu tujuan bahwa diadakannya acara syawalan ini tidak lain tidak bukan merupakan ujub syukur terhadap rejeki yang telah diberikan oleh Tuhan YME, dengan cara apa? Berikut merupakan rangkaian acara yang dilakukan saat perayaan syawalan tiba :

  1. Balon udara

Nah balon udara yang dimaksudkan disini bukan balon udara yang bisa di naiki oleh manusia tetapi balon udara yang didalamnya berisi mercon serta potongan-potongan kertas. Biasanya masyarakat menerbangkannya pada pagi hari. Dan jangan salah semua balon udara tersebut adalah buatan rumah, tidak hanya orang dewasa anak-anak kecil pun sering membuatnya. Caranya bahan yang digunakan untuk membuat balon udara tersebut di letakan pada pembakaran yang nantinya asap pembakaran tersebut kan masuk kedalam balon dan membuat balon terbang. Sebenarnya untuk menerbangkan balon ini sendiri tidak boleh dilakukan sembarangan karena bisa membahayakan jalur penerbangan, jadi biasanya masyarakat cenderung berkumpul di tanah lapang untuk menerbangkannya bersama-sama. Tradisi balon ini konon katanya merupakan tradisi orang keturunan Indo Eropa zaman dulu yang tinggal di Pekalongan.

  1. Lopis Raksasa Krapyak

Sebenarnya tradisi ini hanya dilaksanakan di satu daerah saja yaitu di Desa Krapyak. Bentukan lopis itu sebnarnya mirip lontong tetapi bedanya lopis terbuat dari beras ketan yang dikukus selama empat hari tiga malam lamanya, memasaknya pun mengunakan dandang yang sangat besar dan pengangkatannya menggunakan katrol. Biasanya lopis dimakan dengan menggunakan kelapa dan gula aren yang dicairkan. Di desa krapyak sendiri pembuatan lopis disini sangatlah spesial karena lopis dibuat sangat besar yang beratnya bisa mencapai 1 ton lebih. Yang lebih asyik lagi di setiap rumah warga pasti juga tersedia lopis dan sewaktu berkeliling biasanya kita dipersilahkan masuk hanya untuk memakan lopis bersama-sama secara cuma-cuma. Biasanya acara dimulai pukul 7 pagi hingga pukul 10. Biasanya setelah doa bersama lopis tersebut dipotong oleh walikota pekalongan lalu di bagi-bagikan kepada penduduk. Untuk acara ini sendiri sebenarnya sudah terlaksana di kota Pekalongan sejak 130-an tahun yang lalu, tepatnya tahun 1855 M. Menurut sejarahnya orang yang pertama mempelopori kegiatan ini adalah KH Abdullah Sirodj. Beliau merupakan salah satu ulama di Krapyak yang masih keturunan Tumenggung Bahurekso (Senopati Mataram). Walaupun sudah berjalan dari sekitar tahun 1855 M tradisi lopis raksasa ini baru populer sekitar tahun 1950 dikarenakan kedatangan Presiden Soekarno ke Pekalongan. Untuk filosofinya sendiri adonan beras ketan yang sangat lengket melambangkan eratnya persatuan pancasila.

  1. Gunungan Megono Linggo Asri

Setelah dua tradisi diatas yang pada umumnya terlaksana di Kota Pekalongan, ada pula tradisi khas yang dilkukan oleh daerah sekitar Kabupaten Pekalongan saat merayakan syawalan yaitu membuat gunungan sego megono. Seperti yang kita ketahui sego megono adalah makanan khas kota Pekalongan yang terbuat dari nangka muda yang di cacah atau di potong-potong dan kemudian dimasak dengan kelapa parut serta rempah-rempah. Di daerah Linggo Asri ini sego megono tadi di buat seperti gunung yang nantinya diarak-arak. Biasanya diarak oleh pasukan yang menggunakan baju batik serta pasukan seni bela diri pencak silat, kelompok rebana dan juga kesenian khas kuda lumping.

  1. Gethuk Lindri

Gethuk Lindri ini juga merupakan kegiatan syawalan yang di lakukan di daerah kabupaten Pekalongan tepatnya di kecamatan Kedungwuni. Tradisi pembuatan Gethuk Lindri ini sangatlah tidak lazim hampir sama seperti pembuatan lopis tadi yang super raksasa, Gethuk Lindri ini juga dibuat dengan ukuran yang tak lazim. Biasanya di buat dengan panjang sekitar 350 meter dan lebar 14 cm. Pembuatan Gethuk Lindri ini biasanya memerlukan waktu sampai 2 hari lamanya.

Nah diatas tadi merupakan acara-acara yang dilakukan oleh masyarakat Pekalongan saat syawalan tiba. Sebenarnya yang paling terkenal di acara syawalan di Pekalongan adalah lopis raksasanya sedangkan hidangan yang lain merupakan hidangan tambahan atau hidangan pendamping saja.

#OSKMITB2018

Diskusi

Silahkan masuk untuk berdiskusi.

