Situs Tingkip berada di Desa Sungai Jauh, Kecamatan Rawas Ulu, Kabupaten Musi Rawas, Provinsi Sumatera Selatan. Untuk mencapai lokasi Situs Candi Tingkip dapat dicapai dengan kendaraan bermotor melalui jalan lintas Sumatera yang menghubungkan Lubuk Linggau-Sarolangun (Kabupaten Bangko, Provinsi Jambi). Sebelum mencapai Sarolangun, di Simpang Singkut pada kilometer 135 dari Lubuk Linggau membelok ke arah timur. Melalui jalan tanah yang sudah diratakan, yang menghubungkan Simpang Singkut pada kilometer 135 dari Lubuk Linggau membelok ke arah timur. Melalui jalan yang sudah diratakan yang menghubungkan Simpang Singkut-Bingkin Teluk, kendaraan dapat terus sampai pada kilometer 12. Dari tempat itu perjalanan masih dilanjutkan dengan berjalan kaki sejauh 200 meter menuju arah kebun karet rakyat. Lokasi runtuhan bangunan candi yang dibuat dari bata terletak di kebun karet pada dataran perbukitan yang merupakan sambungan dari rangkaian perbukitan Situs Candi Lesungbatu. Menuju ke...
Jaringan Irigasi Subak Para ahli juga menyebutkan bahwa Subak juga sebagai sistem teknologi yang sudah menjadi budaya di Bali. Subak sebagai metode teknologi dari budaya asli petani Bali. Fasilitas yang utama dari irigasi subak (palemahan) untuk setiap petani anggota subak adalah berupa pengalapan (bendungan air), jelinjing (parit), dan sebuah cakangan (satu tempat/alat untuk memasukkan air ke bidang sawah garapan). Jika di suatu lokasi bidang sawah terdapat dua atau lebih cakangan yang saling berdekatan maka ketinggian cakangan-cakangan tersebut adalah sama (kemudahan dan kelancaran air mengalir masuk ke sawah masing-masing petani sama), tetapi perbedaan lebar lubang cakangan masih dapat ditoleransi yang disesuaikan dengan perbedaan luas bidang sawah garapan petani. Pembuatan, pemeliharaan, serta pengelolaan dari penggunaan fasilitas irigasi subak dilakukan bersama oleh anggota (krama) subak. Jaringan sistem pengairan dalam subak jika diur...
Setiap Subak biasanya memiliki pura yang disebut Pura Ulun Carik atau Pura Bedugul , yang khusus dibangun oleh para petani untuk memuja Dewi Sri . Sistem pengairan ini diatur oleh seorang tokoh adat dan juga merupakan petani yang disebut dengan Kelian (Klian) yang mempunyai tugas untuk mengawasi dan mengelola subak. Untuk menjadi Kelian subak ini adalah sifatnya sosial, tidak mendapatkan gaji ataupun imbalan. Pembagian atau penyaluran air disesuaikan dengan keanggotaan petani di subak, ada anggota yang aktif dan pasif, keduanya mendapat pembagian air yang berbeda. Inilah dasar keadilan dimana distribusi air disesuaikan dengan kontribusi. --- Pura Ulun Carik adalah pura krama subak yaitu kelompok pura kahyangan khusus sebagai pura swagina oleh para petani anggotanya yang pusat induknya di Pura Ulun Danu Danau Bratan Bali. Pura Ulun Carik pada kutipan artikel Subak Bali dalam kebudayaan Indonesia, pura yang khusus dibangun...
