Museum Seni Lukis Kontemporer Nyoman Gunarsa berlokasi di Papringan, Yogyakarta , dirintis oleh Nyoman Gunarsa yang prihatin atas kenyataan bahwa Yogyakarta sebagai kota seni budaya kekurangan museum seni rupa yang representatif, sekaligus untuk meningkatkan apresiasi masyarakat terhadap seni lukis. Museum ini diresmikan pada 31 Maret 1989 oleh Sri Paku Alam VIII dan Clare Wolfowizt. Museum ini menyimpan sejumlah karya seni lukis kontemporer, di antaranya lukisan "Subali-Sugriwa" dan "Spirit Hamengkubuwono IX". Namun pada tahun 2010, aktivitas museum ini dipindahkan ke Bali dan museum yang di Yogyakarta dinyatakan ditutup. sumber : https://id.wikipedia.org/wiki/Museum_Seni_Lukis_Kontemporer_Nyoman_Gunarsa
Ulasan Singkat Museum Keraton Yogyakarta Museum Keraton Yogyakarta terletak di tengah kota Yogyakarta. Dekat dengan Alun-alun Utara Yogyakarta. Museum ini Bernuansa budaya Jawa dengan daya tarik utama Karaton Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat. Sejaran mencatat bahwa Kraton Yogyakarta telah dibangun sejak masa pemerintahan Sultan Hamengku Buwana I pada 7 Oktober 1756 yang disempurnakan kemudian oleh para sultan berikutnya. Di masa pemerintahan Sultan HB IX, kraton dibuka agar masyarakat luas dapat menikmatinya. Anda akan menyaksikan keagungan, kemegahan, dan kewibawaan para raja dan keluarganya saat memegang pemerintahan dari masa ke masa melalui koleksi kristal, kereta, kain batik, lukisan Raden Saleh, gamelan pusaka, hingga koleksi pribadi Sri Sultan Hamengku Buwana IX. Museum Keraton Terbagi Dari : Museum Sri Sultan Hamengku Buwono IX Museum Kristal Museum Batik Museum Pameran Lukisan dan Foto Koleksi Museum...
Ulasan Singkat Museum Pura Pakualaman: Di dalam kompleks Kraton Pura Pakualaman terdapat sebuah museum yang benama Museum Pura Pakualaman. Museum tersebut berisi benda-benda bersejarah peninggalan masa Sri Pakualam I sampai Sri Pakualam VIII. Museum tersebut dikelola secara swadaya oleh keluarga Kraton Pura Pakualaman. Pengunjung dapat masuk ke Museum Puro Pakualaman melalui Regol (gapura) Wiwara Kusuma (berhiaskan lambang mahkota Praja Pakualaman dan tanaman lung-lungan). Benda-benda bersejarah yang ada di dalamnya antara lain: foto-foto bersejarah, perkakas rumah tangga, baju tradisional, senjata, hingga kereta kuno. Pemandu akan menemani dan menjelaskan secara lengkap tentang cerita dan latar belakang sejarah dari benda-benda yang dipamerkan. Jam Buka Museum Senin - Jumat : Pukul 09.00 - 14.30 WIB Sabtu : Pukul 09.00 - 12.00 WIB Minggu : Tutup ( kecuali ada reservasi sebelumnya ) Harga Tiket Tidak diten...
(Foto: Dokumentasi Museum Batik Yogyakarta) Tentang Museum Batik Yogyakarta Museum Batik Yogyakarta terletak di Jl. Dr. Sutomo No. 13 A Yogyakarta dan didirikan pada tanggal 12 Mei 1977 atas prakarsa keluarga Hadi Nugroho. Masih adanya perhatian yang besar dari masyarakat termasuk wisatawan asing pada batik, mendorong keluarga ini merintis pengumpulan kain batik. Dimulai dari kerabatnya sendiri, orang tua, eyang dan generasi Hadi sendiri, hingga upaya merintis sebuah museum batik terlaksana. Koleksi Batik yang ada di Museum ini sangat lengkap. Berbagai jenis batik dari berbagai daerah di Indonesia ada di sini, mulai dari Batik Yogyakarta, Indramayu, sampai daerah-daerah pengrajin Batik Indonesia lainnya. Koleksinya meliputi kain panjang, sarung dan sebagainya yang hingga kini telah mencapai jumlah 400 lembar kain ditambah beberapa peralatan membatik. Koleksi tertuanya adalah batik karya tahun 1700-an. Selain dari koleksi batiknya, Museum Batik...
Ulasan Singkat Museum Monumen Pangeran Diponegoro Sasana Wiratama Yogyakarta Museum ini dibangun untuk memperingati kepahlawanan Pangeran Diponegoro atas jasanya melawan penjajahan Belanda di tanah Jawa memiliki koleksi sejumlah 195 buah termasuk beberapa peninggalan artefak yang berada di luar gedung seperti tempat wudhu, comboran (tempat minum kuda), yoni dan dinding berlubang (tembok jebol) yang merupakan jalan meloloskan diri Pangeran Diponegoro dari kepungan Belanda. Sebagian besar Koleksi berupa peralatan perang di masa pra kemerdekaan seperti keris, tombak, pedang, cincin, subang, timang, bedhil, tameng, bandhil, perlengkapan kuda dan panah. Monumen ini merupakan bukti kegigihan Pangeran Diponegoro, seorang putra Sultan Hamengku Buwana III yang pada tahun 1825 - 1830 melakukan perlawanan terhadap kolonialisme Belanda. Dinding yang jebol merupakan artefak yang dapat Anda lihat di sana. Dinding ini dijebol oleh sang pangeran deng...