Daftar Diskusi

Rekomendasi Entri

Gambar Entri
Tradisi MAKA
Seni Pertunjukan Seni Pertunjukan
Nusa Tenggara Barat

MAKA merupakan salah satu tradisi sakral dalam budaya Bima. Tradisi ini berupa ikrar kesetiaan kepada raja/sultan atau pemimpin, sebagai wujud bahwa ia bersumpah akan melindungi, mengharumkan dan menjaga kehormatan Dou Labo Dana Mbojo (bangsa dan tanah air). Gerakan utamanya adalah mengacungkan keris yang terhunus ke udara sambil mengucapkan sumpah kesetiaan. Berikut adalah teks inti sumpah prajurit Bima: "Tas Rumae… Wadu si ma tapa, wadu di mambi’a. Sura wa’ura londo parenta Sara." "Yang mulia tuanku...Jika batu yang menghadang, batu yang akan pecah, jika perintah pemerintah (atasan) telah dikeluarkan (diturunkan)." Tradisi MAKA dalam Budaya Bima dilakukan dalam dua momen: Saat seorang anak laki-laki selesai menjalani upacara Compo Sampari (ritual upacara kedewasaan anak laki-laki Bima), sebagai simbol bahwa ia siap membela tanah air di berbagai bidang yang digelutinya. Seharusnya dilakukan sendiri oleh si anak, namun tingkat kedewasaan anak zaman dulu dan...

avatar
Aji_permana
Gambar Entri
Wisma Muhammadiyah Ngloji
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
SMP Negeri 1 Berbah
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

SMP Negeri 1 Berbah terletak di Tanjung Tirto, Kelurahan Kalitirto, Kecamatan Berbah, Sleman. Gedung ini awalnya merupakan rumah dinas Administratuur Pabrik Gula Tanjung Tirto yang dibangun pada tahun 1923. Selama pendudukan Jepang, bangunan ini digunakan sebagai rumah dinas mandor tebu. Setelah Indonesia merdeka, bangunan tersebut sempat kosong dan dikuasai oleh pasukan TNI pada Serangan Umum 1 Maret 1949, tanpa ada yang menempatinya hingga tahun 1951. Sejak tahun 1951, bangunan ini digunakan untuk kegiatan sekolah, dimulai sebagai Sekolah Teknik Negeri Kalasan (STNK) dari tahun 1951 hingga 1952, kemudian berfungsi sebagai STN Kalasan dari tahun 1952 hingga 1969, sebelum akhirnya menjadi SMP Negeri 1 Berbah hingga sekarang. Bangunan SMP N I Berbah menghadap ke arah selatan dan terdiri dari dua bagian utama. Bagian depan bangunan asli, yang sekarang dijadikan kantor, memiliki denah segi enam, sementara bagian belakangnya berbentuk persegi panjang dengan atap limasan. Bangunan asli dib...

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Pabrik Gula Randugunting
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Pabrik Gula Randugunting menyisakan jejak kejayaan berupa klinik kesehatan. Eks klinik Pabrik Gula Randugunting ini bahkan telah ditetapkan sebagai cagar budaya di Kabupaten Sleman melalui SK Bupati Nomor Nomor 79.21/Kep.KDH/A/2021 tentang Status Cagar Budaya Kabupaten Sleman Tahun 2021 Tahap XXI. Berlokasi di Jalan Tamanmartani-Manisrenggo, Kalurahan Tamanmartani, Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, pabrik ini didirikan oleh K. A. Erven Klaring pada tahun 1870. Pabrik Gula Randugunting berawal dari perkebunan tanaman nila (indigo), namun, pada akhir abad ke-19, harga indigo jatuh karena kalah dengan pewarna kain sintesis. Hal ini menyebabkan perkebunan Randugunting beralih menjadi perkebunan tebu dan menjadi pabrik gula. Tahun 1900, Koloniale Bank mengambil alih aset pabrik dari pemilik sebelumnya yang gagal membayar hutang kepada Koloniale Bank. Abad ke-20, kemunculan klinik atau rumah sakit di lingkungan pabrik gula menjadi fenomena baru dalam sejarah perkembangan rumah sakit...

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Kompleks Panti Asih Pakem
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Kompleks Panti Asih Pakem yang terletak di Padukuhan Panggeran, Desa Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, merupakan kompleks bangunan bersejarah yang dulunya berfungsi sebagai sanatorium. Sanatorium adalah fasilitas kesehatan khusus untuk mengkarantina penderita penyakit paru-paru. Saat ini, kompleks ini dalam kondisi utuh namun kurang terawat dan terkesan terbengkalai. Beberapa bagian bangunan mulai berlumut, meskipun terdapat penambahan teras di bagian depan. Kompleks Panti Asih terdiri dari beberapa komponen bangunan, antara lain: Bangunan Administrasi Paviliun A Paviliun B Paviliun C Ruang Isolasi Bekas rumah dinas dokter Binatu dan dapur Gereja

avatar
Bernadetta Alice Caroline