Rumah adat mandar merupakan rumah adat yang berasal dari provinsi Sulawesi Barat. Rumah adat ini mempunyai arsitektur bangunan yang mirip dengan bangunan suku bugis dan suku toraja. Ciri khas rumah adat ini adalah memiliki teras yang luas dan mempunyai anak tangga yang jumlahnya ganjil. Selain itu sebagian besar struktur material bangunan berasal dari alam.
Rumah Boyang adalah rumah tradisonal dari Sulawesi Barat. Bahan bakunya berupa kayu dan identik dengan warna hitam serta seperti rumah panggung. 1. Struktur dan Arsitektur Rumah Boyang Seperti halnya kebanyakan rumah adat di provinsi lainnya di Indonesia, rumah Boyang ini juga merupakan rumah adat berstrukturkan rumah panggung yang tersusun dari material kayu-kayuan. Rumah adat Provinsi Sulawesi Barat ini ditopang oleh beberap tiang-tiang yang terbuat dari kayu balok berukuran besar setinggi 2 (dua) meter. Tiang-tiang tersebut akan menopang lantai sekaligus juga atapnya. Pada tiang rumah adat ini tidak ditancapkan ke tanah, melainkan hanya ditumpangkan disebuah batu datar guna mencegah kayu cepat melapuk. Mengingat struktur dari rumah adat ini berupa rumah panggung, maka rumah adat dari suku Mandar ini juga dilengkapi dengan 2 (dua) buah tangga, satu di bagian depan dan satunya lagi berada di bagian belakang rumah. Tangga-tangga tersebut mempunyai anak tangga y...
Rumah adat Mandar berbentuk panggung yang terdiri atas tiga bahagian, sama ”Ethos Kosmos” yang berlaku pada etnis Bugis Makassar. Bagian pertama disebut ”tapang” yang letaknya paling atas, meliputi atap dan loteng. Bagian kedua disebut ”roang boyang”, yaitu ruang yang ditempati manusia, dan bagian ketiga disebut ”naong boyang” yang letaknya paling bawah. Demikian pula bentuk pola lantainya yang segi empat, terdiri atas ”tallu lotang” (tiga petak). Petak pertama disebut ”samboyang” (petak bagian depan), petak kedua disebut ”tangnga boyang” (petak bagian tengah) dan petak ketiga disebut ”bui’ lotang” (petak belakang). Rumah Adat Mandar disebut ”boyang”. dikenal adanya dua jenis boyang, yaitu : ”boyang adaq” dan ”boyang beasa”. ”Boyang adaq” ditempati oleh keturunan bangsawan, sedangkan ”boyang beasa” ditempati oleh orang bias...
Banoa Sibatang atau Banoa Batang adalah rumah adat tradisional Kalumpang. Rumah adat ini memiliki ciri tersendiri pada bagian atap dan keunikan pada bagian bawahnya. Rumah adat ini diyakini berkaitan langsung dengan nenek moyang Austronesia. Hal ini terlihat dari tiang rumah panggung yang disambungkan dengan lantai rumah memiliki pola berbentuk rakit. Hal ini diyakini sebagai jejak warisan bangsa Austronesia yang dulu bermigrasi dari Pulau Taiwan ke selatan dengan menggunakan rakit. Sangat menarik untuk mengunjungi daerah Kalumpang karena daerah ini sudah lama menjadi daya tarik arkeolog untuk meneliti sejarah kehidupan nenek moyang Austronesia. Banyak ditemukan peninggalan-peninggalan nenek moyang yang di yakini sebagai bangsa Austronesia. Kalumpang berada di Hulu sungai Karama, sungai terpanjang di Sulawesi Barat kecamatan Kalumpang Mamuju. Dengan jarak 180 km dari kota Mamuju, namun memiliki jarak 38 km dari pelabuhan Belang-belang pelabuhan utama provinsi Sulawesi Barat....
Baqgoq, perahu kebanggaan yang mulai terlupakan, gambar ini saya ambil di Baqbatoa, perkampungan nelayan tertua di kecamatan Campalagian, kabupaten Polewali Mandar, Sulawesi Barat. Dibawah ini adalah kondisi perahu Baqg oq yang rusak karena dibiarkan begitu saja oleh pemiliknya. Baqgoq memiliki ciri khas perahu Mandar dengan badan agak gemuk, jika dilihat dari bentuk badan kapal maka jenis ini memiliki kecepatan yang sudah jelas lambat. Menurut nelayan setempat, perahu jenis ini mulai tersisihkan karena beralihnya nelayan ke perahu modern, sekali lagi arus modernisasi sedikit demi sedikit mengikis corak budaya yang kita miliki. Tak lama lagi, Baqgoq hanya cerita orang-orang yang pernah melihatnya, ia kemungkinan akan menyusul perahu Pakur yang telah lama punah, digantikan oleh perahu sejenis Sandeq yang dapat kita temukan dengan mudah saat ini di Sulbar, ada evolusi perahu yang terjadi, karena tuntutan modenitas, kemudahan dan faktor efisiensi dan efektivitas. Su...