Ulasan Singkat Museum Pergerakan Wanita Indonesia Gedung Mandala Bhakti Wanitatama merupakan perwujudan hasrat wanita Indonesia untuk mendirikan monumen yang menandai kesatuan gerak dan langkah wanita Indonesia dalam perjuangan, yang dilandasi cita-cita kongres Perempuan Indonesia yang pertama tahun 1928 di Yogyakarta. Pembangunan monumen yang berwujud gedung ini ditugaskan kepada Yayasan Hari Ibu yang didirikan pada tanggal 15 Desember 1953. Berkat jasa almarhum Sri Sultan Hamengkubuwono IX selaku penasehat Yayasan Hari Ibu pada waktu itu monumen dapat menempati lokasi yang strategis ini. Adapun peletakan batu pertama dilaksanakan pada puncak acara peringatan Seperempat Abad Kesatuan Pergerakan Wanita Indonesia pada tanggal 22 Desember 1953. Gedung yang pembangunannya dilaksanakan secara bertahap ini diresmikan oleh Presiden Soeharto pada tanggala 22 Desember 1983, dan dipersembahkan penggunaannya kepada pergerakan wanita pada khususnya dan masya...
Tentang Museum Dharma Wiratama Yogyakarta Museum Dharma Wiratama terletak di Jl. Jend. Sudirman No. 75 Yogyakarta . Museum ini milik TNI Angkatan Darat yang lebih merekam kisah perjuangan pada masa sesudah Indonesia merdeka. Pada tahun 1950-1980, gedung museum ini digunakan sebagai markas komando resirem (makorem). Pada tahun 1980, fungsi gedung diubah menjadi museum Dharma Wiratama hingga sekarang. Museum ini lebih banyak menyimpan dan mempertontonkan alat-alat perang besar pada zaman dulu, selain itu juga tersimpan foto-foto pejabat angkatan darat RI. Semua koleksi di museum ini terutama yang kecil, disimpan dalam almari besar yang diberi kaca, dan beralaskan karpet berwana merah. Apabila Anda ingin mengetahui kehebatan TNI Angkatan Darat, Anda bisa berkunjung ke museum ini. Museum ini menyimpan berbagai jenis senjata dari Tank Stuart MK I dan II buatan Amerika hingga samurai, golok, pistol, senapan, dan beragam senjata lainnya. Disajikan pula tiruan dapur u...
"Anak-anakku, Tentara Indonesia, kamu bukanlah serdadu sewaan, tetapi prajurit yang berideologi, yang sanggup berjuang dan menempuh maut untuk keluhuran tanah airmu. Percaya dan yakinlah, bahwa kemerdekaan suatu negara yang didirikan di atas timbunan runtuhan ribuan jiwa harta benda dari rakyat dan bangsanya, tidak akan dapat dilenyapkan oleh manusia, siapapun juga" (Panglima Besar Jenderal Sudirman). Desa Bantarbarang, Kecamatan Rembang, Kabupaten Purbalingga, Karisidenan Banyumas menjadi saksi lahirnya seorang bocah kecil pada hari senin pon tanggal 24 Januari 1916. Tangisnya merupakan tanda awal lahirnya salah satu tokoh besar dalam revolusi Bangsa Indonesia. Ayahnya Karsid Kartawiraji dan Siyem, ibu yang melahirkan sang bocah memberikannya nama Sudirman. Sedangkan ayah angkatnya Raden Cokro Sunaryo menambahkan nama Raden di depan nama Sudirman. Menjalani pendidikan formal di Taman Siswa, lalu melanjutkan pendidikan di HIK Muhammadiyah Solo. Pada tahun 1934 Raden Sudirm...
Tentang Monumen Jogja Kembali Yogyakarta Yogyakarta pernah menjadi ibukota Republik Indonesia pada 1946-1949. Di masa itu, Yogyakarta juga menjadi kota revolusi yang penuh dengan perjuangan untuk mempertahankan kemerdekaan dan pengakuan kedaulatan. Beragam peristiwa bersejarah terjadi dan Anda dapat melihatnya kembali dengan mengunjungi museum ini yang merepresentasikan kembalinya ibukota Yogyakarta sebagai tanda berakhirnya kekuasaan kolonial Belanda. Di dalamnya Anda dapat menyaksikan diorama-diorama dan beragam koleksi yang mengisahkan perjuangan bangsa Indonesia. Monumen Yogya Kembali didirikan di Ring Road Utara Yogyakarta . Monumen ini didirikan untuk memperingati bahwa kota Yogyakarta pernah kembali menjadi ibu kota negara Republik Indonesia pada tanggal 6 Juli 1966. Monumen ini terdiri dari 3 lantai. Lantai pertama berisi musium, perpustakaan, auditorium dan kafetaria. Lantai 2 terdapat 10 diorama menggambarkan garis besar perjuangan Yogyakarta untuk mempertah...