Pura Ulun Danu Batur (juga dikenal sebagai "Pura Ulun Danu," Pura Batur "atau" Pura Bat ") adalah candi terpenting kedua di Bali di Indonesia, setelah Pura Besakih. Dibangun pada tahun 1926, kuil ini didedikasikan untuk Dewi Danu, dewi danau dan sungai. "Ulun Danu" secara harfiah diterjemahkan sebagai "kepala danau". Awalnya, Pura Batur dan desa Batur terletak di kaldera di kaki Gunung Batur, sebuah gunung berapi yang aktif. Letusan dahsyat pada tahun 1926 menghancurkan desa dan kuil, kecuali kuil terpenting, meru yang dipersembahkan 11 tingkat yang dipersembahkan kepada Dewi Danu. Penduduk desa pindah ke tepi kaldera tertinggi dan tertua, di mana mereka membangun kembali desa dan kuil mereka. Candi Hindu ini dibangun pada abad ke-17 untuk menghormati dewi danau Dewi Danu, yang menandai pentingnya Danau Batur (Danau Batur) sebagai sumber air utama di Bali. Sejarah candi berawal dari kerajaan Mengwi saat itu. Kuil meru 11-storie di sini didedikasikan untuk Siwa dan...
Sumber: https://id.wikipedia.org/wiki/Lanskap_kultur_Provinsi_Bali
Sumber : https://id.wikipedia.org/wiki/Lanskap_kultur_Provinsi_Bali
Pura Ulunswi / Pura Ulun Empelan Pura ini berkaitan erat dengan sawah khususnya dan subak pada umumnya. Pura Ulunswi disebut juga Pura Ulun Empelan adalah tempat pemujaan Dewa Wisnu atau Dewi Gangga, sebagai dewanya air, untuk memohon kesuburan dan keselamatan sawah. Karena tanpa adanya aliran air yang teratur, sudah tentu sawah tidak menghasilkan dengan baik. Bendungan atau Empelan itulah tempat menaikkan air sungai, sehingga dapat mengairi sawah yang ada di hilir. Oleh karena itu yang menjadi panyiwi dan pangemponnya, adalah krama subak yang menggunakan aliran air dari bendungan/empelan tersebut. Untuk menambah keyakinan kami kutipkan lontar, yang mengungkapkan tentang keberadaan Pura Ulunswi/Ulun Empelan, seperti : Dalam lontar Maharsi Markandya : …………. ring bukaning we dadi tinambak, wenya iniliraken sawah-sawah ri subak-subak kabeh, winangun ngkaneng Pura, inaranan Pura Ulunswi athawa pajara Ulun Emp...
Pura Ulunswi / Pura Ulun Empelan Pura ini berkaitan erat dengan sawah khususnya dan subak pada umumnya. Pura Ulunswi disebut juga Pura Ulun Empelan adalah tempat pemujaan Dewa Wisnu atau Dewi Gangga, sebagai dewanya air, untuk memohon kesuburan dan keselamatan sawah. Karena tanpa adanya aliran air yang teratur, sudah tentu sawah tidak menghasilkan dengan baik. Bendungan atau Empelan itulah tempat menaikkan air sungai, sehingga dapat mengairi sawah yang ada di hilir. Oleh karena itu yang menjadi panyiwi dan pangemponnya, adalah krama subak yang menggunakan aliran air dari bendungan/empelan tersebut. Untuk menambah keyakinan kami kutipkan lontar, yang mengungkapkan tentang keberadaan Pura Ulunswi/Ulun Empelan, seperti : Dalam lontar Maharsi Markandya : …………. ring bukaning we dadi tinambak, wenya iniliraken sawah-sawah ri subak-subak kabeh, winangun ngkaneng Pura, inaranan Pura Ulunswi athawa pajara Ulun Emp...
Pura Sagara memiliki kaitan yang sangat erat, oleh karena dalam kepercayaan dari lautlah datangnya “mrana/marana”. Maka upacara Panangluk Mrana/Marana dilaksanakan bertempat di Pura Sagara. Pelaksanaannya pada sasih Kenem, Kepitu, Kawelu dan Kasanga atau hari-hari yang baik untuk melakukan Bhuta Yajna. Sumber: https://balebengong.id/kabar-anyar/melindungi-sawah-mempertahankan-jati-diri-bali.html