Sumber : Arsip Museum Provinsi Sumatera Barat Museum Negeri Provinsi Sumatera Barat "Adityawarman" Jl. Diponegoro No. 10 (Lapangan Tugu) Padang 251181 Telp. : (0751) 31523 Fax. : (0751) 39587 Museum Adityawarman dibangun dengan kesadaran perlunya sebuah wadah pemeliharaan warisan budaya di Sumatera Barat sebagai salah satu usaha untuk membendung mengalirnya benda – benda warisan budaya daerah ini keluar negeri. Dalam rangkaian kegiatan usaha penyelamatan benda – benda warisan budaya tersebut, Kepala Perwakilan Departemen P dan K Provinsi Sumatera Barat, Bapak Amir Ali, menyampaikan hasrat dari Gubernur Provinsi Sumatera Barat yang waktu itu dijabat Bapak Harun Zain agar segera membangun “Balai Kebudayaan Minangkabau“, yang akhirnya ditanggapi oleh Direktorat Permuseuman dengan membangun sebu...
Sumber : Arsip.Dok Kota Mamuju (https://2.bp.blogspot.com/) Sama halnya dengan Provinsi lain yang menggunakan masjid agung sebagai landmark daerahnya, begitu pun dengan Masjid Agung Mamuju yang merupakan masjid kebanggaan masyarakat dan landmarknya Provinsi Sulawesi Barat. Masjid Agung Mamuju atau Masjid Syuhada mampu menampung 3.000 jamaah ini memiliki 4 menara yang masing-masing setinggi 75 meter serta memiliki 7 kubah yang mereprentasikan tujuh lapis bumi dan tujuh lapis bumi. Untuk menuju ruang ibadah utama, pengunjung akan menaiki tangga sebanyak 33 anak tangga dari tiga penjurunya. Jadi jumlah keseluruhan yaitu 99 anak yangga yang bermakna jumlah tasbih. Masjid ini menjadi pusat keagamaan umat islam bagi masyarakat mamuju dan Sulawesi Barat. Selain masjid Syuhada, landmark yang berada di Provinsi Sulawesi selatan yaitu Mamuju Citty, Tugu Pahlawan Majene, dan Pantai Manakarra. Sumber : http://albantanipro.blogspot.com/2016/03/landmark-atau-iko...
Usaha pelestarian dan pengembangan kebudayaan nasional tidak dapat dipisahkan dari upaya pendataan dan pengungkapan unsur-unsur kebudayaan pada suku-suku bangsa yang tersebar di berbagai daerah di Indonesia karena merupakan sumber yang potensial bagi terwujudnya kebudayaan nasional. Arsitektur tradisional merupakan salah satu unsur kebudayaan yang tumbuh dan berkembang sebagai proses adaptasi manusia (dalam hal ini suku bangsa) terhadap lingkungan alam dan lingkungan sosial, serta sistem kepercayaan mereka. Sumber: Faisal, Faisal (2008) Arsitektur Mandar, Sulawesi Barat. Departemen Kebudayaan dan Pariwisata, Jakarta. ISBN 9786028099134 http://repositori.kemdikbud.go.id/7464/
Cadik adalah perlengkapan kapal berbentuk bilah yang di pasang pada salah satu atau kedua sisi kapal. Cadik bisa berupa batangan atau lambung yang lebih sempit dari perahu sendiri. Tujuannya adalah menyelaraskan kapal dengan pola arus dan ombak di berbagai perairan Nusantara. Adanya cadik memungkinkan kapal melakukan penjelajahan laut dalam, laut dangkal, pesisir berkoral, dan pertemuan arus laut. Cadik adalah teknologi bahari khas penutur bahasa Austronesia yang memungkinkan untuk pelayaran jarak jauh dari Nusantara sampai ke Afrika Barat dan merupakan perlengkapan perahu peninggalan nenek moyang. Perahu yang tidak memiliki cadik lebih berisiko terbalik ketika diterjang ombak daripada perahu bercadik. Pada masa Hindu-Buddha perkembangan perahu cadik dapat ditemukan dalam relief yang ada di Candi Borobudur terdapat pahatan perahu, salah satunya pahatan perahu cadik. Hal ini membuktikan bahwa sejak zaman dahulu masyarakat Indonesia sudah mengenal teknologi pembuatan perahu. Di cand...